✖️3✖️

1.4K 116 1
                                    

Mina pov

Kenapa aku berdebar? Tak mungkin aku menyukainya! Aku hanya takut saat ini. Kupukul lengan nya lalu kujitak kepalanya "Ya! Michosseo! Kau mencium ku lagi huh? Mau mati!" Teriakku. "Kau ini sangat kekanakan aku hanya membantu membersihkan sisa eskrim di wajahmu" ucanya santai. Heol benar benar mahluk tak punya fikiran dan tak punya hati! "Ya! Kau bisa membersihkan nya dengan tangan mu, sapu tangan mu atau apalah itu. Atau jika kau mau memberitahunya kepadaku aku bisa membersihkannya sendiri!" Tegasku. "Anni, biar sedikit romantis" jawabnya seadanya. "Heol? Romantis? Kita ini bukan sepasang kekasih!" Bentakku, "maksudmu kau ingin menjadi yeojachingu ku?" Godanya mengangkat sebela alisnya. "Ya! Andwae! Tidak ada yang ingin menjadi yeojachingu JIMIN YANG MENYEBALKAN" balasku menekankan kata 'jimin yang menyebalkan'

"Jinja? Lalu jika bukan pacar apa? Istriku? Nyonya park" Balasnya dengan smirk. "Ya! Jangan seenaknya menganti margaku" ucap ku. Kurasa mukaku memerah entah karena malu atau karena menahan amarah. "Itu hak ku bukan? Mulut juga mulutku" ucap jimin santai. "Ya! Aish namja menyebalkan!" Kuhentakan kaki ku meninggalkan nya.

"Ya! Chamkaman!" Teriaknya. Tak kudengar aku hanya menutup telinga ku sambil melanjutkan langkahku. Sepertinya dia sudah jauh aku tak mendengar suaranya lagi kali ini. 'Fyuh syukurlah' aku mengelus dada ku pelan.

Mina pov end

Hari sudah hampir gelap tak terasa sudah hampir 1/3 jalan mina melajukan kakinya. Hingga ia tersadar "dimana handphoneku?" Gumamnya seraya meraba seragam dan rok yang yang ia pakai. "Mwo!" Ucap mina membulatkan matanya. "PARK JIMIN" teriaknya kesal

"Wae? Ada apa kau memanggilku?" Tanya jimin santai. "Kembalikan handphoneku!" Teriak mina, "Aish kau tak perlu berteriak, tadi aku ingin mengembalikan handphone mu tapi saat ku panggil kau hanya menutup telingamu" tutur jimin jujur "Ya! Cepat kembalikan" ucap mina tak mengubris perkataan jimin. Jimin segera mengeluarkan handphone bercase kucing dan memberikannya ke mina. Mina segera merebutnya dari tangan jimin, " Ya! Kenapa kau bisa disini? Kau menguntitku!" Ucap mina tatapan nya menginterograsi.

"Anniya! Rumahku disekitar sini, lagian juga tak ada gunanya aku menguntit gadis sepertimu" ucap jimin sinis, "Go-ma-wo" eja mina menekankan setiap kata katanya, kemudian melanjutkan perjalanannya. "Ne cheonma, mina-ya chamkaman!" Ucap jimin seraya menyusul mina dengan motornya. Mina yang terpanggil menghentikan jalan nya lalu menatap jimin "Wae?" Tanya mina. "Naiklah" ucap jimin tanpa basa basi. "Andwae" ucap mina datar, "Mau naik denganku atau malam mu akan berakhir dengan para penculik?" Ucap jimin menakut nakuti mina. Dengan terpaksa mina naik di boncengan jimin "kajja!" Ucap jimin, mina hanya memutar mata malas.

"Palliwa! aku kedinginan, sebentar lagi akan hujan" Ucap mina menebak. Tak lama setelah mina mengatakan itu hujan benar benar turun, jimin menepikan motornya disebuah supermarket. Jimin melepaskan jaketnya lalu memakaikannya ke punggung mina.

"Gomawo" ucap mina sedikit mengigil. "Aish kau ini sudah kuberi jaket masih saja kedinginan" gumam jimin. "mendekatlah" titah jimin, mina pun menggeser tubuhnya mendekati jimin, dengan perlahan jimin pun memeluk mina. Mina yang diperlakukan hanya diam karena kenyataanya dia memang kedinginan.

Tak lama hujan pun reda "kajja kita pulang" ajak jimin sedikit canggung. 'Hatchiii!' Mina menolehkan kepalanya ia melihat jimin baju seragam lengan pendeknya basah mina rasa kemungkinan besarnya namja tersebut flu, dari kondisi badanya saja mina sudah bergidik jimin benar benar kuat dengan kondisi basah dan angin yang bertiup kencang. "Pabo" gumam mina tak dapat di dengar oleh jimin seraya tersenyum. Jimin menaiki motor sportya dan berusaha menyalakannya motornya sudah beberapa kali ia mencoba menstarter motonya namun nihil motornya tak kunjung menyala.

"Mina-ya, sepertinya kita harus berjalan motor ku mati karena mesin nya dingin" ucap jimin, mina hanya menganggukan kepalanya "Hm, sebaiknya kau pulang saja 10 menit lagi aku juga akan sampai" balas mina. Jimin menggelengkan kepalanya cepat "Andwae! Hari sudah mulai gelap dan kau ingin berjalan sendirian? Lebih baik aku mengantarmu terlebih dahulu, tidak masalah rumah ku juga berada di dekat sini" ucap jimin tersenyum, mina hanya mengangkat bahu nya acuh lalu melanjutkan jalannya.

"Cih" desis mina, jimin melangkah mengiring mina. Sudah 3 menit mereka berjalan, sedari tadi mina sibuk melihat kakinya yang sepertinya lecet karena sepatunya basah. Jimin yang melihat pun bertanya "Apa kaki mu sakit mau kugendong?" Tanya jimin. "Anni" jawab mina cepat. Jimin mendahului langkah mina lalu berjongkok dihadapannya "Ayo naik" titah jimin, sedangkan mina hanya menatap malas "kau ingin membuatku tambah basah huh?" Sindir mina, mina melepaskan jaket yang tersampir dipunggungnya lalu memakaikan nya kepada jimin "Berjongkoklah!" Perintahnya pada jimin.

Jimin pun berjongkok bersiap mengendong mina "Kua anggap ini sebagai ucapan terimakasihmu" Ucap mina terkekeh, "Terimakasih apanya?" Heran jimin. " tanda terimakasih mu karena aku sudah memberikan mu jaket" ucap mina polos "Cih jaket apanya, ini juga jaket ku jadi untuk apa aku berterima kasih!" Desis jimin, "Ya! Aku mendengarmu!" Ucap mina. "Aku sengaja agar kau mendengarku" sindir jimin, mina hanya memukul punggung jimin pelan.

***

"Ya! Bangun sudah sampai" ucap jimin menggerak badannya maksud untuk membangunkan mina. "Huh? Jinja?" Tanya mina membuka matanya. "Aish bagaimana kau bisa tertidur dalam keadaan seperti ini" gumam jimin pelan sehingga mina tak dapat mendengarnya.

"Turunkan aku" titah mina menepuk pelan pundak jimi, jimin pun berjongkok untuk menurunkan mina. "Geunde, bagaimana kau bisa tau rumahku?" Tanya mina seraya menepuk seragamnya. "I-itu kau tak perlu tau" ucap jimin. "Aku pulang, jangan lupa ganti bajumu dan makan malam. Jaljayo mina~" ucap jimin. "Ne" mina memutar bola matanya lalu masuk kedalam rumahnya.

Setelah sampai di supermarket yang ia dan mina hampiri tadi jimin segera menaiki motornya yang berada di parkiran "mian aku berbohong" gumam jimin, lalu menyalakan motornya dengan mengambil arah berlawanan dari rumah mina.

***

"Pagi tzuyu! Pagi sana!" Sapa mina riang saat memasuki gerbang sekolah. "Wae? Kau terlihat sangat senang hari ini" ucap sana, "Ani" ucap mina kembali memasang muka datarnya. Lalu menyegerakan ke kelasnya "Hati hati mina-ya! Jumpa dikantin!" Teriak sana dari kejauhan.

***

Mina pov

Sudah hampir istirahat tak mungkin dia telat. Apa mungkin dia sakit karena kemarin? Huh! Kenapa aku jadi memikirkannya

"Myoui Mina! Ada apa denganmu? Melamun?" Ucap jungkook ssaem. "Ah mian ssaem" ucapku tertunduk. "Lain kali fokuslah jika sedang belajar" nasihat jungkook ssaem padaku, aku hanya mengangguk lesu.

"Chogiyo jungkook ssaem, kenapa hari ini jimin tak masuk" ucap salah satu teman sekelasku kutolehkan kepalaku ternyata dia taemin teman sebangku jimin.

"Itu karena..........."

***

Tbc

Segini dulu juyu dah cape nulis pegel nih tangan:v semoga feel nya dapet, udah baper ga sih? Moga aja iya. Kechup manja dari taehyung's anae tertanda chou tzuyu sang author :3 😘

I Hate You! [END]Where stories live. Discover now