PART 5

9.3K 480 5
                                    

Ps. nanti di tengah cerita akan bakalan ada berberapa dialog yang aku ubah fontnya jadi miring artinya flashback dan kalau font yang bold doang itu berarti dunia lain hihi

.
.

Bunyi suara monitor kembali memecahkan indra pendengaran Devina. Ya setelah Devina pingsan berapa hari yang lalu hingga saat ini Benua masih saja betah memejamkan matanya. Hingga saat ini genap lah 1 bulan semenjak Benua kecelakaan dan belum sadarkan diri.

"Benua... Bangun nak... Kenapa kamu betah banget sih tidur kamu ngak kangen sama mama?" tanya Devina lirih sambil mencoba mengajak Benua berbicara.

Benua koma bukan berarti tidak mendengar semuanya kan ketika di alam sadarpun pasti Benua mendengarkan kata dokter pula Benua harus sering di ajakan bicara supaya cepat tersadar dari komanya.

Tittttttt.... Tittttttttt...

Tiba-tiba saja Benua mengalami kejang-kejang disertai bunyi patient monitor yang berbunyi nyaring. Sontak Devina yang panik pun memangil dokter.

"Dokter tolong dok tolong Benua.."

"Permisi bu... Kami akan memeriksa kondisi Benua, ibu bisa keluar sebentar" ucap seorang suster.

"Iya sus, tapi tolong Benua ya sus."

Satu jam berlalu namun dokter yang memeriksa Benua juga belum keluar dari ruangan sehinga membuat Devina cemas karena takut terjadi apa-apa pada Benua.

"Dokter bagaimana kondisi anak saya" ucap Devina langsung berdiri ketika melihat dokter yang menangani Benua keluar dari ruangan ICU.

"Ada berapa hal yang perlu di bicarakan disini bu. Bisa kita bicara di ruangan saya."ucap sang dokter dengan raut wajah yang serius.

.
.

Tangis air mata kini tak mampu Devina bendung semenjak pernyataan dokter tadi siang disampingnya sudah ada sang suami yang memeluknya. Berusaha untuk menyalurkan rasa tenang pada istrinya.

"Setelah kami tim medis melakukan berberapa pemeriksaan ulang kami mohon maaf sebesar-besarnya akibat kecelakaan yang di terima Benua..." ucap dokter yang tiba-tiba berhenti membuat Devina semakin bingung.

"Kenapa Benua dok?"

"Kami menemukan suatu cidera kepala yang cukup serius yang mengakibatkan pendarahan ringan di otak Benua saat ini, sehinga tindakan operasi diperlukan" ucap dokter yang mampu menghancurkan pertahanan Devina.

"A-Apa dok? P-Pendarahan..." ucap Devina lemas.

"Iya bu... Putra ibu mengalami pendarahan intrakranial atau pendarahan yang terjadi di dalam tengkorak Makanya kami membutuhkan keputusan segera untuk melakukan operasi"

"Lakukan yang terbaik dok untuk anak saya, saya mau anak saya sembuh" mohon Devina.

"Baik bu operasi akan segera dilakukan setelah ibu menandatangin surat perjanjian ini" ucap dokter menyerahkan surat perjanjian kepada Devina.

"Surat apa itu dok?"

"Disini dikatakan ibu bersedia menerima segala resiko yang terjadi pada saat operasi" ucap sang dokter.

"Resiko? Apa resikonya dok?"

"Resiko dari operasi ini tidak main main bu. Ada 3 kemungkinan yang akan terjadi yang pertama pasien akan mengalami amnesia. Yang kedua pasien akan mengalami cacat pada otaknya dan ketiga pasien bisa mengalami kematian saat operasi berlangsung." ucap dokter seketika membuat Devina ragu.

ONE DAY (Completed)Where stories live. Discover now