Chapter 1

1.4K 230 16
                                    

Sebelumnya aku ingin meminta maaf yang sebesar-besarnya apabila cerita ini sangat melenceng dari kenyataan dan mungkin menyinggung beberapa orang atau perasaan kalian.

Tidak ada unsur tersembunyi seperti ingin mencaci maki, melecehkan ataupun mengambil keuntungan dari cerita ini.

DISCLAIMER:

Really inspired by Angel's Blood and Fallen Novel

All characters belong to their family and agency.

But this story belong to us.

ENJOY

.

.

.

.

.

An Archangel Fate

Fantasy & romance| rated T| Joshua x Jeonghan (jihan)| boys love

chapter one and prologue by

noelshujeong

...

Delapan belas tahun usia Joshua ia habiskan dengan tinggal di gereja. Joshua tidak tahu siapa kedua orangtuanya. Sehari-hari para biarawati mengasuhnya persis seperti anak sendiri. Kepala Pastor adalah ayah baptisnya. Saat berusia lima, Joshua pernah bertanya siapa kedua orangtuanya. Tapi seorangpun tidak ada yang tahu identitas mereka. Satu-satunya peninggalan mereka yang Joshua punya adalah tato berlambang sepasang sayap yang memenuhi belakang punggungnya.

Sayap bulu berwarna putih itu diukir dengan cara yang begitu sempurna. Tintanya menyatu dengan kulit agak kecoklatan milik Joshua. Seolah-olah diukir bukan oleh tangan manusia. Tato itu terus berkembang seiring dengan pertumbuhan Joshua. Seingatnya, tato itu dulu hanya berwarna putih polos. Seiring waktu, tato itu jadi tampak berkilauan, ketika gelap tampak gemerlapan. Dan ada aksen emas di bagian pangkal sayap padahal Joshua berani sumpah dia sama sekali tidak melakukan apa-apa.

Aneh memang.

Tapi Joshua tidak berniat untuk mempertanyakannya.

Tinggal di gereja tidak semata-mata membuatnya menjadi sosok yang religius. Joshua percaya dengan Tuhan. Tapi dia juga tidak sesuci para biarawan.

Setiap minggu pagi Joshua masih rajin mengikuti acara kebaktian. Walau sambil terkantuk-kantuk atau kadang mengobrol dengan anak kecil di barisan paling belakang.

Sudah kubilang, Joshua memang tidak terlalu religus untuk ukuran orang yang menghabiskan sepanjang hidupnya dengan tinggal di gereja.

Kadang dia merokok dan pernah mabuk gara-gara ditawari teman satu kelas, padahal mereka masih di bawah umur.

Astaga.

Gara-gara itu, Joshua dihukum cambuk oleh Pastor Kepala. Cambuk main-main tentu saja, tapi tetap saja punggungnya memerah gara-gara cambukan main-main itu. Menimbulkan aksen merah unik di atas tato sayap putih di punggungnya.

Lagipula, tidak semua jemaat menyukai Joshua. Dia memang punya banyak penggemar dari kalangan anak-anak, tapi yang dewasa diam-diam membenci Joshua. Mereka tidak suka dengan sifat jahil dan senyum tengil Joshua. Menurut mereka, Joshua terlalu kekanakan dan sering menyusahkan Pastor Kepala.

An Archangel FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang