5 - Orang Tua Daniel

854 114 3
                                    

Daniel dan Lisa sama sempurnanya malam ini. Dibalut dengan pakaian berwarna senada--biru tua--, keduanya bergandengan tangan.

Lisa sendiri memakai gaun yang tidak terlalu merepotkan. Panjangnya semata kaki dengan hiasan yang terkesan elegan. Rambutnya digerai bergelombang dan make up tipis menempel indah di wajahnya. Lisa sempurna.

Bertambah dengan sempurnanya Lisa, maka bertambah pula kewaspadaan Daniel. Takut-takut akan ada banyak lelaki yang mencuri pandang pada gadisnya.

Malam ini, Daniel dan Lisa menghadiri sebuah pesta kecil-kecilan keluarga Daniel yang barusaja mendapatkan keuntungan di perusahaan mereka.

"Menantuku!" Mama Daniel berjalan mendahului Papanya, kemudian segera memeluk Lisa erat, "seperti biasa, kau sangat cantik!"

"Terima kasih, Mama." Lisa tersenyum sopan.

Ya, memang keluarga Daniel menyuruh Lisa untuk memanggil orang tua Daniel dengan 'Mama dan Papa'. Begitu pula untuk Daniel di keluarga Lisa.

"Selamat malam, Kekasih Daniel." Papa Daniel ikut bergabung, Lisa segera membungkuk sopan pada keduanya.

"Terlalu fokus dengan menantu sampai lupa dengan anak sendiri," cibir Daniel yang lantas membuat orang tuanya dan Lisa tertawa.

"Apa kau cemburu padaku?" Lisa bertanya, lebih tepatnya menggoda Daniel.

"Tidak, tidak, aku tidak cemburu padamu. Hanya saja, kurasa dua orang ini lupa siapa anaknya. Siapa anak Anda, Tuan, Nyonya?" Daniel bertanya pada orang tuanya sendiri.

"Aku rasa, anak kami adalah jodoh Lalisa Manoban." Mama Daniel ikut bersandiwara.

"Yang paling penting, anak kami tidak setampan aku," tambah Sang Papa.

Daniel mendengus. "Yya, kenapa aku selalu disingkirkan? Ambil saja Lisa! Jadikan dia anak kalian!"

"Jika Lisa kujadikan anakku, maka kau dan Lisa akan bersaudara. Jadi, tak akan ada pernikahan atas nama kalian?"

"Oke, kutarik omonganku."

***

Entah kenapa, perasaan Daniel sangat tidak enak sekarang. Setelah acara selesai, Papa dan Mamanya mengajak dirinya dan Lisa untuk bicara hanya berempat di sebuah ruangan tertutup.

Dan kekhawatiran Daniel terbukti ketika sebuah kalimat meluncur bebas dari mulut Papanya.

"Papa dan Mama akan bercerai."

Jantung Daniel melengos, begitu pula dengan Lisa.

"Kenapa?" Lisa mewakili Daniel untuk bertanya. Sebenarnya ia melakukan itu karena jika Daniel yang bertanya, maka Daniel tak akan bisa mengendalikan emosinya.

"Kami merasa sudah tidak cocok lagi," jawab Mama. "Sesuatu yang sudah tak cocok tak boleh dipaksakan, bukan?"

Daniel dan Lisa sama-sama diam. Daniel sedang tak bisa berpikir sekarang. Tapi Lisa sedang memikirkan sesuatu yang bisa menahan agar kedua orang tua Daniel tak bercerai.

"Tapi... kalian punya anak yang tak mungkin bisa cepat menerima semuanya." Lisa berujar takut.

"Anak kami hanya Daniel, Sayang," sahut Papa, "dia sudah besar. Kami yakin Daniel bisa mengerti."

Diam-diam, Lisa menghapus jarak antara dirinya dan Daniel. Gadis itu menggenggam tangan Daniel, mengusap tangan kekasihnya dengan ibu jari.

Daniel menoleh sedikit ke Lisa. Lisa mengangguk, memberi isyarat bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Pre-wedding❌DanielLisaWhere stories live. Discover now