26

285K 15K 277
                                    

Author POV

Malam yang semakin larut memaksa Lisa untuk menghentikan obrolan ringan mereka yang dimulai setelah makan malam-karena Saga harus segera beristirahat.

Ngomong-ngomong, Lisa yang memasak makan malam sesuai janjinya. Dia pulang ke apartemen untuk memasak sup ayam dan bubur beras merah. Sepanjang waktu makan, Saga terus memuji masakannya, hingga pria itu merasa sekali makan saja tak akan cukup. Dia baru merasa kenyang saat piring ke empat.

Tibalah waktunya untuk tidur. Saga mati-matian menginginkan Lisa harus  tidur di ranjangnya, sedangkan Lisa pun menolak dengan tegas dan tetap memilih untuk tidur di bawah beralaskan bed tambahan yang dibawa oleh office boy tadi. Perdebatan mereka berjalan alot, di mana Saga kini sudah berbaring di bawah tanpa menunggu persetujuan Lisa.

"Ga, aku lebih baik pulang sekarang, kalo kamu masih bersikeras mau tidur di bawah," ucap Lisa dengan ekspresi serius, membuat Saga cepat-cepat merangkak kembali ke atas ranjangnya.

"Saya udah tidur di atas. Kamu jangan pulang, ya?" Saga memohon sambil menatap sedih pada Lisa yang setengah mati menahan tawanya. Ternyata mudah sekali memenangkan perdebatan dengan Saga.

"Kamu kayak anak kecil aja harus diancam dulu," Lisa mendumel sambil memperbaiki selimut Saga. "Kamu itu lagi sakit, kok, maksa mau tidur di bawah!"

"Saya juga tidak mau kamu sakit gara-gara tidur di bawah," ucap Saga dan menatap dalam-dalam ke mata Lisa, hingga membuatnya jengah.

"Enggak usah berlebihan deh. Aku juga nggak akan mati hanya karena tidur di bawah semalaman," kilah Lisa sambil menutupi rasa gugupnya karena ditatap begitu intens. "Udah, kamu tidur sekarang," lanjutnya lalu berbaring di kasurnya sendiri. Namun, Lisa memilih untuk melanjutkan film yang belum selesai ditontonnya tadi sore. Setelah memasang headset di ponselnya, Lisa segera memutar kembali film The Pursuit of Happyness.

Saga yang melihat cahaya ponsel Lisa di kegelapan, menjulurkan kepalanya, mencoba melihat apa yang sedang dilakukan Lisa sampai membuatnya belum tidur.

Lisa yang melihat kepala Saga di tepi ranjang, langsung melepaskan headset dan bertanya "Belum tidur?" sambil meletakkan ponsel di samping kepalanya.

"Saya belum ngantuk. Kamu lagi apa tadi?"

"Aku nonton film tadi," jawab Lisa dan membuat Saga semakin mencondongkan tubuhnya, hingga kepala Saga sepenuhnya berada di luar ranjang, memandang wajah Lisa yang berada tepat di bawah wajahnya.

"Saya juga mau nonton," Saga bangkit dari ranjangnya dan hendak turun ke bawah. Tapi Lisa lebih cepat bangun dan duduk di samping ranjang mencegah Saga untuk turun ke bawah.

"Kamu harus tidur!" Seru Lisa dan mendorong kening Saga dengan telunjuknya agar dia berbaring lagi, namun secepat kilat Saga kembali bangkit dan duduk. Membuat Lisa menjadi gemas sendiri.

"Tapi saya belum ngantuk Lis. Saya temani kamu nonton, ya? Saya janji setelah itu saya langsung tidur. Please..." Pinta Saga sambil memelas.

"Benaran ya, habis nonton kamu langsung tidur?" Lisa kembali memastikan sebelum mengiyakan permintaan suaminya. Saga mengangguk, sambil mengacungkan dua jarinya, sebagai tanda jika dia akan benar-benar tidur setelah menonton film. Lisa mendesah pelan sebagai tanda mengalah "aku sambung ke TV aja biar bisa nonton berdua," Lisa segera menyambungkan ponselnya ke TV menggunakan WiFi. Begitu sudah tersambung, Lisa segera bergabung bersama Saga di atas ranjang dengan duduk sambil memeluk kakinya sedangkan Saga memilih duduk bersila.

"Anggap aja bioskop pribadi," Kelakar Lisa ketika tatapannya bertemu dengan mata Saga. Pria itu tersenyum dan kembali memusatkan perhatian ke layar TV karena filmnya sudah dimulai.

Are We Getting Married Yet?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora