24. koma

3K 114 1
                                    

Sesampainya disana glen mengajaknya ke lantai dasar. Shirley menuruti semua yang di katakan glen.
Shirley dibawa ke ruangan yang sama persis dengan waktu itu. Di sebuah ruangan yang tidak jelas kegunaannya. Kotor, bau amis darah, mengerikan, dan entah mengapa ia merasa sedikit rasa trauma disini.

"Duduklah.. "
"Tidak.. Katakan dimana ibuku berada. "
"Hmpp.. Menggelikan!! Hahaahhaa! "
Dahi shirley mengernyit, tak mengerti apa yang dimaksud glen.
"Apa ada yang lucu? "
"Lupakan... Aku akan memanggilnya. "
Ucap glen seraya meninggalkan shirley sendirian.

Ibu.. Bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja? Sungguh! Aku merindukanmu. Sebentar lagi.. Sebentar lagi aku akan bertemu denganmu ibu.
Shirley terus berteriak riang dalam hatinya. Namun nasib buruk datang pada malam itu.

Cesssss.......

jarum suntik menancap pada lengannya. Dengan reflek  shirley menepis suntikan itu.
"Sss... Apa yang kau lakukan glen!? "
Tanpa menjawab tangan shirley di tekan dengan kuat. Teriakkan shirley menggelegar. Dengan cepat glen mengikat tangannya itu dengan seutas tali. Shirley tak dapat bergerak, efek dari suntikan itu mulai bekerja. Membuatnya diam tak dapat melawan satu pukulan pun. Tak lama glen menjambak rambut shirley bermaksud membawanya kedalam salah satu sel baja disana. Hati shirley pedih.. Tak menyangka bahwa orang yang selama ini bersikap baik padanya akan melakukan hal sekeji ini.
"Diamlah. "
"Dimana ibuku!! "
"Ibumu? Hmmpp.. Maaf shirley sudah membohongi mu. Tapi ibumu sudah lama meninggal.. Sekarang kau tenanglah disini, aku akan kembali. "
"Sialan!! Brengsek! Kau penipu!! "

Glen tak menggubris perkataannya dan langsung menghilang dari pandangan shirley. Tubuhnya melemas, kedutan pada jantung shirley berdetak kencang. Ingatan kecil kembali kedalam memorinya. Semakin teringat semakin sakit, rasa itu terus berulang-ulang dalam jangka waktu yang terbilang cukup dekat. Air matanya mengalir, rambutnya sudah tak tertata rapih lagi. Bahkan tubuhnya mulai kotor karena terus menyentuh ubin dalam ruangan itu.
Tak lama sosok glen datang menghampirinya.
''You wanna play? "
Tanpa takut shirley menatap tajam ke arah glen. Memberikan tanda ketidak sukaan terhadapnya.
"Kenapa? Kau takut? Jangan takut sayang.. Kau akan aman. "

Kecupan hangat mendarat di bibir mungilnya. Glen melumat lembut bibir shirley, semakin lama ciuman itu semakin brutal. Glen tak segan-segan untuk membuka baju shirley sampai hanya tersisa bra dan rok pendeknya.
Ingin rasanya shirley mendaratkan tamparan di pipi glen. Namun kenyataannya  shirley tak dapat bergerak bebas. Untuk berdiri saja rasanya berat,
Glen melepaskan kecupan nya  dan  menatap shirley dengan intens.
"Akan ku beritahu satu rahasia padamu. Yang dikatakan morghan itu benar, dia sangat cerdik dan selalu tepat. Tapi sayangnya sedikit pun kau tidak percaya  padanya shirley... Aku sangat beruntung. Aku mengubah ingatanmu itu, untuk melupakan kenangan bersama morghan. Aku merenggut masa kecilmu yang bahagia. Kau tahu tempat apa ini? Ya.. Ini ruangan kesayangan ku. Tempat ini biasanya untuk menyiksa tubuhmu, sayangnya kau juga lupa. Hmmpp menyedihkan, kau ingat luka di pergelangan tanganmu? Itu ulahku. Aku memborgolnya dengan keras. Itu akibat kau melawan sayang.. Dan satu lagi, ingat  saat pertama kali kita bertemu? Aku meninggalkan bekas cakaran di leher jenjang mu. Itu bukanlah sebuah ketidak sengajaan namun itu sebuah tanda, tanda bahwa kau adalah incaranku. Dan sebentar lagi.... Kau seutuhnya akan menjadi milikku, selamanya... "

Shirley terdiam, hatinya sangat hancur mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Sangat bodoh jika ia melupakan kata-kata morghan.Air mata terus berlinang membanjiri pipinya. Nasib buruk terus menimpanya, hidupnya tak luput dari kesialan, rasa sakit, kekerasan, dan penyesalan. tidak ada alasan baginya untuk tetap hidup.

"Kenapa diam saja? Kau terkejut? Ayoo....kita mulai ritual upacara pernikahan kita. " ucap glen tegas seraya menggendong tubuh shirley dalam dekapannya.







Wangi lavender melekat di kulit shirley. Shirley memakai balutan gaun putih yang sangat memukau. Seksi dan tentu saja cantik. Tangannya pun tak luput dari ikatan tali itu, sepanjang jalan ia terus terikat didampingi oleh beberapa pelayan yang sedari tadi Menuntunnya menuju ruang ritual.
Di dalam ruangan itu terlihat jelas sosok glen yang berdiri tegak dengan balutan jas putih menghiasi tubuhnya.
Lalu ia menyambut kedatangan shirley dengan mengecup punggung tangannya. Dan mulai melakukan ritual ini. Shirley tak bisa berkutik, ia seolah seperti boneka. Ritual berlangsung cepat, shirley hanya terdiam seraya menatap wajah tampan glen dengan tatapan benci. Glen yang menyadari itu hanya bisa tersenyum. Ritual upacara ini hampir selesai, ia terus menyebut nama morghan dalam hati kecilnya. Berharap ia akan segera datang untuk menyelamatkan hidupnya.

"Ritual akan berjalan lancar, silahkan tuan berikan ikatan itu. "
Ucap sang pemimpin ritual seraya memberikan segelas wine berisikan cairan hijau  pada  glen. Glen mengambilnya lalu mulai menenggak minuman itu pada mulutnya. Namun bukan untuk ditelan, cairan hijau dalam mulutnya akan ia berikan langsung kedalam mulut shirley.
Glen mulai mendekatkan wajahnya, dan...... Memberikan cairan itu tepat di bibir shirley. Mata shirley terbelalak merasakan cairan itu memenuhi mulutnya. Bibir glen terus menekan shirley untuk segera menelan cairan itu. Shirley pasrah, ia pun menelan habis cairan dalam mulutnya.

Morghan.. Dimana kau sekarang.. Datang dan bantu aku... Morghan.. Morghan...
Rasa sesak menekan jantungnya. Pusing, pandangan matanya mulai kabur. nyawanya seolah-olah menghilang, Itu yang ia rasakan  sekarang. Glen tersenyum puas. Pelayan yang sedari tadi menopang tubuh shirley membawanya pergi kedalam kamar glen.

disana tubuh shirley di rebahkan. Tak lama glen datang, para pelayan itu pergi meninggalkan shirley sendirian bersama glen. Glen tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung menyergap tubuh lemas shirley yang terbaring di atas ranjang. Glen melumat bibir itu dengan leluasa tanpa ada satupun yang menghalanginya. Kecupan di leher jenjang nya, di dada, di kening, di pipi, ia terus menikmatinya.
"Teruslah tertidur sayang.. Besok kau akan menghadapi kehidupan baru bersamaku selamanya... "
"K..kau....Li... Cikk.." ucap shirley yang berusaha mengatakan itu padanya.
"Aku tidak licik sayang.. Aku hanya ingin mendapatkan dirimu seutuhnya!!! beraninya kau menilai ku licik!!! "
Glen membawa tubuh shirley ke dalam kamar mandi. Disana tubuhnya direndam di dalam bath up.
"Kau akan suci kembali, terlepas dari noda yang morghan berikan! "
Tanpa ragu glen menenggelamkan seluruh tubuh shirley tanpa tersisa sedikit pun.

Brakkk!!!!!!

Suara bising itu terdengar dari balik pintu. Dengan cepat glen menuju sumber suara itu dan tak lupa ia menutup tubuh shirley dengan sebuah tirai  yang  berada  di  sampingnya.
"Dimana shirley brengsek!! " morghan mencengkram kerah baju glen dengan kuat.
"Hei.. Tenang...tenang.. Dia tidak disini. "
"Hentikan omong kosong mu! Cepat beritahu aku dimana dia sekarang sebelum aku memenggal kepalamu! "
"Calm down.. Dia pergi.. Tidak ada disini.. Ka-"

Brughh!!!!!

Morghan memotong pembicaraan glen yang langsung mendaratkan pukulan keras di pipinya hingga glen tersungkur di atas lantai.
"Ingin bermain-main denganku? Menarik!! " ucap morghan dengan nada psikopatnya.

Morghan menaruh tubuh glen untuk duduk diatas meja kayu. Dengan cepat ia menancapkan sebuah pisau tepat di punggung tangannya dan langsung menembus mengenai gagang kursi itu.
"Aaaaarrgggghh!!! Fuck!!! Morghan!! Sialan kauuuu!!!! "
Tak segan-segan ia menancapkan juga pisau itu di kedua tangannya. Glen diam tak dapat berkutik, kedua tangannya tertahan disana. Dengan cepat morghan memeriksa seluruh ruangan kamar ini, namun tak menemukan sosok wanita kesayangannya itu.
"Ck! Sial! Dimana shirley?! "
"Hmpp.. Cari saja sampai dapat. Sudah terlambat. "
"Bersiaplah karena nyawamu akan berada di tanganku. " ucap morghan menantang.
Langkahan kakinya menuju ruangan kamar mandi. Saat pintu itu dibuka, morghan tak melihat siapapun... Batin hatinya mengatakan shirley ada di sini,

Srekkk.....

Tirai putih yang menutupi bath up terbuka. Morghan sangat terkejut melihat tubuh shirley yang mulai memucat dan dingin. Morghan mengangkat tubuh itu keluar dari dalam bath up dan langsung membawanya menuju rumah sakit. Tak lupa dengan glen, yang ia bawa kedalam rumahnya.

Maafkan aku shirley, tak seharusnya aku meninggalkanmu. Bangunlah!! Kau pasti bisa! Jangan tinggalkan aku lagi! Bila itu terjadi Aku akan pastikan bahwa aku akan memotong  jasadmu! Bangun shirley! Bangun kau jangan bertingkah seperti ini!!! Glen brengsek!!! Lihat pembalasan ku!!

Ucap morghan dalam lubuk hatinya, tangannya terus mengelus-elus pipi wanita itu, shirley masih tertidur lemas di atas ranjang rumah sakit. Keadaannya semakin memburuk, morghan tak pernah melepaskan genggamannya.

The Mannequin (END)Where stories live. Discover now