6

2.9K 110 2
                                    

DUA MINGGU SEBELUMNYA, Mata Aelyn melebar saat mendapat berita bahwa Winter sudah siuman dari komanya selama dua bulan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

DUA MINGGU SEBELUMNYA, Mata Aelyn melebar saat mendapat berita bahwa Winter sudah siuman dari komanya selama dua bulan. Dengan penuh semangat Aelyn ingin menghubungi Winter namun Chessy kakak perempuan Aelyn memberitahu bahwa Winter mengalami amnesia yang masih harus melewati observasi. Dan lebih parahnya lagi Winter mengalami kelumpuhan sementara pada kakinya mengharuskan lelaki itu menggunakan alat bantu kursi roda. Mendengar hal itu semakin membuat Ael ingin kembali ke negaranya memastikan sahabatnya itu baik-baik saja. 

Tanpa memikirkan hal lain, Aelyn mengurus cuti untuk dua bulan kedepan dan membeli tiket pesawat termurah. Walau sedikit menentang orang tuanya dia bersikukuh untuk kembali. Awalnya dia juga di tolak untuk mengambil cuti dari pihak kampus karena baru saja dua bulan masuk. Tapi Aelyn memberikan alasan yang logis dan menjelaskan jika urusannya ini benar-benar membutuhkannya dan pada akhirnya setelah melalui proses yang panjang Aelyn berangkat. Bakan profesornya termasuk Jasper memperingatinya hanya dua bulan dan dia harus terus mengirimkan tugas-tugasnya secara online.

Aelyn tiba di negara asalnya Indonesia. Dengan perasaan campur aduk Aelyn mendatangi Gio kakak keduanya yang menjemput. Gio merangkul Aelyn penuh sayang. "Kamu kok kurusan Ael? Kamu jarang makan ya padahal baru dua bulan" Aelyn hanya tersenyum walau sebenarnya hatinya benar-benar cemas.

"Nanti jangan kaget atau marah ya? Ini udah takdir dari Allah, mungkin ada hal baik yang ingin Allah tunjukan sama kamu" Gio mencoba menjelaskan dengan penuh perhatian. Aelyn mengangguk. 

Mereka tiba di kediaman orang tua Aelyn. Mata Aelyn melebar melihat seseorang yang tengah melamun duduk di taman depan rumah sebelah diatas kursi roda. Aelyn langsung turun dan berlari ke arah orang itu. "Winnie!!! Ya Allah, kamu apa kabar?" lelaki yang di panggil Winnie itu menoleh dengan ekspresi datar dan bingungnya. 

"Alhamdulillah baik, maaf kamu siapa ya?" Aelyn tersenyum masam. Dia yakin Winter sahabatnya itu hanya bercanda. Aelyn menekuk kakinya memegang tangan Winter dengan senyumnya. 

"Kamu bercanda kan Win?? Kamu gak mungkin lupain Ael. Kamu Winternya Ael" lelaki itu tersenyum kecut. Melepaskan tangan Aelyn dari tangannya. 

"Memangnya wajah saya terlihat bercanda? Saya tidak kenal dengan kamu dan apa tadi Winternya Ael? Kamu seperti anak-anak dilihat dari wajahmu usiamu sudah dua puluh dua tahun kan? Bersikaplah lebih dewasa. Mama, Winter mau masuk ada orang aneh didepan" Winter memanggil mamanya. Seketika pertahan Aelyn runtuh, air matanya terjatuh begitu saja. 

Mamanya keluar dari dalam, seketika langkah wanita paruh baya itu terhenti. Matanya berkaca melihat Aelyn yang tanpa sengaja menjatuhkan air matanya. Pundak Aelyn bergetar menatap Winter yang melupakannya. Mamanya mendekati Winter, "Sayang...jangan kasar seperti itu. Dia teman kamu kalian snagat akrab rumahnya disebelah kita. Bahkan balkon kamar kalian bersebrangan. Jangan begitu ya?" 

Winter berbalik menatap Aelyn, "Tadi nama kamu Ael kan?" Aelyn mengusap air matanya dan mengangguk. Winter menatapnya dengan tatapan asing, benar-benar menusuk hati Aelyn.

SerenityWhere stories live. Discover now