16. Saran Raka🍬

71.5K 2.5K 47
                                    

Hadi memasuki rumah yang berwarna putih tersebut, dan mendapati anak semata wayangnya sedang asik menonton acara favoritnya. Dia bersyukuur kepada Tuhan, anak yang dibesarkannya hanya dengan seorang diri mampu tumbuh dan berkembang dengan baik seperti sekarang ini, ditambah lagi Tuhan telah mengirimkan ibu sambung yang begitu sayang kepada anaknya tersebut.

"Assalammualaikum" ucap Hadi menyapa anaknya.

"Waalaikumsalam, Papa sudah pulang? Cepat banget, kirain bakalan sampai sore di kantornya" sahut Raka mencium tangan Papanya.

Hadi memilih duduk di sofa kosong sebelah Raka "iya, Papa cuma sebentar ke kantornya, ada berkas yang harus diurus" jawab Hadi mengedarkan pandangannya kesegala ruangan, tetapi orang yang dicarinya tak ditemuinya.

Seolah tau siapa yang sedang dicari Papanya, Raka langsung memberitahu kemana Mamanya pergi sebelum Papanya itu bertanya. 

"Mama lagi pergi, Pa, ke kantor. Bilangnya sih mau ngurus surat resign. Terus, sekalian mau mampir ke rumah Nenek di belakang" ucap Raka.

Mendengar penuturan anaknya itu sekilas senyum sumringah muncul dibibir Hadi, dia enggak menyangka kalau Nana, istrinya benar-benar serius dengan kata-katanya semalam.

"Pa?" Panggil Raka membuyarkan lamunan Hadi.

"Hm?"

"Enggak pegel tu bibir senyum mulu?" Goda Raka dengan polosnya.

Reflek Hadi langsung memeberi tatapan tajamnya kepada Raka, sementara yang diberi tatapan malah ketawa ngakak dengan apa yang dilakuin oleh Papanya itu.

"Makanya, Pa, biasa aja dong ekspresinya, sudah kayak orang lagi jatuh lagi jatuh cinta aja senyum-senyum sendiri" ucap Raka di tengah gelak tawanya.

Hadi mencibir, "siapa? Raka ya, yang lagi jatuh cinta?" balas Hadi menggoda anaknya dengan menyunggingkan senyum mengejeknya.

Tiba-tiba Raka mengehentikan tawanya mendengar ucapan Papanya itu, dia malu kalau Papanya mulai menggodanya dengan kata-kata seperti itu.

"Dih, enggaklah, orang Raka masih kecil juga" balas Raka cemberut.

"Oh gitu, iya-iya, jangan ngegas gitu dong" timpal Hadi tertawa geli lalu mengacak rambut anaknya itu.

Raka cemberut, "Papa mau berangkat keluar Negeri lagi, ya? Kapan?" Tanya Raka diselah ativitasnya menonton TV.

"Besok pagi sih rencananya. Raka tau dari mana? Mama yang bilang?"

"Enggak, tapi tadi waktu Raka ke kamar Papa lihat koper, isinya barang-barang Papa semua" jawab Raka acuh tak acuh.

Hadi yang mendengar jawaban anaknya sedikit bingung, masalahnya dia belum menyiapkan barang-barang yang akan dibawanya. Tapi tanpa berfikir panjang dia sudah tau siapa yang menyiapkan semua barangnya tersebut, siapa lagi kalau bukan istrinya yang semalaman nangis sampai sesegukan.

Tiba-tiba Raka memecahkan ingatan papanya akan kejadian semalam "Papa harus ingat jangan pernah lirik-lirik cewek lain, kalau Papa ngelakuin itu, Raka enggak mau jadi anak Papa lagi. Mama Raka cuma Mama Nana, enggak yang lain!" ancam Raka kepada Papanya.

Hadi menerima ancaman anaknya tersebut dengan sebuah senyuman yang mengembang lebar di wajahnya, kalau dulu dia selalu diingatin untuk jangan makan sembarangan, sekarang diingatkan jangan lirik-lirik cewek lain. Diacaknya rambut anaknya dengan gemesh, dia tau betapa sayangnya anaknya itu dengan Nana yang baru saja menjadi Ibu untuknya.

A Perfect Father (REVISI) - ((SEASON-02 / ARKANA))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang