[46] Delicate

553K 36.1K 2.6K
                                    

Cie yang seneng aku up lagi hehe😁😁
Author tantang vote 1000+coment 500, berani?

Didalam chap ini ada dua kabar. Kabar buruk sama baik.
Cekidot....






Mika mengetuk-ngetukan jari telunjuknya keatas meja, tatapan matanya gusar. Sudah sejak 10 menit bel berbunyi tapi guru didepannya belum juga mengakhiri pelajarannya.

"Sampai sini dulu, tugasnya jangan lupa dikumpulkan." Ujar guru didepan sana.

Senyum Mika mengembang, dengan terburu Ia merapihkan bukunya dan memasukannya kedalam tas.

"Setdah seneng amat bu, dapet nomor togel yak." Celetuk Firdan.

Mika tak membalas tapi Ia juga tak kesal. Entahlah, Ia terlampau senang untuk menanggapi ocehan tak berguna tersebut.

Mika dengan semangat berdiri dari duduknya. Tapi belum sempat Ia beranjak ranselnya ditarik dari belakang.

Mika berdecak kesal.

"Selo dong." Ujar Satya sipelaku.

"Lepasin." Mika menepis-nepis lengan Satya yang bertengger di tali ranselnya.

"Yaelah, mau kemana Lo?"

"Kepo Lo. Lepasih nggak?!" Ujarnya garang.

"Nggak." Ujar Satya.

"Ck. Resek ah Lo. Gue mau ke parkiran. Puas Lo?!"

"Mau maling motor yak Lo?" Celetuk setan satunya lagi.

"Iya Gue mau maling." Sarkas Mika.

"Yaudah bareng. Gue juga mau ke parkiran." Ujar Satya lalu mengalungkan sebelah lengannya keleher Mika.

Oke Mika Lo cukup bersabar. Buah dari sabar itu pasti kemenangan, eaaa.

Keduanya melangkah keluar beriringan.

"Aduh, cepetan dong ah lelet bet sih." Ujar Mika rusuh.

Satya mengerutkan dahinya. "Yaampun santuy dong. Parkiran gak bakalan lari kok."

"Iya parkiran gak bakal lari. Orang yang di parkiran yang bakal lari kalo Gue lama." Sewot Mika.

"Lo apa'an sih, segitunya." Cibirnya.

"Yak bodo, Gue ini."

"Serah Lo deh se-senengnya Lo aja." Dengus Satya.

"Tapi Sat Gue seneng banget deh, bau-baunya Angkasa bakalan maafin Gue."

"Najis. seneng banget Bu?"

Mika mengangguk antusias.

"Nih Gue bilangin yak. Jangan berlebih kalo ngeharepin sesuatu, ntar jatohnya Lo kecewa."

"Nggak bakalan!"

"Yeuu dibilangin ngeyel. Udah kena baru tau rasa Lo."

"Yak jan nyumpahin juga nyet!"

Satya menghela napas. "Guekan bilangin bukan nyumpahin."

"Yak sama aja."

"Emang yak Cewek itu selalu benar. Heran Gue."

Mika kaget ketika Satya dengan tiba-tiba membalikan tubuhnya ketika keduanya baru sampai didepan parkiran.

"Ish. Lo apa'an sih. Awas!" Ujar Mika jengah.

Satya terlihat gelagapan. "Ntar dulu deh." Satya diam terlihat Ia sedang berfikir keras. "Kenapa Lo enggak rapihin dulu rambut Lo. Lepek tuh." Ujar Satya sambil mengacak-acak rambut Mika.

Married With SeniorWhere stories live. Discover now