t.en

1.7K 270 164
                                    

Guanlin melihat kearah jinyoung. Dilihatnya keadaan  jinyoung yang sudah tak berdaya dan netranya menatap  guanlin sendu seakan menyalurkan pesan "tolong bantu saya kak".

"Fuck gua mesti apa ?". Batin guanlin.

Guanlin masih terus bertengkar dengan fikirannya. Netra nya terus memandang bergantian kearah jihoon dan jinyoung. Masih berperang batin apakah dia mesti membantu jinyoung yang notabene adalah mainan nya atau membantu jihoon untuk ikut membully jinyoung yang notabene adalah sahabatnya.

Entah mengapa saat ini hati guanlin berkata "tolong jinyoung" sedangkan fikiran nya berbanding terbalik dengan hatinya.

Saat ini keadaan jinyoung sudah sangat kacau. Tangannya yang tertusuk paku semakin banyak mengeluarkan darah, jika tidak segera diobati sudah dapat dipastikan tangan kecil nya dapat di amputasi karna infeksi.

"Hoon udah hoon". Guanlin berucap lirih sambil menunduk. Jihoon yang mendengar samar kemudian mengerutkan keningnya bingung.

"Maksud lo apa si lin ? Lo mau gua udahan ngebully dia ?". Kata jihoon sambil memandang nyalang ke arah guanlin.

Dengan cepat guanlin menarik tangan jinyoung membawanya pergi dari gudang untuk membebaskan nya dari bullyan jihoon.

"GUANLIN SHIT". teriak jihoon kesal dengan apa yang di lakukan sahabatnya itu.


"kak guanlin tolong lepasin saya kak, argh, tangan saya sakit". Jinyoung meringis karna saat ini guanlin menarik pergelangan tangan nya untuk berlari meninggalkan gudang itu.

"Ck. Udah diem lo ikut gua aja. Lo ga mau kena bully jihoon lagi kan ?". Guanlin membalas kata kata jinyoung.

"Ta-tapi tangan s-saya-".

"Shut up or i rape you in here right now". Ancam guanlin dengan nada dingin.

Jinyoung yang mendengar apa yang di katakan guanlin padanya hanya bisa diam. Dia merasa takut dan terancam saat ini.

Beberapa menit kemudian setelah kejadian melarikan diri dari jihoon, mereka kini entah mengapa sudah berada didalam mobil guanlin.

Jinyoung yang merasa ketakutan hanya diam membungkam mulutnya sambil menunduk dalam, tak berani menatap sekeliling apa lagi menatap guanlin yang berada di sebelahnya sekali pun.

"Sekarang kita kerumah gua, pake nih biar ga sakit". Guanlin melempar jaket yang tadi di kenakan nya.

"Sa-saya mau pulang kak". Terdengar suara bergetar dari jinyoung, sudah dipastikan laki laki manis ini sedang menangis sekarang.

"Gua serius soal anceman gua tadi. Lo nurutin gua sekarang atau gua bener bener ngelakuin anceman gua yang tadi". Kata guanlin final.

Jinyoung yang mendengar itu langsung memakai jaket guanlin cepat. Kemudian dia kembali menunduk, memandang tangannya yang masih terus mengeluarkan darah.

Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di rumah guanlin. Jinyoung sedikit tercengan dengan tempat tinggal guanlin, bangunan itu bergaya eropa dengan cat berwarna putih, terlihat sangat besar dan luas.

Guanlin menarik jinyoung kekamarnya kemudian mendudukan nya di kasur king size nya.
"Tunggu sini. Jangan kabur". Kata guanlin singkat.

Jinyoung akhirnya sendirian dikamar guanlin, hatinya was was. Matanya memandang sekeliling kamar guanlin. Kamar guanlin lumayan rapih untuk ukuran laki laki urakan sepertinya.

Beberapa saat jinyoung berfikir untuk menyelamatkan dirinya sendiri, ya. Dia harus berani melawan guanlin saat ini demi keamanan dirinya sendiri.

Dilihatnya pintu kamar guanlin terbuka menampakkan laki laki bertubuh tinggi yang sekarang sedang membawa kotak P3K.

Bully-? pandeepwinkWhere stories live. Discover now