Fourty One

8.8K 695 3
                                    

Alida bangun dengan tubuh serasa sakit disayat sembilu. Arvie begitu kasar padanya, ia mengira bahwa Arvie adalah lelaki yang emmang pendiam dan sarat luka karena sedih ditinggal isteri ke duanya, Leeandra. Satu nama yang ia lafalkan saat mencapai kepuasan masih membuat Alida berang. Rambutnya yang ditata rapi saat pesta pertunangan itu tak ada lagi sisanya. Gaun yang ia pesan khusus pun sudah tak berbentuk rupanya.

Arvie marah besar pada Alida, karena dia semua orang tahu siapa Leeandra. Karena Alida, ia pun akhirnya tahu hubungan Leeandra dan Angelo, makin marahlah Arvie pada Alida. Alida menjadi sasaran kemarahan Arvie. Alida mengelus lehernya, ada bekas jeratan tangan Arvie yang seakan bisa mengantarnya pada malaikat kematian. Ia bahkan harus menahan marah saat tahu Arvie pergi setelah memperlakukannya seperti pelacur.

Alida meraih tasnya dan menelan obatnya lagi. Ia merasa 'terkendali' saat Arvie memperlakukannya kasar. Jika saja tak membawa obatnya mungkin kamar hotel yang mereka tempati bakal runtuh.

"Jangan sampai aku melihatmu lagi men-stalkernya lagi, Sayang. Aku tak biasa merasakan sakit hati," ujar Alida tertawa.

Kemarahan Arvie masih berlanjut, ia bahkan melempar apa yang ia lihat kembali. Mami meminta maaf pada Arvie jika ia yang memberitahu Alida bahwa Leeandra adalah isteri ke dua Arvie.

"Harusnya Mami bisa nahan diri buat enggak beritahu dia." Arvie menatap tajam ke arah maminya.

"Maafin mami, Vie. Mami kira Alida bisa simpan rahasia enggak tahunya jadi gini." Mami masih meminta maaf atas ketidaksengajaannya.

Orangtua Alida pun mempertanyakan kebenaran yang Alida katakan soal kehidupan asmara Arvie. Arvie menjawabnya dengan lantang soal kebenaran itu, justru ia yang akan membatalkan pertunangan jika mereka keberatan. Mereka terdiam, seakan merasa dibohongi oleh status Arvie. Mereka pulang dengan perasaan kalut.

"Alida jelas tidak akan mau melepas Arvie. Dia kayaknya sudah cinta mati sama dia." Mama Alida berkata.

"Tapi Ma, Papa merasa malu atas sikap Alida, dia mempermalukan kita orangtuanya dengan cara dia mempermalukan wanita itu. Wanita itu tunangan Angelo, Zedd Angelo, Ma. Dia investor utama kita selama ini, Papa enggak yakin dia masih mau kerja sama lagi setelah kasus Alida." Papa Alida merada pusing saat ini. Memusingkan bisnisnya yang akan terguncang.

"Gimana caranyalah Papa bisa ngomong sama Angelo soal bisnis. Mama akan urus soal Alida." Mama Alida menelepon anaknya.

Sementara di tempat lain, satpam dibantu Opi mengamankan pagar rumah Angelo yang tinggi menjulang dari para awak media yang datang silih berganti meminta wawancara dengan Angelo. Angelo melihat luar dari balik kaca ruang tamunya. Ia yakin mereka tidak akan tinggal diam dan terus mengejar Angelo sampai mau mengklarifikasi soal hubungannya dengan mantan isteri Arvie Manuel.

Angelo diapit Angga dan beberapa orang yang menghalau wartawan mendekatinya pun keluar menemui awak media. Ia mengklarifikasi soal siapa Leeandra.

"Apa benar, Leeandra masih berstatus isteri muda Arvie Manuel?"

"Iya, tolong Anda jelaskan soal itu."

"Apakah benar Anda merebut isteri muda Arvie Manuel?"

"Bisa Anda jelaskan apakah tuduhan itu benar?"

"Saya tidak akan bicara dua kali, jadi mohon dengar baik-baik apa saya katakan. Leeandra memang isteri muda Arvie Manuel, tetapi, mereka sudah berpisah sebelum saya mengenalnya. Mereka berpisah karena suatu hal dan itu bukan urusan saya. Yang jelas, kami sudah bertunangan dengan status dia single." Angelo menjelaskan lengkap.

"Apakah benar Arvie Manuel sering menemui Leeandra meski dia tahu bahwa Leeandra tunangan Anda?"

"Cukup penjelasan dari saya dan terima kasih sudah datang dan selamat malam." Angelo membuka pintu rumahnya dan meninggalkan Angga dan lainnya yang mengatasinya.

Pertanyaan mereka beragam, bahkan mereka menanyakan mengapa Leeandra bekerja di Pramdana sebagai karyawan biasa padahal ia masih berstatus isteri Arvie. Angelo memilih bungkam. Leeandra yang duduk memeluk kakinya di atas sofa menatap Angelo yang tersenyum mendekatinya. Angelo tahu Leeandra tak biasa dengan wartawan yang memburunya. Leeandra sudah dengar apa yang Angelo katakan pada mereka, kini ia mendadak jadi artis.

Tak hanya media cetak, media eletronik pun ada berita tentangnya. Angelo memeluk Leeandra, menenangkannya, bahwa Angelo bisa menangani awak media yang masih mengejarnya. Angelo meminta Ira bersikap waspada saat bersama Lee di luar rumah, kalau bisa keluarkan semua keahlian yang ia punya untuk melindungi Lee. Meskipun Lee akan lebih jarang keluar rumah tanpa alasan.

Angelo mendekap Lee, membawanya masuk ke dalam kamarnya. Lee masih syok soal tuduhan yang Alida katakan di hadapan semua tamu yang hadir di sana.

"Jangan dipikirkan soal tuduhan itu." Angelo mendekap hangat Lee, menenangkannya sambil menggosok-gosok punggungnya.

Kabar bahwa Leeandra adalah tunangan Angelo terdengar sampai ke telinga Marni dan seluruh pegawai  Pramdana terkejut. Leeandra kini menjadi orang yang dicari ingin diwawancarai soal hubungannya dengan pebisnis terkenal, Zedd Angelo pemilik Pramdana.

"Oh em gii! Ya Tuhan, jadi Leeandra tunangan Pak Angelo sekarang! Nasibmu baik sekali Leeandra. Dia juga mantan isteri Arvie Manuel? Arvie Manuel bentar deh, itu 'kan pria yang nuduh Lee ambil arlojinya? Jadi itu mantan suaminya, ya Tuhan." Marnie mengoceh sendiri dengan ponsel di tangannya membaca semua berita soal Leeandra.

Leeandra teman kerjanya di Pramdana, sering  makan bersamanya, ternyata saat itu adalah isteri seorang pebisnis Arvie Manuel. Marni tak sabar ingin bicara dengan Leeandra, temannya. Ia menelepon nomer Leeandra, namun ia menjadi lemas saat tahu bahwa Leeandra adalah orang penting mana mau bicara dengannya.

"Halo, Mar, Marni?" Suara Lee terdengar di teleponnya yang tak tepat di telinga Marni.

"Ha-halo, Lee ini aku, Marni." Marni segera menjawab sapaan Leeandra padanya. Ia kaget bahwa Lee masih mau bicara dengannya.

"Ya Marni aku tahu, gimana kabar kamu?" tanya Lee pada Marni.

"Anu, Lee. Maaf ya aku meneleponmu, jadi bingung manggilnya gimana." Marni mendadak bicara Kaku.

"Mar, kamu kayak bicara sama siapa saja, kita masih temen kan? Kamu jangan kaku gitu lah Mar. Kangen kerja bareng kamu lagi." Leeandra terdengar senang bicara dengan Marni.

"Terima kasih ya Lee kamu masih mau temenan sama aku." Marni senang karena mantan teman kerjanya itu masih mau bicara dengannya meski sudah menjadi tunangan orang kaya.

"Tentu saja, Marni."

"E, Lee, berita itu benar ya?" Marnie menanyakan soal kebenaran itu.

"Iya, itu benar. Maaf aku tak bermaksud menipu publik tapi aku punya alasan tak mengatakannya." Lee memberikan alasan tak bisa jujur padanya waktu itu soal statusnya.

"Iya tak apa, aku kangen bicara sama kamu Lee."

"Kapan-kapan kita ketemu? Tapi tidak bisa dalam waktu dekat ini.

"Iya aku tahu, selamat ya Lee soal pertunangan kamu dengan Pak Angelo."

"Terima kasih." Lee menutup teleponnya dan menaruhnya di atas meja.

Lee kembali tersenyum pada pria yang masih di sisinya, ia menyandarkan kepalanya di dada Angelo. Ia merasa dada Angelo sangat nyaman untuknya saat ini.

Di tempat lain, Alida marah dan tak setuju atas keputusan Mama dan Papanya yang keberatan soal status Arvie dan menyayangkan sikap Alida yang bisa membahayakan bisnis papanya. Papa dan Mama Alida ingin membatalkan perjodohannya. Alida frustasi. Kembali ia menenggak isi botol putih miliknya itu. Ia menangis dan meraung sepanjang malam, menggila kembali dan mengobrak-abrik kamarnya untuk ke sekian kalinya.

Pagi sekali, Papa dan Mama Alida mendatangi rumah Arvie dan memutuskan bahwa pertunangan anak mereka dengan Arvi dibatalkan. Arvie kembali menjadi menyebalkan, ia tak menanggapi permintaan maaf mereka dan merasa senang terlepas dari wanita yang terobsesi padanya itu.

Kini ke dua orangtua Alida berada di depan rumah Angelo karena Angelo tidak bisa dihubungi, bahkan asisten pribadinya pun menjawab Angelo tak bisa menerima panggilan telepon, itu alasan mereka ke rumah Angelo. Satpam memberitahu Angga bahwa ada tamu dari keluarga Angyana datang ingin bertemu dengan Angelo. Angelo tahu siapa keluarga Angyana, keluarga yang mempunyai perusahaan yang memproduksi sepatu di mana ia menjadi investornya. Angelo bersedia bertemu dengan mereka, Angga memberitahu bahwa mereka akan menunggu di ruang tamu rumahnya.

Eccedentesiast ✓ [Terbit : Ready Stock]Where stories live. Discover now