55%

257 28 0
                                    

"aku tidak mengerti, Jeon Wonwoo!"

Jennie membentak Wonwoo yang masih berkutat dengan buku tebal berisi soal-soal Matematika.

Nafas Jennie berderu. Ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Membenam tangisan yang mulai muncul. Wonwoo yang melihat hal itu menghela nafas dan melepas kacamata berbingkai bulat miliknya.

"ini baru awal, kau tidak seharusnya menyerah"

"....."

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu"

Jennie mendongakkan kepalanya, mata dan hidungnya sudah memerah.

"Aku penasaran fakultas apa yang ingin kau masuki nanti?"

"eum...Sastra Inggris"

"Kalau begitu kenapa kau belajar Matematika, eoh?" tanya Wonwoo dengan nada tinggi.

Dengan wajah polosnya, Jennie menggidikkan bahunya.
"aku melihat semua teman-temanku mempelajarinya, jadi aku juga ikut"

Ptakk!

"Paboya" satu sentilan keras berhasil mendarat di dahi Jennie. Gadis itu hanya meringis dan menatap Wonwoo tajam.

Wonwoo menutup buku tebal soal Matematika sialan itu.
"Kau hanya perlu belajar matematika dasar, tidak sampai level expert seperti ini"

Jennie mengerucutkan bibirnya dan mengangguk lemah.

Ponsel Jennie berdering dan menampilkan pesan dari kekasihnya. Kim Mingyu.

Mingyu : changi-ya, kau bisa datang kerumahku nanti sore?

Jennie : Ah~ Tentu saja. Apa ada sesuatu?

Mingyu : Aniya~ aku hanya rindu padamu. Sampai nanti. Saranghae

Jennie : Nado saranghae♡

Jennie bangkit dari duduknya dengan senyum sumringah.

Wonwoo yang melihat tingkah Jennie hanya melongo tak mengerti.

******

"aku mau menemui Kim Mingyu"

Ucap Jennie kepada 2 pelayan yang sekarang berdiri menunduk. Wajah mereka berdua menggambarkan kecemasan.

"M-maaf, tapi tuan muda tidak ingin di ganggu sementara waktu"

Jennie yang mendengarnya heran.
"heol~ aku ini kekasihnya, lihat! Dia mengirimku pesan"

Gadis itu menunjukkan layar ponselnya.

2 pelayan itu saling menatap satu sama lain.

"mari saya antar"

Jennie tersenyum menang dan melewati pintu depan besar nan megah itu.

Gadis itu sampai ke depan pintu putih yang ia yakin adalah kamar Mingyu.

"Mingyu, ini aku" Jennie membuka pelan kamar Mingyu.

Betapa terkejutnya ia melihat keadaan kamar Mingyu yang sudah seperti kapal pecah. Kasur, meja belajar sudah berantakan.

Ia menemukan sosok kekasihnya sedang menekuk lutut dan memeluknya. Menenggelamkan wajahnya.

"Mingyu! Apa yang terjadi?"
Jennie menghampiri Mingyu dan mengarahkan wajah kekasihnya menatapnya.

Matanya sendu, menyakitkan.

"Maafkan aku, Jennie. Maafkan aku"

Jennie dibuat bingung dengan ucapan lirih Mingyu.

OH MY FAIRYWhere stories live. Discover now