Bagian 3

838 101 10
                                    

“Jiyeon!” Sehun berlari keluar kamar dan melihat Jiyeon tengah berdiri di depan pintu sambil memegang sebuah surat, dan didekat kakinya ada sebuah kotak dengan posisi terguling dengan foto-foto perempuan itu tercecer dilantai.

Dapat dilihatnya tangan yang memegang surat itu bergetar.

“Jiyeon-ah.”

Jiyeon mengalihkan perhatiannya dari surat pada Sehun, sehingga kini pria itu dapat melihat jelas raut ketakutan dan mata berkaca-kaca miliknya.

“Sehun.” Lirihnya.

Sehun menghampiri Jiyeon lalu merebut surat itu dari tangannya.

Annyeong Jiyeon-ku… Beruntung sekali kau masih hidup. Haha… Tapi tidak apa-apa, bagaimana jika kita bermain-main sebentar sebelum kau pergi dari dunia ini? Sepertinya itu akan menyenangkan, haha… Kalau begitu selamat menikmati permainanku Park Jiyeon sayang.

Sehun menatap Jiyeon usai membaca surat itu.

“A…a..pa ini? Itu.. kenapa aku…aku…” Jiyeon tergagap, dia terkejut, takut, dan bingung dengan semua ini.

Melihat Jiyeon yang seperti itu, Sehun membawa perempuan itu ke dalam pelukannya. Mencoba untuk menenangkannya.

“A..aku… apa aku akan mati?”

Sehun mengeratkan pelukannya. “Tidak, kau tidak akan mati. Kau akan baik-baik saja.”

“Tapi__.”

“Kau akan baik-baik saja. Percayalah padaku.”

Saking terkejut dan takutnya, Jiyeon tidak dapat berkata apa-apa lagi. Dan air mata yang mengalir deras dari kedua maniknya adalah bentuk dari keterkejutan serta ketakutannya.

~ Le Samedi ~

12 Desember, 07.00 KST

Sehun membuka matanya, kemudian perlahan bangun dari tidurnya. Tangannya sekilas memegang bahu kanannya yang masih terasa sakit.

SET!

Sehun menengok ke samping dan terkejut ketika tidak menemukan Jiyeon di sana. Seingatnya, semalam Jiyeon tidur disampingnya, lalu kemana dia sekarang?

Melupakan rasa sakitnya, dia kemudian dengan segera turun dari ranjang dan mencari keberadaan Jiyeon.

Helaan napas lega meluncur dari mulutnya saat melihat sosok yang dicarinya tengah duduk diruang tamu sambil menonton televisi. Sehun menghampiri Jiyeon lalu duduk di sampingnya.

.

Jiyeon yang sedang fokus dengan apa yang ditontonnya, menolehkan kepala ketika merasakan kehadiran orang lain selain dirinya.

Ah itu Sehun.

“Kau sudah bangun?” tanya Jiyeon kemudian kembali mengalihkan fokusnya pada televisi.

Sehun mengangguk. “Ya... Kau baik-baik saja?” tanyanya kemudian dengan nada hati-hati.

“Hmm...” Sahutan cukup singkat menjadi jawaban atas pertanyaan Sehun. Kemudian setelahnya tidak ada pembicaraan diantara mereka. Hanya suara dari televisilah yang menggema diruangan itu.

Lima menit berlalu. Dan keheningan itu akhirnya terpecah oleh suara Jiyeon yang bertanya pada sang suami.

“Apa... selama ini, kotak hadiah yang selalu kau bawa adalah kotak yang sama dengan kotak yang aku terima kemarin?” Jiyeon menoleh pada Sehun, menatap pria itu dalam diam, menunggu jawaban.

“..................” Dan alih-alih langsung menjawab. Sehun memilih untuk terdiam sejenak. Menimang jawaban apa yang akan dia berikan pada perempuan itu.

Le Samedi [COMPLETE]Where stories live. Discover now