10 - Vanilla Crème Brûlée Macarons

20K 3.5K 43
                                    


Tetapi Arum menyukai dirinya yang sekarang. Karena dia menjadi lebih lepas bila berada di dekat Yusra. Arum sudah bisa mengendalikan debar-debar liar yang tempo hari sempat membuatnya tak berkutik bila berada di hadapan Yusra. Sekarang Arum memiliki alasan untuk mengembalikan logikanya agar tidak bertindak konyol. Ingat Rum dia bukan untukmu! Ingat Rum, di hati Yusra masih ada Hetty. Ingat Rum, jangan cengeng. Terima kenyataan kalau dia nggak tertarik sama kamu, baik rambut panjang maupun rambut pendek!

Pelan-pelan, Arum menemukan kembali kendali dirinya yang dulu. Debar jantung itu masih ada. Tetapi Arum hanya perlu menghela napas panjang dan tersenyum, menyemangati diri sendiri, serta meyakinkan diri bahwa bagian terburuk sudah berlalu. Mungkin Yusra memang bukan untuknya. Tetapi setiap hari cowok itu ada di sana. Tidak berubah. Tetap penuh perhatian seperti sedia kala. Siap membantu kapan pun dibutuhkan. Tidak pernah menyakitkan hati secara sengaja. Yusra tetaplah Yusra. Yang selalu ngomel-ngomel kalau bando untuk menyibakkan poninya yang panjang tidak berhasil dia temukan. Sehingga Arum berinisiatif menyimpan scraf cadangan bilamana Yusra akan beraktifitas di dapur.

"Ini scarf-ku. Statusnya pinjam, bukan minta. Jadi kalau sampai hilang, harus ganti!" kata Arum galak.

"Ya ampun, iya deh iya. Pelit amat, kayak nenek-nenek," gerutu Yusra. "Gih! Pasangin!"

Ish! Dasar manja! Para asisten Yusra tersenyum dikulum melihat Yusra yang cemberut dan Arum yang menggerutu ketika memasang scarf berwarna abu-abu dengan motif abstrak di kepala Yusra. Yusra cemberut karena dia belum pernah memakai scarf sebelumnya. Dan Arum menggerutu, meminta Yusra menunduk, dan akhirnya menyuruhnya duduk. Tubuhnya yang jangkung jelas bukan lawan yang seimbang bagi tinggi badan Arum yang minimalis.

Karena Arum yang mulai rileks kembali di dekat Yusra, keakraban mereka pun melejit drastis. Itu kalau keakraban bisa dinilai dengan parameter tinggi sebagai satuan. Yusra sering iseng, membuat Arum kesal. Kepribadian mereka yang saling berlawanan menciptakan pertengkaran yang tak terhitung banyaknya. Mereka berbantahan hampir dalam segala hal. Tidak ada lagi kata jaim atau nggak enak hati. Arum menyampaikan pendapatnya secara bebas dan frontal, tanpa harus menenggang lagi perasaan Yusra. Yusra pun terlihat lebih natural dalam menghadapi Arum. Tidak lagi terlihat sok manis dan sok gentleman. Bahkan tidak jarang Yusra menunjukkan sisi terburuk dirinya kepada Arum. Yusra tidak malu-malu lagi mengatakan Arum sebagai orang paling tidak praktis dan paling banyak pertimbangan nggak penting yang dikenalnya. Dan Arum membalasnya dengan mengatakan kalau Yusra adalah orang boros yang tak pernah berpikir lebih lama sebelum memutuskan sesuatu.

"Kalau Mas Yus terus-terusan sembrono seperti ini, bisa jadi tempat ini akan bangkrut dalam waktu dekat," protes Arum pedas.

"Itulah makanya aku mempekerjakan kamu, Rum! Kalau tempat ini sampai bangkrut, berarti itu kesalahan kamu yang tidak bisa mengendalikan biaya, tidak bisa menyeimbangkan antara produksi dan penjualan," Yusra tak mau kalah.

"Gimana aku bisa mengendalikan bila Mas Yus suka seenaknya? Kenapa Mas Yus menjadikan aku alasan di setiap kesalahan belanja yang Mas Yus lakukan?" protes Arum tidak terima.

"Kamu kan tahu sendiri bagaimana cara kerjaku? Mestinya kamu mikir dong bagaimana cara mencegah agar aku berhenti membuat keputusan yang berakibat pada pemborosan bahan?" Yusra balas menyalahkan Arum.

"Oh jadi itu salah satu pekerjaanku sekarang? Oke! Aku jamin Mas Yus akan menyesal karena sudah mengeluarkan statement ini," ancam Arum.

"Kalau aku menyesal, kamu juga pasti menyesal. Ingat, kita ini partner bisnis kan?"

Dan Arum yang sudah geregetan itu ingin sekali melempar nampan berisi slice red velvet berharga mahal itu ke muka Yusra. Tetapu buru-buru otak akuntannya mengambil alih dengan memperhitungkan keuntungan dan kerugian bila barang dagangan itu sampai rusak dan tidak lagi memiliki nilai jual.

Untuk kali ini Yusra memang aman.

Yusra, setelah fokusnya lebih kepada produk dan tidak lagi dibebani urusan hitungan laba rugi, kreatifitasnya melesat tajam. Kue-kue yang dia produksi mungkin mengikuti trend jajanan kekinian yang sedang ngehits. Tetapi pria itu memiliki cara unik yang membuat produknya berbeda dari yang dijual di tempat-tempat lain. Sentuhan personal Yusra sangat terasa. Yusra bukan orang yang bisa membiarkan kuenya tampil begitu saja. Cita rasa tinggi tidak akan menarik tanpa kemasan yang juga menarik.

Macaron adalah salah satu jenis produk best seller di YPC. Orang boleh menjual macaron dengan warna-warni cantik seperti permen. Karena cita rasa makanan ini memang standar, tergantung dari komposisi dan kualitas almond yang digunakan. Macaron identik dengan makanan yang disukai perempuan dengan warna warni lucu yang menarik. Umumnya memang begitu. Namun di tangan Yusra, macaron bisa tampil sebagai fusion food*) dalam wujud Vanilla Crème Brûlée Macarons.

Fusion food memang sedang menjadi trend kuliner terkini. Berawal dari konsep 'give traditional cakes a modern flair' yang pada perkembangannya menjadi terlalu jauh melenceng dari pakem semula, sehingga kesannya menjadi aneh. Suatu ketika Yusra mengajak Arum mencoba sebuah tempat kuliner baru, yang menyajikan daging panggang serupa sate, dengan siraman coklat di atasnya. Bagi Arum yang awam, makanan ini terasa aneh. Namun Arum tak berkomentar sama sekali dan menyaksikan bagaimana Yusra berusaha mencerna jenis menu di hadapannya. Tak lama kemudian Yusra menyerah dengan mengatakan "Aku lebih memilih sate atau steak-ku tetap seperti sedia kala, dan menyiramkan cokelat ini pada makanan-makanan yang memang sudah sepantasnya memakai bahan ini."

Namun ketika mencoba membuat macaron dengan sentuhan caramel kecoklatan ini, Yusra menyatakan kepuasannya. Dan menyebutnya sebagai salah satu keberhasilannya dalam mengolah fusion food. Meskipun menurut Arum, melihat proses pembuatannya cukup membuat deg-degan, karena menciptakan caramel dengan warna coklat cantik dengan menggunakan blow torch bukanlah hal yang mudah. Resiko kue-kue mungil itu terbakar sangat tinggi.

Namun biarkanlah Yusra dengan segala resep eksperimennya. Karena dari semua yang pernah diciptakan oleh Yusra, yang paling menjadi favorit bagi Arum adalah Panama Cake. Cake pertama yang dicobakan Yusra kepadanya, yang merupakan perpaduan coklat serut hingga moka dengan chocolate glaze dan dark chocolate yang diserut sebagai garnish-nya. Selain tentu saja Gran Crue. Jenis dessert yang sangat mewakili YPC, yaitu cake rasa es krim yang nyoklat banget. Apalagi kue-kue ini tampil dalam irisan kecil, atau yang biasa disebut Arum sebagai porsi jomblo. Pas dinikmati saat sendiri. Bila ambil satu jenis kok berasa kurang, beli dua slice belum masuk kategori kebanyakan.

Menyoal ejaan YPC, Yusra dan Arum terlibat pertengkaran cukup sengit karena Yusra yang ngomel-ngomel gara-gara Arum melafalkan inisial gerai mereka dengan salah.

"Wai pi si, Rum, dengan tekanan yang tepat agar menciptakan kesan khusus di hadapan customer. Tolong ya, itu medoknya untuk sementara digusur dulu!"

Ditegur begitu, Arum membantah tak terima. "Tapi aku kan nggak menghadapi konsumen? Aku kan hanya menghadapi angka dan duit. Keduanya nggak butuh tekanan apapun!"

"Kamu tuh susah banget dibilangin!" gerutu Yusra. "Terserah deh kamu mau bilang gimana, tapi awas aja kalau sampai di hadapan pembeli aku dengar kamu salah ngomong!"

"Iya, iya! Kalau ada pembeli aku bakal nutup mulutku pake lakban, biar mereka nggak denger aksen medokku. Puas?" balas Arum garang.

Kalau Arum dan Yusra mulai saling berbantahan, pegawai-pegawai lain lebih memilih untuk cepat-cepat kabur agar tidak kena semprot.

Fusion food = makanan yang dibuat berdasarkandua elemen atau lebih cara masak yang berbeda.    

Patissier & Chocolatier (TAMAT)Where stories live. Discover now