11. Malam Pertama🍬

98.2K 3.2K 44
                                    

Semua persiapan sudah selesai, dari persiapan gedung, cetring, gaun pernikahan, souvenir, photo pre wedding dan juga undangan. Semua berjalan sesuatu dengan yang diinginkan oleh Nana dan Hadi. Sekarang tibalah pada saat-saat yang mereka tungguin, yaitu hari pernikahan dimana acara ijab kabul dan acara resepsi pernikahan mereka di langsungkan.

Pernikahan mereka memang terkesan seperti terburu-buru, bahkan teman sekantor dengan Nana mengira kalau Nana terkena MBA (married by accident) makanya menikah mendadak seperti ini, ditambah lagi selama ini Nana tidak pernah menampilkan seseorang yang mengisi hatinya di depan umum.

Sebenarnya alasan Nana untuk menikah secepat ini apa lagi seminggu sesudah pernyataan yang disampaikannya waktu itu adalah kerna dia takut kalau keputusannya itu akan berubah, makanya Nana lebih memilih mencepatkan pernikahannya, dan pula Hadi sendiri tidak keberatan akan itu.

Tok tok tok

"Siapa??" Tanya wanita itu yang tinggal sendiri di kamarnya. Sementara orang yang meriasnya tadi sudah lebih dulu keluar setelah selesai dengan tugasnya.

"Mas, dek, boleh masuk?" Jawab Dimas.

"Masuk aja mas, aku udah siap kok ini" balas Nana mengizinkan.

Dimas yang sudah rapi menggunakan jas abu-abu beserta dasi merah maroonnya, dan rambut yang ditata sedemikian rapi bertengger di atas kepalanya lalu menatap adik semata wayangnya dengan kagum atas penampilan adiknya saat ini.

"Kamu cantik banget, Dek, Mas sempat pangling lihatnya" ucap Dimas memuji penampilan Nana.

Nana emang terlihat cantik hari ini, dia begitu berbeda dari Nana yang biasanya. Hari ini dia menggunakan kebaya yang bermodel putu ayu berwarna hijau lumut lengkap dengan kain batik coklatnya yang begitu pas lengket ditubuhnya, begitu juga dengan rambut yang disanggul begitu rapi di belakang kepalanya.

"Mulai deh mas, mas tu enggak cocok gombalin aku" ucap Nana yang menghancurkan pujian Masnya.

"Gini ni, dipuji bukannya seneng" ucap Dimas yang hendak melayangkan tangannya dipipi Nana.

"Mas mau ngapain?" Tanya Nana kepada masnya yang menggantungkan tangannya di udara.

"Mau cubit pipi kamu" jawabnya santai.

"Ya Allah mas, enggak lihat aku sudah dandan gini, dan mas mau ngerusak make up aku?? Enggak boleh!" jawab Nana menyelamatkan pipinya dari cubitan Masnya.

Mendengar larangan dari sang adik tersebut Dimas merubah niatnya yang dari ingin mencubit pipi sang adik lalu mengelus lembut kepala adiknya itu, malah tiba-tiba memeluk Nana, sementara Nana bingung dengan prilaku abangnya yang tiba-tiba seperti itu.

"Perasaan masih kemarin ya, Dek, Mas mandiin kamu, mas ajak jalan-jalan keliling komplek. Eh, taunya sekarang sudah besar, sudah mau jadi istri lagi" ucap Dimas memeluk Nana dengan eratnya.

"Jadi istri yang baik ya, dek, nurut apa kata suami, jangan manja-manja, ingat kamu harus ngurus suami dan anak kamu" pesannya.

"Mas tau kamu masih belum terbiasa sama Hadi, tapi mas yakin cepat atau lambat kamu bakalan nyaman sama dia, dia orang baik, Dek, jangan dikecewain, ingat anaknya dia anak kamu juga" sambungnya lagi dengan mengusap pelan punggung wanita itu.

"Permisi, Mbak Nananya sudah selesai? Semua sudah nunggu di bawah, Mbak disuruh segera turun, acara ijab kabulnya akan segera dimulai, Mbak" ucap sopan perempuan yang mendandani Nana tadi.

"Eh iya, Mbak, ini juga mau turun kok, sebentar lagi saya ke bawah" balas Nana sopan lalu kembali menoleh ke Masnya lagi.

"Iya, mas, aku tau kok. Mas percayakan sama aku?"

A Perfect Father (REVISI) - ((SEASON-02 / ARKANA))Onde histórias criam vida. Descubra agora