Setelah banyak mendebatkan perihal tempat untuk melakukan kerja kelompok akhirnya pilihannya jatuh pada rumah Satya sebab selain orang tuanya yang sedang tidak dirumah serta tempatnya yang strategis.
"Eh Sat sediain makanan kek buat kita. Kita kan tamu, tamu kan raja." Oceh Firdan dengan menatap memelas pada Satya yang tidak juga peka pada wajah-wajah kelaparan dihadapannya.
"Banyak maunya yak ni orang." Gerutu Satya.
"Udahlah sediain apa kek. Gue juga laper nih Sat. Belom makan Gue." Ujar Mika menimpali.
Satya berdecak. "Bibi!!" Panggil Satya pada asisten rumah tangganya.
"Iya den!!" Sahutnya cepat.
Lalu secepat itu pula seorang wanita paruh baya memghampiri mereka.
"Bi siapain makanan yak buat mereka. Yang cepet!! Soalnya nih anak takutnya pada keburu mati." Ujar Satya.
"Oke den." Lalu setelahnya Ia kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan.
"Yee sialan Lo. Mati kelaperan enggak elit banget dah hidup Gue. Gue kan orang kaya. Keluarga Gue aja kaya 7 turunan." Ujar ibay mulai keluar deh sombongnya.
"Iye keluarga Lo kaya 7 turunan. Tapi Elo kan turunan ke delapan." Celetuk Firdan.
"Sialan Lo."
"Ini Kita mau mulainya darimana?" Tanya Bima menginteripsi keabsurdan yang terjadi.
"Ya kayak makalah biasa aja Bim. Buat cover, kata pengantar, daftar isi, isi, sama bagian penutup." Ujar Raina yang sudah siapa dengan laptopnya.
Bima mengangguk. "Kita mau bikin makalahnya tentang apa dulu?"
"Gimana kalo tentang 'pengaruh gadget terhadap remaja zaman sekarang'?" Usul Fani sok ide.
Raina mengangguk malas. "Boleh tuh. Yang lain gimana?"
Bima memgacungkan kedua jempolnya.
"Sok ide banget nggak sih tuh anak." Bisik Ibay pada Mika yang duduk berdampingan.
Mika menoyor kepala Ibay keras. "Soudzhon ae Lo. Jan deket-deket Gue ah. Takut kebawa dosa." Ujar Mika.
Ibay berdecak. "Sok alim Lo. Baju aja kekurangan bahan. Paha diumbar-umbar. Masih bilang takut dosa? Heran Gue sama remaja zaman now." Gerutu Ibay.
"Hina aja terus Gue Bay sampe Lo puas." Ujar Mika kesal.
"Simpen disitu Bi." Ujar Satya menunjuk meja dihadapannya ketika melihat asisten rumah tangganya membawa minuman dan beberapa cemilan.
Firdan udah senyum kesenangan sama seperti Mika yang langsung mendekati meja untuk mengambil makanan.
"Makasih Bi." Ujar Mika.
Bibi itu tersenyum lalu kembali ke belakang.
"Emang yak kerja kelompok itu terbagi jadi dua kata. Ada kerja sama kelompok. Yang kerja seorang yang kelompoknya banyakan." Celetuk Satya menggeleng-gelengkan kepalanya.
Mika dan Firdan tak menghiraukan ocehan Satya mereka hanya fokus pada makanan dihadapan mereka.
"Woyyy bagi donggg!!" Seru Ibay akhirnya yang langsung merebut makanan di tangan Mika.
"Anjing itu makanan Gue." Ujar Mika kesal karena makanannya dimakan Ibay.
"Elah Lo kayak nggak pernah makan seminggu aja. Buas banget." Gerutu Ibay.
"Tau ah. Si anjing mah nyebelin banget hari ini."
"Diem deh kalian semua. Kerja enggak, ribut iya." Gerutu Raina yang tengah fokus mengetik pada laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Senior
Teen FictionMika, seorang gadis pembuat onar, sementara Angkasa adalah ketua OSIS yang paling disukai di sekolah mereka. Tidak ada yang menduga kalau dua orang bertolak belakang ini akan terjebak dalam perjodohan. Setelah melewati pasang-surut dan waktu yang me...