Kancing

4.5K 397 73
                                    

Puluhan kali. Akh.. Bukan, tapi ratusan kali Joon Myun sudah mencoba untuk mendekati siswi cantik yang berada di tingkat 1 itu, berbagai cara selalu ingin dia lakukan tapi berakhir dengan hanya menyapa saja tanpa ada lanjutan pembicaraan karena Joon Myun akan langsung melesat pergi. Menyedihkan? Tentu saja, tak ada yang paling menyedihkan dari itu. Di tambah rumor aneh tentang dirinya sudah menyebar.

Hahhhh... Pemuda Kim itu menghela nafas berat, harusnya dia tak membantu Sehun kala itu dan harusnya juga dia tak terjebak dalam posisi tidak menguntungkan macam itu.

Argh... Joon Myun frustasi sekarang, pemuda itu menendang-nendang kecil kerikil di depannya, tapi dia merasa jauh lebih beruntung sih dari pada Sehun, ukh.. Temannya itu sudah pasti kehilangan cinta pertamanya, karena ya... Yoona dengan mata kepalanya sendiri melihat mereka dalam posisi yang... Katakan saja aneh, Joon Myun sendiri bingung kenapa hal semacam itu bisa terjadi. Maksudnya adalah suasan saat itu yang... entahlah, serasa mendukung untuk ber-

Tunggu!!

Joon Myun menggeleng kecil, apa yang barus saja dia pikirkan. Tuhan, hambamu ini barusan khilaf dan dia masih seorang stright tolong, masih suka wanita cantik dan imut dari kelas satu itu, kalau pun gay Joon Myun mana mau sama si idiot Oh itu, ganteng dan cukup atletis sih iya, tapi kelakuannya tidak sekali.

"Wen.. Siang nanti main yuk!"

Sebuah suara yang sangat Joon myun kenal menyapa pendengarannya dengan cepat, pemuda itu mengalihkan perhatian dari acara mari menendang kerikilnya, tak jauh di depan sosok perempuan yang dia sukai tengah berjalan dengan seorang temannya. Dia terlihat cantik seperti biasa.

Senyum terkembang di wajah pemuda yang saat ini berada di tingkat dua sekolah menengah atas itu, otaknya berpikir keras antara menjadi penguntit atau menyapa sang pujaan hati, toh Joon Myun dan Wendy -teman si pujaan hati- lumayan akrab meski tak seakrab itu, mereka tetangga -terhalang 1 rumah sih, tapi tetap tetangga kan?- jadi kalau dia tak bisa menemukan hal untuk di bicarakan dengan Iren dia masih bisa membangun percakapan dengan Wendy dan mungkin saja Iren juga bergabung kan?

Yupz... Seperti itu saja, Joon Myun mengangguk kecil. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar dan masalah rumor dia hanya berharap Iren maupun Wendy belum mendengar apa-apa, dia juga tidak cukup populer di sekolah hingga semua orang harus tahu gosipnya.

Setelah memantapkan hati dan tekad akhirnya Joon Myun melangkah maju, tak ada waktu yang tepat selain hari ini, di tambah Sehun menyuruhnya berangkat duluan. Bukan, mereka tidak sedang bertengkar, hubungan dia dan Sehun baik-baik saja, masih sering bersama juga, hanya saja tadi pagi si Oh bilang kalau dia ada urusan sedikit jadi menyuruh yang lebih tua untuk duluan dan tak menunggu nya.

"Pagi wen, Ren!" Sapa Joon Myun, pemuda itu tersenyum cerah tampak manis dan segar.

"Pagi sanbae!" Sapa balik Iren dan Wendy bersamaan.

Ketiganya berjalan beriringan tapi tak ada yang membuka mulut, Joon Myun sendiri mendadak blank sekarang, padahal tadi dia sudah mencari beberpa bahan pembicaraan, tapi lenyap entah kemana. Ya tuhan dia benar-benar menyedihkan!

"Eonni!!"

Sebuah suara manis terdengar bersamaan dengan seorang perempuan merangkul leher Iren dan Wendy, perempuan itu cukup tinggi, hampir menyamai tinggi Joon Myun.

"Oh anyeong sanbae!" Sapanya riang saat mendapati sosok Joon Myun yang berada di sebelah kanan. "Ngomong-ngomong Sehun sanbae mana?" Lanjutnya bertanya.

Dahi mulus Joon Myun berkerut saat mendengar perempuan yang-entah-siapa-namanya-ini menanyakan hal tentang Sehun, mungkinkah dia menyukai Sehun, pikir Joon Myun.

"Dia ada urusan tadi, jadi aku duluan," Joon Myun menjawab.

"Oh begitu!" Perempuan yang sering di sapa Joy itu mengangguk.

"Kenpa kau menanyakan tentang Sehun sanbae, mungkinkah kau?" Wendy berkata, matanya menyipit mentap Joy di sertai sebuah seringai.

"Tidak!" Joy berkata dengan cepat sambil menatap Joon Myun kemudian membisikan sesuatu pada Wendy.

"Benarkah?" Pekiknya dengan mata berbinar.

"Apa? Apa..?" Iren yang penasaran melompat-lompat kecil.

Joon Myun tersenyum melihat tingkah Iren yang menurutnya imut itu, duh jadi makin suka kan.

"Benarkah?!" Reaksi Iren saat mendengar apa yang Joy bisikan terlihat sedikit berbeda dari Wendy yang antusias, dia menatap ke arah Joon Myun sejenak sebelum menatap dua temannya lagi.

"Ada apa?!" Joon Myun bertanya, dia cukup penasaran pada apa yang tengah jadi perbisikan gadis2 cantik ini.

"Akh itu..." Iren memberi jeda membuat Joon Myun makin penasaran, "aku dengar-"

"Pagi!"

Perkataan Iren terpotong oleh sebuah suara yang cukup berat, kemudian Joon Myun merasakan sebuah beban di pundaknya, itu Sehun yang dengan santainya menempatkan tangan di bahu kecil Joon Myun, kemudian tersenyum manis saat si empunya bahu menatapnya.

"Pagi sanbae!" Riang ketiga murid perempuan itu.

Joon Myun mengerutkan bibir, merasa kesal karena sambutan yang diberikan pada Sehun cukup meriah, di tambah Iren yang tersenyum ceria. Joon Myun belum siap patah hati, sungguh!

Pemuda Kim itu menatap Sehun ganas, tapi tak lama berubah menjadi tatapan heran.

"Apa?" Sehun yang merasa ditatap sang sahabat bertanya.

"Umurmu berapa sih?!" Katanya sambil menyingkirkan tangan Sehun yang berada dipundaknya.

"Apa?!" Dahi Sehun berkerut tak mengerti, kenapa tiba-tiba pemuda yang sebatas telinganya itu berkata demikian. Pemuda itu berhenti melangkah.

"Kau bodoh," Joon Myun ikut berhenti, tangannya menarik keluar seragam Sehun yang tadi di masukan, "kan sudah ku bilang untuk mengancing baju dengan benar, tapi apa ini?!" Lanjutnya sembari membenarkan kancing baju Sehun, pemuda Kim itu sengaja sedikit merapat agar tubuh bagian atas Sehun tak terekspos. Ukh Joon Myun tak mau Iren terpesona pada tubuh si Oh ini yang harus di akui terlihat seksi.

"Aku sudah melakukannya dengan benar ko..!" Sehun menjawab, dia membiarkan Joon Myun membenarkan kancing seragamnya yang dia pasang sembarangan tadi karena terburu-buru.

"Apanya yang dilakukan dengan benar!" Joon Myun menggerutu kecil saat mendengar Jawaban Sehun, kemudian menyarangkan sebuah pukulan ringan di kepala temannya itu.

"Khm..!"

Sebuah deheman menghentikan acara mari mengancing ulang seragam Sehun yang dilakukan oleh Joon Myun, pemuda Kim itu dan Sehun meneguk ludah kasar, sepertinya mereka melakukan sesuatu yang membuat orang lain salah paham lagi.

"Sanbae deul, ini tempat umum tolong!" Joy berkata dengan nada mendayu, seperti tengah menggoda mereka.

"Joon sanbe ternyata istri yang baik ya!" Wendy ikut berkomentar.

"Joon sanbae fighting!" Iren memberikan dukungan, gadis yang di sukai Joon Myun itu berpikir bahwa menjaga seorang yang tampan macam Sehun butuh kerja keras karena pasti banyak yang mengincar.

"Tunggu aku.. Kami.." Tangan Joon Myun masih berada di kancing teratas seragam Sehun, dia sedikit shok mendapati apa yang Iren katakan.

Ketiga perempuan itu tersenyum, kemudian berlari kecil menjauh sambil cekikikan, Joon Myun menatap Sehun dengan mulut di tekuk kebawah.

Hahhhhh... Mereka menghela nafas bersamaan, tak akan mudah untuk menjelaskan kesalahpahaman ini pada orang-orang sekarng.
.
.
.
Tbc?

Just an AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang