1. Pertemuan

6.9K 490 503
                                    

Definisi kamu adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan seni

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Definisi kamu adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan seni. Kamu seni terindah yang pernah aku lihat, yang baru sekali aku lirik, langsung membuat ingatan-ingatan senyummu berkeliaran dengan bebas di ruang pemikiranku.

Kamu adalah pintu terbaik untuk menuju suatu keindahan. Disaat orang lain memarahiku, mengomeliku, juga memusuhiku. Yang kamu lakukan hanya tersenyum kemudian berjalan mendekat. Sebelumnya aku tidak tahu siapa nama karya terindah Tuhan ini. Sebelumnya juga aku jarang melihatnya di sekolah. Apa karena aku terlalu sibuk?

Aneh, satu kata yang mungkin dapat mewakili perasaanku hari ini. Di awal hari menjadi kelas 12 yang tampak sibuk. Ternyata seni terindah ini, yang mungkin dari kelas lain. Datang bermain di kelasku. Tidak hanya di kelasku tapi mulai merambah ke otakku juga menjalar ke hatiku.

Walaupun sedari tadi aku menggunakan earphone-ku. Aku masih bisa mendengar deru tawamu, juga cara kamu bermain dengan temanmu yang lain. Seakan semakin menguat dan membentuk paragraf tanpa titik. Iya, aku ragu sebenarnya. Tapi mengapa rasa kagum ini seperti tanda koma, yang harus diteruskan dan tidak mau berhenti di tempat pemberhentian yang tidak tepat. Dia terus berjalan beriringan dengan hatiku, bukan logikaku.

Melihatku yang tampak aneh dan lunglai, kamu menepuk bahuku. Tersenyum dan bilang, "Gue Arga, gue duluan ya!"

Cukup dengan kata-kata itu saja bisa membuatku membeku. Aku kehilangan arah, bagai perahu kosong yang terombang-ambing dan kehilangan nahkoda. Namun, di sisi lain ada yang berbeda.

Saking tidak percayanya, aku bergegas keluar untuk memastikan kejadian tadi benar adanya, atau hanya ilusi bodohku saja. Benar saja, kamu ternyata sudah memakai jaket merahmu itu. Di luar hujan, sore ini juga sangat dingin.

Lalu kamu tetap saja betah berbincang lama dengan sahabatmu yang lain. Di bawah rintikkan hujan yang seharusnya menyakitkan.

Perlahan aku malah mendekat dan ingin bisa mengobrol bersama. Tapi, murid yang keindahannya tak terdefinisikan sepertimu itu pasti sulit kuraih. Sekalipun bisa mendapati potongan senyum dan sedetik tatapan teduhmu saja, rasanya pasti sangat senang.

"Eh, ngapain di situ? Lo bakal kehujanan," lalu kamu mendekat, sahabatmu yang lain mengernyitkan dahi.

Kalau saja boleh aku jawab, aku sedang menyaksikan karya terindah Tuhan di depanku.

"Gue, gue udah terbiasa kok hujan-hujanan," kataku mencoba berbohong. "Lo sendiri kenapa nggak pulang, kan kehujanan juga?"

Kamu berjalan mendekat ke arahku, tepatnya di bawah pohon sekolah yang nampak rindang.

"Belum mau nih, masih ngobrol sama temen-temen gue. Oh iya, ulangin deh gue Arga, nama lo siapa?" Kamu mengulurkan tangan kepadaku.

Detik juga aku merasa ada yang berubah, meraih tanganmu yang basah karena air hujan yang rintiknya cukup deras. Aku malah merasakan kehangatan. Definisi kehangatan yang nyaman. Definisi genggam yang nyaman tapi juga merasa aman. Belum lagi seulas senyummu yang nampak biasa namun terlihat luar biasa untukku.

"Rasya," ucapku gemetar.

Lalu saat itulah artian sebenarnya bahwa hujan itu baik. Katanya, aku benci hujan. Kata Mamah hujan hanya akan membuatku kebingungan, kedinginan, dan kehilangan. Tapi, apakah kini hujan dan aku saling berbaikan?

"Ras, lo dari kelas 12 IPS 1 ya?"

Aku mendengarkan baik-baik dan meminta teman baruku—hujan agar sedikit memelankan suara rintiknya. Agar aku bisa mendengar suara Arga yang saking lembutnya, aku butuh mencerna kalimatnya lagi.

"Oh, iya kelas 12 IPS 1. Lo kelas berapa, tumben banget main ke kelas gue?" Aku bertanya balik.

"Oh itu, temen-temen gue kebanyakan dari kelas 12 IPS 1, jadi karena pisah kelas mungkin gue bakal sering-sering main ke kelas lo." Kamu tertawa pelan, "Oh iya, gue udah kenal lo sebenernya dari lama."

Aku mengernyitkan dahi, tidak percaya akan ucapannya.

"Serius?"

"Iya, gue di ceritain dari temen-temen gue. Dia suka baca cerita lo di wattpad, terus foto-foto lu di instagram juga keren-keren banget. Jago bahasa Inggris pula!" Arga memberikan dua jempol untukku.

Mendengar teman barumu yang telah mengenalmu duluan, lalu pertemuanmu dengan hujan sudah membaik. Di tambah mahakarya Tuhan ini berkali-kali menunjukkan ekspresi senyum untukku. Apakah aku terlalu jahat jika tidak mau sore ini berakhir?

"Gue nggak jago-jago banget sih. Tapi kalo masalah nulis, iya gue suka."

"Kapan-kapan ajarin gue pelajaran ya, lo rangking 1 kan? Iya, kan?" Arga tampak bersemangat berbicara denganku.

"Alhamdulillah iya, eh, ajarin? Gue aja masih belajar Ga."

"Nggak apa-apa, ya? Itung-itung nambah amal baik lo buat lo mau ngajarin orang bodoh kayak gua Ras. Please, mau ya?

Semesta, apakah kita berdamai sekarang? Biasanya setiap senin sore ada saja resah yang tak bisa mengalah dengan panas atau dinginnya Jakarta yang sering berteriak meminta tolong karena disiksa berbagai pilunya kehidupan.

"Boleh deh, boleh." Aku tersenyum, tepatnya tidak tega juga membiarkan temanmu sendiri yang ingin berusaha menjadi pintar.

"Ras, lo tadi kenapa di kelas. Pas gue main bola itu lagi rusuh-rusuhnya kok lo diem aja, ya? Maaf nih gue tanya-tanya." Arga tampak gugup dan menyisirkan rambutnya dengan jemari yang basah karena terkena hujan.

"Oh, em, enggak apa-apa kok. Biar nemu feel nulis aja itu mah," jawabku kikuk.

"Wih, mantep euy! Caranya keren ya! Baru tau gua ada cara begituan Ras, kalo gue praktekin sekarang, tulisan gua bakal sebagus lo nggak ya?"

Dan sore ini terjadi begitu saja tanpa kupikirkan sebelumnya. Tawa lepas dan senyum manismu yang meramaikan sore ini menjadi pemanis cerita di lembar awalku dalam menuliskan tentangmu. Menjadi sebuah kisah yang tak pernah kulupa sampai kapanpun.

Bahkan, pipiku sampai pegal karena terus dibuat tertawa akan tingkahmu yang cool dan ternyata lucu.

Dan yang kudapati satu hal: obrolan kita cukup menyenangkan, kamu wujud remaja baik yang ceria. Kamu wujud orang baik yang tidak suka bicara kasar.

Kamu kehangatan senin sore yang hadir saat dinginnya Jakarta.

Tawamu juga menjadi candu yang selalu aku putar kalau aku lagi rindu. []



- - -
Author's Note:

Hai! Work terbaru lagi nih! Gimana? Minta pendapatnya dong hehe. Semoga bisa update terus dan maunya terjadwal hehe. Oke makasih ya udah mau baca. Semoga suka sama ceritanya ya! Jangan lupa tinggalkan jejak, ya!

- Adaptasi -

12 Desember 2017

Warm Constellations Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt