Balutan kain kasa melingkar di pergelangan tangannya. Morghan tak pernah mendesis, wajahnya pun tak terlihat sedang menahan rasa sakit itu. Entah apa yang terjadi pada glen. Sejak kejadian itu glen tidak pernah menampakkan dirinya.
"Aku sudah membuatkan makanan khusus untuk mu di atas meja. "
Ucapku seraya melangkah mendekatinya.
"Hmmm.. " jawabnya singkat.
"Morghan? Apa masih ada yang terasa sakit? " tanyaku penuh dengan penghayatan.
"Tidak, pergilah... Aku benci untuk di kasihani." dengan nada yang membentak .
Morghan beranjak dari duduknya saat shirley mencoba untuk memeriksa luka di dadanya itu.
Shirley mendengus pelan, ia mencoba melapangkan dadanya.Brughhh!!!
Suara itu terdengar dari arah belakang. Dengan setengah panik shirley berlari mendekati suara itu, ia terkejut matanya terbelalak.
"Morghan!! "
Ia berlari menghampiri nya, morghan tergeletak di bawah tangga. Entah apa yang membuatnya seperti itu..."Kau kenapa? Sudah ku bilang istirahatlah di atas ranjang. " ucapku khawatir.
Tangan shirley membantunya untuk berdiri.
"Minggir!! Sudah ku bilang jangan kasihani aku bodoh!! Apa kau sudah tuli?!! " ia menekan kata-katanya.
Mendengar hal itu shirley terdiam mematung dan berhenti membantu nya untuk berdiri. Perlahan morghan bangkit walaupun jalannya masih sempoyongan. Shirley masih terduduk mematung seraya mengingat kembali perkataan kasarnya itu. Ia seakan tidak menyangka bahwa morghan akan mengatakan hal yang membuat hatinya sesak. Air matanya membendung, dengan cepat shirley berlari meninggalkan rumah ini sambil menutup wajahnya itu dengan telapak tangannya.Di lain tempat
Hari mulai malam, shirley memandang rembulan yang indah itu di langit. Hembusan angin menerpa tubuh lemahnya, ia terduduk lemas diatas bangku taman yang sepi sunyi.
Terkadang ia memejamkan matanya seraya mengingat kembali perkataan kasar yang terucap dari bibir manisnya itu. Lagi-lagi shirley masih belum percaya dengan apa yang telah terjadi padanya tadi."Bulan yang indah ya.. " ucap seseorang. Sontak shirley menengok kearah sumber suara itu.
"G-glen??! Kau mengejutkan ku."
Shirley menghempaskan tubuhnya ke belakang.
"Hahahaha.. Maaf, hanya saja aku rindu dengan suaramu." ucapnya lembut.
Pipi shirley memerah, dengan sigap shirley memalingkan wajahnya dari hadapan glen.
"Hmmpp.. Jangan tersipu seperti itu."
Ia terkekeh kecil.
"S-siapa??? Tidak.. A-aku.. Maksudku choppy! Ya si choppy itu.. Ngghh apa dia sudah sembuh?" omonganku tergagap, secara tidak langsung shirley mengalihkan pembicaraan.
"Kau ingin tahu keadaannya?" matanya menatap intens padaku.
"Bagaimana keadaannya? "
"Choppy sudah mati."
"M-mati!?? Bagaimana bisa?! Lalu?! Tidak mungkin anak anjing itu.. "
Shirley menatap glen dengan panik.
"Semuanya berlalu dengan cepat, jika kau tidak keberatan aku bisa mengantar mu untuk memberinya penghormatan terakhir?"
Shirley terdiam.
"Choppy.. Seharusnya aku lebih memperhatikan luka nya. Aku benar-benar buruk.." shirley termenung.
"Jangan salahkan dirimu sendiri, takdir tak dapat di ubah. Jadi nikmati saja yang ada." jawabnya enteng.
"Nikmati? Choppy mati saja aku harus nikmati begitu???" tanyaku dengan nada yang mulai naik.
"Pahami maksudku. Ayo berangkat."
Ucapnya pelan seraya menggandeng tanganku kedalam sakunya.
"Disini dingin, jangan sampai kau sakit ya.." lanjutnya.Shirley bimbang, antara ia harus melepas gandengan tangannya atau harus diam. Di lain sisi shirley sudah bersalah, membiarkan glen terluka sendirian saat pertengkaran itu. Bahkan dia mengabaikan kesehatan choppy, belum lagi morghan. Sampai sekarang sakitnya belum sembuh, jika dia tau aku bersamanya... Mungkin badanku sudah tidak utuh sekarang.
"Masuk.. Hati-hati. " tangannya menutup pintu mobil dengan pelan.
Glen sangat baik dan perhatian, namun ia terlihat menutupi masa lalunya. Tak pernah mau bicara tentang dirinya,setiap kali ia mendapat pertanyaan yang menurutnya itu sulit. Glen selalu menjawab dengan satu senyuman."Kita berangkat? " tanyanya sambil melebarkan senyuman padaku.
"K-k.. Kita? Ngghh.. " hatiku berdebar, dengan cepat aku memalingkan wajahku dari Tatapannya. Ia tersenyum kecil dan mulai menancapkan gas.Hayoo hayooo... Udah pada nge vote belum... 😊😊Hehehehe thanks yaa yang udah mau stay baca ceritaku yang sedikit membosankan ini... Semoga kalian ngga bener-bener bosen hehe.. Loffyuuu all.. 💕💕
Salam sayang dari author..😍😍
![](https://img.wattpad.com/cover/134451673-288-k236515.jpg)
YOU ARE READING
The Mannequin (END)
Romance(18+)Morghan daphant, pria tampan yang memiliki hobby mengoleksi mannequin dari jasad wanita cantik. Suatu hari dia bertemu shirley, dan mencoba untuk menjadikannya sebagai partner dalam aksinya. Apa dia akan terhasut?