37

214K 12.3K 658
                                    

Author POV

Suara deru mesin mobil yang baru saja memasuki garasi berhasil menyadarkan Lisa dari tidurnya. Tanpa perlu melihat Lisa sudah tahu siapa pemilik mobil tersebut. Kakinya berlari secepat yang Lisa bisa menuju pintu depan. Saking terburu-buru ingin membukakan pintu, Lisa malah tersandung kakinya sendiri membuat tubuhnya terbentur lantai marmer yang dingin.

Saga yang baru saja memasuki rumah langsung menghampiri Lisa yang masih tersungkur di lantai dan membantunya berdiri.

"Are you alright? Ada yang luka?" Saga memegang kedua pundak Lisa mengecek lututnya yang memerah namun syukurnya tidak ada luka sedikit pun. Wajahnya yang kelihatan lelah begitu khawatir mendapati Lisa terjatuh.

Yang ditanya hanya bisa menggeleng, namun senyum tak pernah hilang dari wajahnya. Seakan mengabaikan rasa sakitnya. Bahkan tidak ada amarah atau kecewa karena harus batal pergi makan malam.

"Kamu pulang," gumamnya pelan dan memeluk Saga erat. Menghirup aroma parfum bercampur bau khas rumah sakit.

"Maaf. Lagi-lagi saya tidak menepati janji," lirih Saga dan membalas pelukan Lisa tak kalah erat.

"Enggak apa-apa. Aku tahu, kamu pasti sibuk. Kita bisa makan malam lain waktu," ucap Lisa masih bersandar nyaman di dada Saga. "Lihat kamu pulang dalam keadaan sehat aja aku udah senang banget,"

Saga tersenyum getir dan mengelus kepala Lisa sembari mengecup samping kepalanya.

"What I've done to deserve you?" Gumam Saga pelan masih terkesima oleh kedewasaaan dan pengertian yang tinggi istrinya ini.

"Kamu ngomong apa tadi?" Lisa membuat jarak agar dapat melihat wajah Saga.

"Saya tanya, kamu sudah makan? Saya bawa pizza," Saga mengangkat 2 kotak pizza berukuran besar yang sedari tadi di tentangnya dengan senyum sumringah. Lisa meloncat kegirangan dan hendak meraih kotak pizza tersebut. Sayang, Saga malah mengangkat tinggi-tinggi sampai Lisa tidak bisa menjangkaunya.

"Iihhh cepat turunin aku mau makan!" Rengek Lisa masih berusaha menarik tangan Saga turun agar bisa meraih pizza tersebut.

"Ada syaratnya," Saga tertawa jahil kemudian mengacak poni Lisa karena gemas melihat wanita itu cemberut.

"Apa?!" Seru Lisa kesal karena begitu menginginkan pizza tapi Saga malah mempermainkannya. Saga menunjuk bibirnya.

"Apa?" Tukas Lisa tidak mengerti. "Bibir kamu baik-baik aja," lanjutnya dengan tampang polos. Saga sekali lagi menunjuk bibirnya dengan semangat berharap Lisa segera mengerti.

"Apaan, sih? Iya aku tahu bibir kamu seksi! Udah cepetan, aku mau makan pizza," Lisa segera menarik tangan Saga saat pria itu lengah dan menyambar kotak pizza secepatnya sebelum Saga kembali mempermainkannya. Saga mencebik kecewa saat Lisa berhasil kabur bersama kotak pizza menuju ruang makan tanpa mengerti yang diinginkannya.

Namun, tidak lama setelah itu Lisa berlari kembali padanya, menarik lehernya dan membuat Saga menunduk, lalu memberikan sebuah ciuman panjang di bibir Saga.

"Kita satu sama!" Seru Lisa dengan senyuman jahil dan kembali berlari menjauh tanpa mau bertanggung jawab karena menyebabkan jantung Saga berdetak lebih cepat dari normal.

Setelah berhasil menguasai diri, Saga ikut bergabung bersama Lisa di meja makan yang sudah menghabiskan 2 potong pizza. Karena makan terlalu cepat membuat Lisa tersedak. Saga segera berinisiatif mengambilkan segelas air dan menyerahkan pada Lisa yang segera meminumnya. Saga membantu mengusap punggung Lisa agar merasa lebih baik.

"Sudah baikan?" Tanya Saga dan memberikan selembar tisu agar Lisa menyeka mulutnya yang belepotan. Lisa hanya mengangguk dan kembali melanjutkan makannya. Saga mengambil tempat di depan Lisa dan ikut mengambil sepotong pizza. Memakannya tanpa minat.

Are We Getting Married Yet?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora