Prolog

2.5K 280 15
                                    

Dalam tatanan seluruh kehidupan, terdapat tiga tingkatan kekuasaan.

Kasta pertama

Archangel, sang Malaikat Tertinggi.

Sosok agung yang membawahi seluruh malaikat di penjuru alam.

Kasta kedua ialah para malaikat yang bertugas di langit maupun bumi.

Dan kasta ketiga, makhluk fana, urutan paling bawah yang berada di dasar rantai kekuasaan.

Manusia.

.

.

.

.

.

An Archangel Fate

fantasy & romance| rated T| joshua x jeonghan (jihan)| boys love

prolog by

noelshujeong

...

PROLOGUE

USIA Jeonghan belum sampai satu abad semenjak pertama kali ia diciptakan. Masih menunggu beberapa dekade lagi sebelum ia akhirnya bisa turun ke bumi dan menjadi salah seorang penjaga suci. Makhluk fana mengenalnya sebagai guardian angel, malaikat yang bertugas menjaga anak manusia hingga usia mereka mencapai puncak remaja, tepat sebelum menginjak dewasa.

Jeonghan ialah seorang malaikat muda, belum matang kekuatannya. Ia memiliki sayap hitam yang masih rentan, tidak cukup kuat untuk bisa menukik tajam dan tidak pula mampu terbang lurus secara vertikal. Tetapi Jeonghan suka sekali terbang selama berjam-jam. Mengarungi malam, mengepakkan sayap, membelah gemintang. Ketika ia terbang, sungguh, sosoknya terlihat begitu indah. Berkilau, layaknya pedang bermata ganda. Serupa batuan yang paling berharga.

Tetapi, anehnya, Jeonghan merasakan sesuatu yang berbeda malam ini. Di matanya, bintang terlihat berkedip dengan cara yang tak biasa. Rembulan seolah memancarkan sinar tanda bahaya. Pun angin malam terasa terlalu beku. Seolah, langit tengah menyembunyikan sesuatu.

Sesuatu yang misterius.

Ah, barangkali itu hanya firasatku, batin Jeonghan.

Ia memutuskan untuk tidak menghiraukan. Berusaha untuk tidak terlalu memikirkan.

Namun, ketika Jeonghan baru akan mengenyahkan pikiran konyol tersebut, ketika ia tengah asyik mengamati gemerlap lampu bangunan di muka bumi, seorang guardian angel dewasa tiba-tiba menghadangnya.

Sekuat tenaga, Jeonghan kendalikan sayap indahnya untuk lekas berhenti, membuatnya agar tetap mengepak di tempat. Sang malaikat dewasa memiliki tubuh yang kokoh, kuat, dan sayap yang amat lebar. Jeonghan menebak, usianya pasti tiga kali lipat dari miliknya.

"Apa yang dilakukan oleh malaikat muda sepertimu malam-malam begini?" Sang malaikat dewasa bertanya, suaranya dalam dan tegas. Mengingatkan Jeonghan akan suara air terjun, derak kayu pepohonan, dan keliaran yang tersembunyi di dalam hutan. Membuat Jeonghan tak berani mengungkapkan sedikitpun dusta kepadanya.

"A-Aku memang biasa berlatih terbang saat malam, karena sayapku belum kuat terkena cahaya matahari."

"Kalau begitu kembalilah. Tidak boleh ada latihan sama sekali untuk malam ini."

"T-Tapi kenapa?"

Sang malaikat mendesah keras, melipat tangan sebelum menjawab dengan kegelisahan yang terpancar jelas. Amat jelas untuk ukuran seorang malaikat dewasa yang harusnya mampu bersikap tenang.

"Ini malam berbahaya, malaikat muda. Ramalan itu benar. Archangel kita telah jatuh pada seorang makhluk fana. Dan sekarang, ia tengah bersembunyi di dunia manusia."

.

.

.

.

.

Sementara itu di waktu yang bersamaan. Ratusan kilometer di tempat yang berbeda, sepasang sayap putih tengah mengepak lembut, meliuk di antara gedung-gedung tinggi yang gegap gempita. Sosok indah sang malaikat tertinggi itu terbang secara sembunyi-sembunyi menghindari mata para makhluk fana.

"Ceritakan padaku tentang ramalan itu."

Seorang wanita ringkih yang berada dalam rengkuhan sang malaikat meminta. Kepalanya terkulai lemah di dada keras sang kekasih. Sementara mata cekungnya terus mengamati barisan kepala manusia yang tengah mondar-mandir di bawah sana, tak menyadari akan keberadaan mereka.

"Jangan terlalu banyak bicara. Berbahaya, kau ini sedang mengandung makhluk berdarah separuh malaikat. Energimu akan terkuras habis."

Sang wanita terkekeh kecil, "Tapi, aku kan berbeda dengan makhluk fana lainnya. Setidaknya, biarkanlah aku mengetahui kebenaran tentang kekasihku sendiri sebelum aku mati setelah ini."

Matanya terlihat penuh harap. Karena sungguh, wanita itu ingin sekali mengetahui semuanya. Segala yang sang kekasih belum pernah ceritakan. Sebab, kau tahu, kekasihnya ini bukanlah makhluk biasa. Melainkan seorang Archangel, makhluk paling sempurna yang pernah ia jumpai dalam hidup. Makhluk yang tak seharusnya ia cintai hingga menghasilkan buah hati yang kini tengah ia kandung.

Ia mencintai malaikat itu, meski nyawa yang jadi taruhannya.

Dan bagi sang wanita, rasa cintanya terhadap lelaki ini serupa berkah yang terkutuk. Anugerah yang paling beracun. Madu pahit yang terlanjur ia reguk. Serupa simalakama. Begitu salah tapi juga terasa benar.

Namun, meski begitu, tak ada penyesalan yang tertinggal dalam hati sang wanita. Ia rela atas segala hal yang telah terjadi. Ia rela meskipun harus mati sebentar lagi. Dan barangkali setelah kematiannya nanti, ia akan sangat merindukan sosok sang kekasih. Merindukan rambut cokelat halusnya, paras sempurnanya, tubuh kokohnya, hingga sayap putih bersihnya yang indah tiada tara.

"Kumohon... jika kau memang benar-benar mencintaiku," ia menatap sendu sang kekasih, meminta. "Anggap saja ini sebagai permintaan terakhirku."

Sang Archangel mendesah, pilu menyadari takdir yang begitu menyesakkan. Sungguh, selama beribu-ribu tahun, semenjak pertama kali ia tercipta, tak pernah sekalipun ia merasakan hal semacam ini. Bahkan setelah lebih dari sejuta kali ia menyaksikan matahari terbit, melihat kejatuhan ratusan kerajaan dan kekaisaran, ribuan perang dan pembelotan, semua itu sangat tak sebanding dengan rasa sakitnya saat ini.

Tersebab kekasihnya akan segera pergi. Tinggal menunggu waktu, sebentar lagi, dan separuh hatinya akan sirna. Untuk selamanya.

"Berjanjilah, setelah ini kau tidak akan meminta apapun lagi karena aku tidak ingin cepat-cepat kehilanganmu."

"Baiklah."

"Kau tahu, setiap archangel akan mendapatkan ramalan mereka setelah menggantikan archangel sebelumnya. Salah satu ramalan itu berisi tentang kejatuhan yang akan ia dapatkan sebelum tertidur dan mejadi Kuno."

"Kuno?"

"Ya. Archangel itu abadi, tidak akan mati kecuali terbunuh oleh sesamanya― yang mana ini belum pernah terjadi. Selama ini, archangel mengalami kejatuhannya sendiri. Dan jika sudah sampai pada masanya, kami akan tertidur lalu menjadi seorang Kuno. Setelah itu, barulah muncul archangel lain untuk menggantikannya. Dan menurut ramalan yang kuterima, kejatuhanku adalah karena mencintai seorang fana. Well, itu berarti kejatuhanku akan terjadi tidak lama lagi." Ia berhenti sebentar. "Namun, sebelum semua itu terjadi, aku harus menyelamatkan puteraku terlebih dahulu. Akan lebih aman baginya kalau ia dirawat oleh manusia. Meski setelah itu, ia tidak akan pernah mengenal kedua orangtuanya...."

Hening sejenak.

"Kau akan menamainya siapa?"

Sang malaikat memandang wajah kekasihnya, tersenyum. "Joshua. Akan kuberi nama ia Joshua."

PROLOG END

An Archangel FateWhere stories live. Discover now