25. peristiwa tak terduga

3K 105 1
                                    

"Shirley... Shirley.. "

ia mendengar seseorang memanggil namanya. suara itu menggema. Di dalam ruangan yang gelap ia tersungkur lemas mencoba untuk bangkit. Namun sia-sia....
Air matanya berlinang, isak tangisnya memecah suasana yang hening.

"Jangan sesali semua yang telah terjadi, Mulailah untuk berubah.. Carilah jati dirimu yang
sesungguhnya..."

Suara itu kembali berbicara padaku. Aku ingin sekali untuk bertanya apa maksud dari perkataannya itu, namun rasanya bibir ini seakan tak mampu untuk bicara.dalam sekejap Suasananya berubah menjadi putih terang. Dari situ lah shirley mulai membuka matanya..

"Di-dia bangun?! K-kak morghan!! Dia bangun! Dia sudah bangun!"

Siapa disana? Silau... Badanku mati rasa, kepalaku rasanya akan meledak. Siapa yang berteriak disampingku? Kak morghan? Morghan? Ah.. Dia morghan kekasihku.. Hmm.. Lalu disampingku ini marc? Iya aku masih bisa mengingatnya. Lalu dimana ini? Semerbak wangi obat-obatan tercium jelas disini. Ohhh ini di rumah sakit.. Apa aku terluka? Ohh ya aku terluka..

"Shirley...?? Kau bangun?"
Suara itu menyadarkan shirley dari lamunan nya. Dengan susah payah ia menoleh kearah nya lalu mengangguk pelan. Memberikan tanda bahwa ia telah sadar dari koma.
"Huuuffttt.. Syukurlah, marc.. Tolong kau panggilkan dokter. "
"Baik kak."

"Sayang... Sebentar lagi kamu bisa berjalan. Kita habiskan waktu bersama ya? Aku janji akan selalu menjaga kamu. Tampar aku kalau aku ngelukain kamu.."
Aku terdiam mendengarnya mengatakan itu. Dia selalu bilang untuk terus menjagaku, namun tak sesuai realita . bahkan Aku hampir kehilangan nyawaku. Tak lama seorang dokter datang dan memeriksa keadaanku. Dokter itu bilang kondisiku 90% membaik. Besok akan pulih seutuhnya. Lalu dokter itu pergi meninggalkan kami semua.

"Ngggghhh...." desahku pada morghan.
"Apa? Kau mau sesuatu?" ucapnya seraya menggenggam erat tanganku.
"Pulang... Aku ingin pulang sek.. Karang.." desakku.
"Besok.. Kita akan pulang. Sekarang istirahat lah dulu.. Biar bes-"
"Maunya sekarang titik..." aku memasang wajah memelas. Morghan yang melihat itu hatinya pun terenyuh. Lalu ia mengiyakan permintaan ku dan mulai membereskan barang-barang. Aku menolak untuk duduk di kursi roda, aku memilih untuk mencoba berjalan dengan bantuan morghan tentunya, menuju tempat parkiran. Tak lama kami masuk kedalam mobil morghan dan mulai melaju menuju rumah kami.
Semenjak kejadian itu marc berubah 360° terhadapku. Kurasa dia terkena demam atau virus. Biarin lah.. Yang terpenting adalah kondisiku harus pulih total dengan waktu yang cepat. Bagaimana pun caranya harus!






Sekitar 1 minggu lebih akhirnya keadaanku kembali normal tanpa ada rasa sakit sedikitpun.ini semua berkat kasih sayang dan semangat morghan untukku. Dari sinilah aku bisa melihat sosok asli dari seorang psikopat tampan. Sangat disayangkan jika seseorang menyia-nyiakan dirinya.

Belakangan ini aku merasakan gejolak di dalam perutku, bahkan porsi makanku pun bertambah 2x lipat dari biasanya. Tak hanya itu terkadang rasa mual menyerang tubuhku tak tentu waktu. Dari sini lah aku mulai berasumsi bahwa..........
Jeng.. Jeng.. Jenng... Jeng....

Aku.................. Ha....... Mil? Kah.......???

Aku selalu menutup pertanyaan itu pada morghan. Karena aku takut jika nanti aku malah dibuang atau bahkan dijadikan salah satu koleksi miliknya. Memikirkan nya saja sudah membuat bulu kuduk ku merinding. Tapi setiap aku menahan rasa ingin tahu ini, lambat laun tekadku semakin kuat untuk memberitahukan ini padanya.

Dan... Aku memutuskan untuk terus terang dengan apa yang terjadi. Positif thinking aja dulu yang penting. Masalah lain mah biarin aja... Aku pun berlari girang dari dalam kamar dan berlari menuju ruang tamu. Namun lagi-lagi kesialan itu menimpaku.

Brughhhh!!!!!!

"Ssss.... Aaaaawwww.. " ucapku sambil mengelus-elus pinggul.
"Shirley? Kok disini? Ngapain? Kamu kenapa? " tanya morghan seraya membantuku untuk berdiri.
"A-aku kepeleset.. Aku gapapa kok cuma sedikit sakit, oiya ada hal serius yang mau aku omongin." ucap shirley tegas.
"Tumben.. Yaudah ayo duduk dulu."

Morghan membantuku berjalan lalu aku terduduk diatas sofa panjang, morghan terlihat penasaran dengan hal yang akan aku bicarakan dengannya.

"Bisa kita mulai sekarang?" tanya morghan.
"Ehmm.. Iya.. Jadi aku mau omongin tentang.. Yang dulu. A-aku ha-"

"Kakak!! Kunci mobilku hilang!! Minjem mobil kaka aja boleh kan? Boleh ya? Yayayayayayyaa?????" teriakan marc dari balik pintu memecah suasana. Menambah ketegangan yang sangat mencekam bagiku.
"Ck! Awas kalo kenapa-kenapa."
"Iyaiya.. Aku ambil ya kuncinya?"
"Ngghh.." morghan kembali terfokus padaku. "Hei? Kok pucat gitu mukanya? Kamu sakit lagi?"
"Eh? A-ah.. Enggak.. Tadi cuma anuan... Hahaha.."

Hufttt!! Marc!! Bikin greget!! Hampir aja.. Untung ga denger, tapi kalo gini terus kapan ngomongnya? Ayo shirley!! Kamu bisa!

"Morghan.. A-aku .. Kayaknya aku ham-"

"Kakak!! Kuncinya dimana?!!" teriak marc.

Arggg!!!! Marc!!!! Bocah itu!!!
"Tunggu ya aku ambilin kunci buat marc."
Aku mengangguk pelan. Morghan beranjak pergi dari hadapanku.
Huftt.. Relax.. Relax... Yang tadi itu cobaan... Marc!! Anak itu!!!
Tak lama morghan datang .

"Kamu tadi bilang apa? Ada kata ham ham nya gitu?"
"E? Ah.. Ham? Ohhh... Ham itu maksudnya ham...pir lupa kalo besok ada acara bareng temen-temen ku... A-ah! Iya!"
"Ohh.. Kamu mau ngomongin itu? Serius banget sih? Yaudah aku ikut."
"Morghan sebenernya bukan itu yang mau aku omongin."
"Nggh?terus?"
"Sebenernya aku tuh h-"

"Kak! Bensin nya abis nih! Mana duitnya?" lagi-lagi marc datang menghampiri kami.
"Ck! Nih.. Ganggu aja"

"Iiiiiihh!!! Aku hamil morghan!!!" ucap shirley dengan nada kesal nya.
Mendengar itu sontak membuat kedua kakak beradik itu terkejut.
Suasananya seketika berubah menjadi hening.

"H-hamil??!! Jadi kakak sama wanita ini sudah melakukan....???????" ucap marc seraya menatap mata morghan dengan tatapan penuh arti. Ia memberikan isyarat melalui kedua alisnya yang mengangkat seakan-akan mempertanyakan apakah benar kakanya telah melakukan hubungan itu.
"Tidak.. Aku tidak per-"
"Morghan?! Jadi kau tidak mau mengakuinya?!" potong shirley dengan air mata yang mulai membendung.
"Ini fakta.. "

Mendengar kalimat itu shirley langsung bergegas pergi dari hadapan morghan. Rasanya sangat sakit mengetahui morghan tidak mau mengakui ini sebagai anak darah dagingnya sendiri. Perlahan air matanya mengalir.

"Kakak! Kok ngga di akuin sih?!"
"Gausah sok tau! Sana pergi! Mau di tarik lagi kunci nya?" ancam morghan.
"E-e jangan! Yaudah aku pergi dulu! Hati-hati tuh kak nanti anaknya benci loh sama ayahnya sendiri." ucap marc dengan lari yang terbirit-birit. Morghan hanya bisa mendengus pelan, sesekali ia memijat pelipisnya. Dan menyusul shirley yang berada di dalam kamarnya .

Tok.. Tok... Tok.. Tok..

"Shirley buka pintunya.." ucap morghan dari balik pintu.
"Enggak! Kamu jahat! Aku bakalan buka pintu itu kalo kamu mau ngakuin ini anak kamu!"
"Ya dia anak kita sekarang bukain pintunya."
"Beneran???"
"Cepet buka."

Ceklek...

"Beneran kan kamu mau ngakuin?"

Morghan menarik tangan shirley dan langsung merapatkan tubuhnya bersender di dinding.

"M-morghan? Kamu mau ngapain?? " nampak raut wajah shirley yang mulai takut.

The Mannequin (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora