1 - Tentang Hubungan Keduanya

2K 170 33
                                    

Sekarang sudah pukul enam lebih lima di pagi hari, dan meja makan keluarga Manoban sudah dipenuhi oleh masakan dari putri sulung keluarga mereka, Lisa.

"WOOJIN! JINYOUNG! Turunnnn! Sarapan sudah siap!" Lisa berteriak kencang, dengan segera dua manusia berbeda warna kulit turun dari lantai dua.

"Mama dan Papa?" Jinyoung bertanya.

Lisa mengusap puncak kepala adiknya. "Mereka belum pulang. Besok, mungkin?"

"Besoknya Mama-Papa itu tahun depan," ucap Jinyoung yang kemudian pergi menyusul Woojin ke meja makan.

Lisa menghela nafas. Beginilah resiko mempunyai dua adik sedangkan orang tua jarang di rumah. Apalagi adik bungsunya memiliki mulut pedas.

Keluarga Manoban punya tiga anak. Yang pertama Lisa, sudah bekerja. Woojin, masih kelas satu SMA. Dan yang bungsu Jinyoung, kelas tiga SMP.

"Kalian berangkat bareng kakak atau gimana?" tanya Lisa.

Woojin menggeleng. "Kita naik sepeda aja."

"Jangan," sahut Jinyoung. "Tak masalah jika kau naik sepeda. Tapi aku? Kulitku masih putih, nanti bisa hitam."

Tawa Lisa pecah.

"APA MAKSUDMU?! YYA!"

Lisa menarik Woojin, mendudukkannya ke kursi lagi. "Jangan bertengkar di pagi hari. Jinyoung, kalau kau tak mau berangkat dengan sepeda, lalu naik apa?"

"Ikut teman saja, aku tak mau jadi sehitam Woojin."

"YAK! AKU INI KAKAKMU! SETIDAKNYA BERIKAN EMBEL-EMBEL 'KAK' SAAT MENYEBUT NAMAKU!"

"Woojin, jangan berteriak, ini masih pagi!"

"Wow wow wow, ada apa ini?" Tiba-tiba seseorang di ambang pintu menyahut.

Lisa tersenyum. "Kau sudah datang? Apa tidak terlalu pagi?"

Daniel ikut tersenyum. "Tentu tidak. Aku ingin mengantarmu, jadi aku harus berangkat pagi."

"Berhenti bermesraan, masih ada anak di bawah umur," ujar Jinyoung.

Daniel dan Lisa lantas tertawa.

Woojin menyahut, "Tak usah alasan. Bilang saja kau iri karena kau tak punya pacar."

"Yya! Jangan mentang-mentang kau punya pacar kau jadi bisa mengejekku! Aku yakin Sohye noona menerimamu karena merasa kasihan padamu!" Dan perdebatan di pagi hari kembali dimulai.

"Sebenarnya mereka ini kenapa?" Daniel menghampiri Lisa, duduk di sebelah gadis itu.

Lisa mengedikkan bahu. "Entah, aku jengah dengan mereka." Ia menyodorkan sesendok nasi goreng pada Daniel yang diterima lelaki itu dengan baik. "Sudah sarapan?"

"Belum. Aku rasa tidak perlu," jawab Daniel.

"Karena nantinya akan ada banyak gadis yang memberimu makanan?" tebak Lisa yang dibalas Daniel dengan anggukan dan senyuman.

"Jangan cemburu," ujar Daniel membuat Lisa memasang wajah ingin muntah.

"Woojin, Jinyoung, hentikan. Ayo sekolah! Ini sudah setengah tujuh." Lisa menarik kedua adiknya ke ruang tamu, menyuruh keduanya bersiap-siap ke sekolah.

"Jangan meninggalkanku." Daniel datang.

"Aku tak meninggalkanmu."

"Kau meninggalkanku."

"Tidak."

"Iya."

"Tidak."

"Iya."

Pre-wedding❌DanielLisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang