Gak rindu?

614 27 1
                                    

Saat sampai di sekolah aku turun dari mobil, hari ini aku diantar oleh supir Ayahku yang masih bekerja di rumahku sebagai keamanan, entah kenapa rasanya aku malas bawa mobil. Aku berjalan melewati koridor sekolah menuju kelasku, tanpa kusadari mataku terus berselancar mencari sosoknya yang sejak kemarin tidak pernah muncul lagi dihadapanku.

Saat berada didekat kelasku aku langsung berbelok dengan mataku masih celingak celingukan kebelakang mencari sosoknya tanpa kusengaja aku menabrak seseorangan di ambang pintu kelas. Aduh, aku merutuki diriku sendiri.

"Hei?"

Wait! Suara itu? Kenapa ada di kelasku? Aku gak salah masuk kelas kan? Aku memberanikan diri mendongakkan mukaku dan benar saja dia, dia sosok yang aku cari tengah berdiri didepanku dengan senyuman manisnya. Dan tunggu... kelas? Ini juga benar kelasku.

"Kenapa melamun nona?" Suaranya menyadarkanku. "Eh kenapa?" Tanyaku gelagapan. "Eh, jangan ngelamun dong," ucapnya. "Sorry, kamu ngapain disini?" Tanyaku, kurasakan teman-temanku yang sudah berada didalam kelas memperhatikan kami, jadi kutarik dia menuju depan kelas dan duduk di kursih yang tersedia.

"Mau liat kamu, tadi gak sempat jemput. Sorry," katanya. "Cuma mau liat aku?" Tanyaku. "Hmmm kurasa begitu," jawabnya. "Rindu?" Tanyaku membuatnya terkekeh. "Haha kamu ingin aku merindukanmu?" Tanyanya menaikkan keningnya.

"Gak juga," jawabku sedikit kesal sambil menyandarkan kepalaku disandaran kursih.

"Ok, mau jawaban yang jujur atau yang kagak?" Tanyanya. "Kalo jujur iya, aku rindu nona pelangi. Kalo kagak, yah aku gak rindu, bahkan ingat pun kagak haha."

Aku tersenyum sendiri mendengarnya. "Kenapa tersenyum? Ada yang manis dengan kata-kataku?" Tanyanya masih sama, pertanyaan berantai.

"tadi malam, aku ingin kamu mampir dimimpiku," ucapku membuatnya melirikku dengan menampakkan senyum jahilnya. "Oh yah?"

"Kok kamu nyebelin?"

"Kamu gak kasi tau aku sih, andai kemarin kamu kasi tau aku kalo kamu mau aku mampir kemimpimu. Pasti aku gak akan pergi k_"

"Pergi kemana?" Potongku cepat.

"Aku gak akan pergi kemimpiku sendiri, karna mengisi mimpimu kurasa lebih indah dibanding mimpiku sendiri."

Entah kenapa aku tiba-tiba tertawa mendengar penuturannya. "Emang bisa?" Tanyaku menaikkan kening. "Hmm keknya kagak deh, tapi nanti malam aku coba. Mau?" Tawarnya.

"Hmm boleh," jawabku tersenyum. "Btw, ini aku bawain roti buat kamu, belum sarapan?" Dia menyodorkan tupperwere persegi kearahku. Aku menatapnya lalu menatap kotak itu. "Kurasa kamu belum sarapan," ucapku.

"Iya, kamu kok tau?" Jawabnya diikuti pertanyaan. "Aku cenayang kali yah?" Aku pura-pura berpikir. "Gak boleh," ucapnya cepat. "Kenapa?" Tanyaku.

"Hanya Allah yang tau, gak boleh kamu."

"He?"

"Maksudku, cenayang itu gak ada," katanya gemas.

"Hehe bercanda kok, oh iya gak boleh juga mampir kemimpi."

"Kenapa?"

"Gak tau," aku nyengir menghadapnya.

"Hehe kamu kok lucu?"

"Emang, pake banget malah." Aku mengedip-ngedipkan mataku jahil, Entah kenapa sejak bertemu dengannya aku tak begitu menjaga image didepannya.

"Iya bener. Kamu dapat nilai seratus," katanya membuatku bertanya, "kenapa?"

"Karna udah tau, kamu imutnya pake banget."

"Hmm emang aku taunya dari dulu kok," ucapku. "Kenapa gak kasi tau dari awal?" Dia bertanya. "Hmm kurasa kamu udah tahu," jawabku.

Tentang dia (END)Where stories live. Discover now