✖️Epilogue✖️

1.5K 100 4
                                    

⚠️Warn typo bertebaran!
⚠️2000++ Word

Semoga kuat baca ampe akhir nde 🤧

"Oh iya besok adalah hari terakhir kita bisa bertemu menjelang pernikahan, ada baiknya kita datang ke acara pernikahan jungkook ssaem" tutur mina, "Ah ne, aku akan menghubungi taehyung dan jin agar ikut" saut jimin, "Ide yang bagus aku juga sudah lama tidak berkomunikasi dengan sana dan tzuyu" gumam mina yang masih bisa jimin dengar lalu mina mengeluarkan handphone nya dari dalam tas kecil nya dan menghubungi sana.

"Yeobosseo" sautnya diseberang sana. "YA MINA BOGOSHIPOEYO!! KAU JARANG BERKUMPUL DENGAN KAMI LAGI!!! MENGINAPLAH KAMI BERDUA SANGAT MERINDUKANMU!" Teriak sana di seberang dengan enggan mina menjauhkan handpone nya dari telinga "Ne" saut tzuyu yang mendengarnya. "Ya! Kau tidak usah berteriak, aigo untung aku masih bisa mendengar sekarang" omel mina. "Waeyo? tumben kau menelfon ku" tanya sana, "Anniya, aku ingin mengajakmu untuk pergi besok di pernikahan jungkook ssaem dan naeyon" jelas mina "Oh itu, tadinya aku juga ingin mengajakmu juga tapi kau terlebih dahulu menelfon ku" ucap sana. "Jinja? Kalau begitu jangan lupa untuk mengajak jin dan taehyung" ucap mina "Ah ne, kalau itu sudah pasti" ucap sana. "Aku tutup dulu ne, sepertinya aku dan jimin sudah sampai di tujuan" ujar mina, "Ah ne annyeong mina" ucap sana. "Annyeong" jawab mina lalu memutuskan telfon nya.

***

"Ya hahahah jimin itu geli" Tawa mina. "Ayolah mina yang serius, tahan untuk sebentar saja ne" Ujar jimin. "Ta-tapi caramu memegang membuatku geli" ucap mina lanjut tertawa. "Hm baiklah kalau begitu kita ubah saja posisinya saling berhadapan agar mina tak merasa geli" ucap fotografer tersebut, "Ah bagus! Tahan baiklah begitu! Dul,set!" Ucap fotografer tersebut memberi aba aba.

Cekrek...
Cekrek...
Cekrek...

***

Sudah banyak mereka mengambil gambar prewedding, akhirnya mereka mendapat beberapa jepretan yang bagus. Jimin sangat menyukai pose ketika mereka berdua tertawa tidak sengaja karena mina yang terus tertawa karena merasa geli.

"Hm baiklah selanjutnya kita kemana?" Tanya mina sambil memasang sabuknya, "Mencari cincin" ucap jimin mulai melajukan mobilnya membelah jalanan seoul.

***

"Ya! Kubilang aku ingin yang ini" tunjuk mina pada cincin yang tadi dipilihnya. "Tidak yang ini saja" tunjuk jimin pada cincin yang dipilihnya "Ini atau tidak sama sekali!" Ancam mina, "Kau yang akan menyesal jika tidak memilihnya!" Ucap jimin masih setia menunjuk cincin pilihannya, sedangkan pemilik toko hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku kedua calon suami istri ini. "Baiklah ini adalah cara terakhir" ucap mina menarik nafasnya panjang "Kita hompimpa saja, yang menang maka cincinnya yang akan dipakai nanti" usul mina.

"Baiklah" ucap jimin menerima tawaran mina, "kawi bawi bo!" Ucap mina, jimin memasang batu dan mina gunting itu artinya jimin menang. "Yeyyyyy aku menang" sorak jimin girang. Heol mereka benar benar kekanak kanakan, "Ya! Itu tidak adil! Kau curang aku tidak melihatnya tadi" tolak mina ia tidak mau kalah begitu saja, "Baiklah kita ulangi, jika aku yang menang maka aku akan tetap menang. "Kawi bawi bo!" Ucap jimin, mina memasang batu dan jimin juga memasang batu itu artinya seri. "Kawi bawi bo!" Ulang jimin, mina memasang gunting dan jimin juga gunting artinya mereka masih seri. "Kawi bawi bo!" Ulang jimin lagi, jimin memasang kertas dan mina batu itu artinya jimin yang memenangkan permainan ini "Yuhuuu yeayyyy aku memenangkannya" ucap jimin melompat girang sambil berjoget ria yang ia sendiri tak tau gerakan apa, sedangkan mina hanya membuka mulutnya melihat tingkah laku jimin yang heboh membuatnya malu sekaligus rasa tidak percayanya bahwa ia sudah kalah, heol bukankah sedari tadi mereka sudah membuat diri mereka malu sendiri. Inikah yang namanya senjata makan tuan? Ia mengajak jimin memainkan nya ia juga yang kalah.

I Hate You! [END]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz