Final Chapter: Happiness

3.2K 272 38
                                    

Sehun terlihat kacau, pemuda itu sudah mengurung diri seharian di kamar, mengabaikan ketukan di pintu yang di lakukan sang mama, mengabaikan seruan apapun dari wanita yang telah melahirkannya tersebut. Saat ini dia tak menginginkan apapun selain Joon Myun-nya.

Dering ponsel terdengar di ruangan itu, Sehun melirik benda pipih persegi panjang di atas nakas yang layarnya menyala menampakan nama Yoona di sana, tapi dia juga mengabaikannya, membiarkan ponselnya terus berbunyi.

Helaan napas meluncur dari mulut Sehun, dia menatap ke arah jendela, dimana dia dapat melihat dengan jelas kamar yang biasanya di tempati Joon Myun, lampunya mati, sebentar lagi, hanya dalam hitungan menit pemuda Kim itu akan terbang jauh meninggalkannya.

Rasa sakit di dadanya datang lagi, seakan ada sesuatu yang tak kasat mata menusuknya berkali-kali di tempat yang sama.

Tok.. Tok.. Tok..

Sehun mengalihkan perhatiannya pada pintu, entah bagaimana dia merasa kalau orang yang mengetuk pintu itu adalah Joon Myun, pemuda yang sangat di sayanginya.

"Hun!" sebuah suara terdengar.

Sehun mengedipkan mata, mungkinkah dia saat ini sangat menginginkan pemuda Kim itu di sini hingga berhalusinasi mendengar suara Joon Myun memanggilnya dari depan pintu?

"Hm?" Sehun menggumam kecil, meski hanya ilusi dia memutuskan untuk menjawab, setidaknya perasaan kacau yang dia rasakan akan sedikit berkurang.

"Bukalah pintunya, aku ingin masuk!" suara itu terdengar lagi.

Sehun tersenyum miris, sedemikian gilanya kah dia sampai-sampai berhalusinasi seperti ini? tapi bagaimanapun Sehun tak melangkahkan kaki untuk membuka pintu, dia takut kalau semua ilusi ini akan berakhir saat dia tak mendapati siapapun di depan pintu. Baginya mendengar suara Joon Myun saja sudah cukup.

"Hun, kau benar-benar tak mau membuka pintunya?!"

Sehun mengerjap saat mendengar nada mengeluh itu, meski ragu dia berjalan mendekati pintu dan membukanya dengan perlahan. Sosok pemuda yang sangat di sayanginya berdiri di sana, mengenakan pakaian yang sama saat pemuda itu pergi menaiki mobil menuju bandara.

"Hyung... Kau..." Sehun tak bisa mengatakan apapun, lidahnya terasa kelu.

"Um!" Joon Myun mengangguk, "aku di sini, dan tak pergi kemana pun!" Katanya sambil melemparkan dirinya sendiri pada Sehun.

"Aku..." Sehun tampak linglung.

"Kau tidak senang aku di sini?" Joon Myun melepaskan pelukannya lalu berkecak pinggang dan memasang wajah kesal.

"Kau nyata?" Sebuah pertanyaan tidak masuk akal meluncur dari mulut Sehun begitu saja.

Tak!

Joon Myun menjentikan jarinya di dahi Sehun, membuat pemuda itu meringis kesakitan sambil mengusap-ngusap tempat yang jadi pendaratan jari tersebut.

"Sudah sadar sekarang?" Joon Myun bertanya sambil tersenyum cerah.

"Hyung!"

Sehun meraih tubuh Joon Myun memeluknya lalu mengangkat tubuh pemuda itu ke atas sambil mengucapkan banyak kata syukur.

"Hey.. Turunkan aku," Joon Myun menepuk-nepuk ringan bahu Sehun, "mama papa sudah menunggu di bawah untuk makan malam!" Lanjutnya.

"Berikan sebuah kecupan dulu baru aku akan menurunkanmu hyung." Sehun berkata dengan penuh suka cita.

"Apa?" Joon Myun melotot marah, "saat ini aku tidak dalam mood untuk mencium orang yang sudah mengabaikanku selama hampir 6 hari!" Lanjut pemuda Kim itu memasang wajah terluka.

Just an AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang