03.20
Yang masih on jam segini mana suaranya wkwk
#DiRumahAja🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋
Setelah kejadian beberapa hari itu dirumah Lala, Arka dan Lala tidak pernah ketemu lagi atau ngobrol lewat chat apapun. Ya walau pada dasarnya emang mereka tidak pernah ngobrol di chat, tapi kali ini rasanya mereka seperti mengalami fase jauhan.
"Dita nyampein pesen gue nggak sih? Kadang tu anakkan gak bisa di andelin. Untuk dirinya sendiri aja masih bingung mau ngapain, gue lagi pakai acara nambah beban dia" ucap Arka yang lagi uring-uringan di kamarnya.
Dari tadi apapun yang dilakukannya untuk menghilangkan pemikirannya terhadap kedua gadis tersebut selalu saja tidak berhasil, ujung-ujungnya dia ingat lagi sama keduanya. Dita, dia merasa kalau sahabatnya satu itu tidak bisa membantunya. Dan Lala, gadis yang kemarin sempat ia acuhkan karena bingung harus bagaimana.
Tapi setelah ia bercerita pada abangnya, ia tau harus ngapain. Tapi nyalinya buat ngehubungin gadis yang bernama Lala itu tidak ada, ia terlalu gengsi buat memulai, lebih tepatnya ke beraniannya tidak ada.
"Mau ngejelasin semuanya susah banget sih" ucapnya kesel menghempaskan ponselnya sembarangan.
"Jadi Zeka asik kali ya, gak mikirin perasaan dilemma gini" lirihnya, kembali meraih ponselnya yang menampilkan nama Lala disana.
Seperkian detik senyum Arka mengembang, ia dapat ide bagaimana agar ia bisa menemui gadis itu.
Dengan buru-buru ia keluar kamar dan sedikit berlari menuruni anak tangga hingga ia berhenti di ruang keluarga dimana ada Zeka disana sedang duduk selonjoran di sofa panjang dengan santai sedang memainkan pspnya.
"Kanjeng Zeka tersayang" panggil Arka dengan sedikit membungkukkan badannya dan tangan yang di tautkan keduanya seperti sedang memohon.
Mendengar panggilan seperti itu Zeka yang sedang memainkan pspnya didepan TV tampak merasa terganggu dan menghentinkannya sejenak menatap abangnya itu.
"Bolehkah kakanda meminta bantuan terhadap Kanjeng Zeka?" Lanjutnya bertanya masih dengan posisi memohon.
Zeka menatap abangnya dengan tampang bingung sekaligus aneh.
"Adek kenapa? Sakit?" Tanya gadis kecil itu begitu polosnya.
Tiba-tiba wajah Arka berubah cemberut lalu berjalan mendekat dan duduk disamping Zeka dengan kaki terlipat diatas sofa "Zekaaaaaa" rengeknya dengan bibir bawah yang sudah lebih maju, membuat Zeka memilih sedikit memundurkan duduknya menjaga jarak.
Zeka yang tak tau tujuan Abang manjanya itu hanya menatap dengan tatapan sulit diartikan.
"Mau bantuin adek gak?" Tanyanya dengan mengedip-ngedipkan matanya seperti yang biasa Zeka lakukan terhadapnya.
"Bantu ngapain?" Tanyanya kembali pada pspnya.
Arka menunjukkan ponselnya didepan Zeka dengan senyum manisnya "VC Kala dong" jawabnya kali ini dengan wajah yang berusaha diimut-imutin.
Mendengar itu membuat Zeka mengerucutkan bibirnya dan melempar psp yang dipegangnya kesamping.
"Gak mau" jawabnya cepat.
"Loh kok gak mau?" Tanya Arka.
"Zeka tu kesel" ucapnya menghempaskan badannya kesandaran sofa "Zeka belum hafal surah yang disuruh papa. Jadi Zeka belum punya kucing, padahal Zeka mau pamerin sama Kala kalau Zeka juga punya" jawabnya dengan begitu manjanya yang membuat Arka sedikit menyerngitkan keningnya tapi beberapa detik kemudian ia menyunggingkan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Perfect Father (REVISI) - ((SEASON-02 / ARKANA))
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM BACA :) A PERFECT FATHER UDAH END YAH. INI CERITANYA DI GABUNG, DENGAN JUDUL ARKANA :)) so happy reading !! ...