21. waktu kematian part II

3.1K 126 7
                                    

Guyuran shower mengisi kamar yang satu ini. Tentunya Morghan sudah memasuki kamar tersebut, ia tahu persis apa yang wanita inginkan selain uang. Karena dengan mudah, setiap wanita yang ditemuinya selain karena ketampanan dan kekayaan yang di miliki morghan, kebanyakan mereka itu menginginkan sex. Mustahil jika wanita dengan hawa nafsu yang tinggi tidak menginginkan itu. Walaupun mereka akan menjawab tidak. Hati kecil mereka akan menjawab 'YA'
Pikirkan bahwa kau itu orang yang MUNAFIK.

morghan berdiri menghadap cermin yang tingginya sama dengannya. Ia masih bertelanjang dada, sehingga nampak jelas otot-otot kekar yang menghiasi tubuhnya. Di usianya yang terbilang muda , morghan sudah bisa membentuk otot-otot itu se sempurna mungkin.
Langkahan kaki morghan menuju kedalam kamar mandi. Gagang pintu itu ia tekan.

Ceklek...

Sontak membuat vely tersadar akan kehadiran morghan. Vely yang sedang bertelanjang itu langsung masuk kedalam bath up.

"K-kau.. Sedang apa kau disini? Kenapa kau masuk?! " tanyanya terbata-bata.
"Bukankah ini rumahku? Aku bebas melakukan apapun yang aku mau. ''
''I-iya sih.. Tap-tapi.. Aku sedang mandi lalu kenapa kau masuk? Memangnya tidak ada kamar mandi lain selain ini? "
Ucapnya penasaran.
"Karena rasanya kamar mandi ini akan berbeda. " jawabannya enteng.

Dahi vely mengernyit, tak tahu maksud yang dikatakan dari pria tampan itu. Morghan mendekati vely yang perlahan mundur kebelakang. Seluruh Tubuhnya ia masukkan kedalam bath up bersama dengan vely.
"Jangan sia-siakan kesempatan ini. Ini mungkin akan menjadi hari terakhir mu. " ucapnya sambil melingkarkan tangannya pada pinggang vely.
Vely menikmati perlakuan dari morghan, sementara tangan morghan mulai menelusuri keseluruh tubuhnya.
Tanpa ragu vely mengecup lembut bibir pria itu. Ia sangat nafsu sehingga vely terbawa suasana lalu mendorong tubuh morghan untuk berada dalam kendali nya. Ia menekankan tubuh sintal itu pada tubuh morghan, seperti biasa morghan hanya terdiam membiarkan vely memainkan aksinya.
Tanpa sepengetahuan morghan ternyata vely sudah membuka seluruh celana yang morghan pakai itu.

Rupa nya vely menginginkan hal  lebih, ia ingin lebih bergairah  dan  menginginkan anak  dari  morghan. Ekspresi yang terlihat pada wajah morghan begitu menakutkan.
Dengan cepat morghan menjambak rambut vely hingga tersungkur kebelakang.

"Apa yang kau lakukan bitch? " morghan  tersenyum miring.
"Aaahh.. Ahh.. Sss.. Lepas... "
"No.. Kau harus membayarnya. "

Cengkeraman pada kepala vely menguat. Tak segan-segan morghan menenggelamkan kepala vely kedalam air itu. Tangan vely mencoba meraih tubuhnya agar ia bisa kembali bernafas. Tak berapa lama morghan menarik kembali kepala itu 1 detik untuk vely bernafas. Ia tertawa lepas, dengan tega morghan menenggelamkan kepala vely tanpa menariknya kembali dengan waktu yang cukup lama. Perlawanan vely melemah, tak berselang lama tubuh vely melemas. Di saat itu lah nyawanya telah hilang.

"Setidaknya kau membantuku untuk menambah koleksi boneka cantik yang sangat ku sayangi. Jelas.. Kau pantas menerima itu. Jika kau  menginginkan yang lebih, maaf saja.. Bagian itu hanya untuk evelyn seorang." sahutnya.

Dengan lega morghan kembali melangkah keluar kamar itu dan mulai memakai kembali pakaiannya. Dan ini adalah yang terakhir, maka semuanya akan segera berakhir.

Korban terakhir nya itu berada di lantai bawah. Terlihat ia sedang menikmati tidur lelap nya.
"Hmmpp.. Kau sedang tertidur? Bersiap lah untuk tertidur selamanya honey. "
Morghan mengangkat tubuh wanita yang bernama eve itu menuju bagasi mobilnya. Dalam sekejap tangan eve sudah terikat oleh tali yang menyambung pada belakang mobil sport milik morghan. Morghan berdiri di hadapan eve yang sekarang sudah terlengkup di atas jalan. Perlahan mata eve terbuka, ia dapat merasakan sesuatu menahan kepalanya.
"S-siapa itu?! " ucapnya lirih.
"Kau sudah bangun? " tanyanya lembut.

Kaki kanan morghan menekan kuat kepala eve, tak segan-segan ia menggoreskan luka pada wajahnya itu dengan sepatu miliknya. Tak berapa lama morghan melepaskan injakan itu.
Eve terbangun dari tidurnya, dan menatap morghan intens.
"Apa yang kau lihat? "
"K-kau?! Apa yang kau laku-?!"
"Sttt... Diam dan nikmati sayang. " potong nya.
Morghan masuk kedalam mobilnya, lalu mulai menancapkan gas. Mobil berjalan perlahan, mengharuskan eve berlari mengikuti kemana mobil itu jalan. Lambat laun laju mobil itu semakin kencang, eve berlari-lari seperti orang gila. Tangannya mencoba melepas ikatan tali itu sebelum laju mobil morghan semakin kencang. Namun takdir berkata lain, eve tersungkur diatas aspal dengan mobil yang masih terus melaju kencang. Gesekan demi gesekan pada tubuhnya itu mulai melebar. Eve berteriak kencang, namun morghan sama sekali tidak menggubris teriakkan itu. Dengan sengaja morghan melewati jalanan yang berbatu tajam. Benturan keras pada kepala eve tak terhindarkan, bahkan sekarang luka itu menghabiskan daging pinggang eve. Terlihat jelas isi perut eve yang perlahan mencuat keluar. Eve menangis keras, mobil itu terus melaju tak henti-hentinya. Kondisi yang dialami eve benar-benar parah dan menjijikan. Bagaimana tidak, sekarang tubuhnya tidak utuh. Daging dalam tubuhnya menipis, hanya terlihat tulang dan kucuran darah. Bisa dibilang kaki eve hampir terlepas dari tubuhnya kalau saja morghan tidak menghentikan laju mobilnya.
Tak berapa lama morghan keluar dari mobilnya lalu memutus tali itu pada pergelangan tangan eve. Eve terus merintih kesakitan. Lalu morghan menyeret tubuh eve dengan menjambak rambutnya itu menuju jurang yang tak jauh dari sana.
"Selamat tinggal eve, kau sungguh menjijikkan. " ucapnya datar seraya menjatuhkan tubuh eve kedalam jurang. Morghan kembali melangkah masuk ke dalam mobilnya. Dan pergi dari tempat itu.

Senyum puas dari bibir manisnya terlihat jelas. Ia sangat senang bisa melenyapkan wanita sialan itu. Sekarang ia hanya fokus pada shirley. Menjaga, menyayangi, melindungi, dan menjadikan ia miliknya.






Terus vote dan komen ya sayang-sayang ku.. Lovyu all dari author.. 😊😊😘😘💞💞💞

Tunggu update selanjutnya... Yeay

The Mannequin (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang