chapter 4

8.2K 544 13
                                    

"hyungdeul..apapun yang terjadi dan apapun yang kalian lakukan padaku.. aku akan tetap mencintai dan menyayangi kalian.. karena hyungdeul adalah anugerah terindah yang Tuhan berikan dalam hidupku...".








      Jungkook telah menyelesaikan pekerjaannya di cafe Hoseok. Jam dinding menunjukkan pukul 9 malam tepat.. Jungkook mengambil tas punggungnya, lalu berjalan keluar setelah berpamitan pada Hoseok..

15 menit lebih Jungkook menunggu bus menuju rumahnya, namun tak ada satupun bus yang melewati halte yang ia diami saat ini..

Wajar saja.. pada malam hari seperti saat ini, memang jarang sekali ada bus yang lewat.. membuat Jungkook menghela nafas berat.

Ia harus segera sampai di rumahnya sebelum hyungdeulnya pulang, ia tak mau hyungdeulnya kelaparan karena tak ada yang memasak makan malam untuk mereka..

...

Sebuah mobil hitam berhenti di hadapan Jungkook, Jungkook sangat hapal mobil siapa itu..

" Jungkookie... sedang apa kau malam-malam disini..". ucap namja itu sesaat setelah menurunkan kaca mobilnya.

"eoh..Jimin hyung..kau darimana hyung?". bukannya menjawab pertanyaan Jimin, Jungkook malah balik bertanya.
dapat Jungkook lihat seorang namja lainnya yang duduk di sebelah Jimin..

yah..namja yang duduk di sebelah Jimin adalah Taehyung..
Taehyung seakan bersikap acuh dan sibuk memainkan ponselnya...

" kajja...naiklah..bukankah kau mau pulang?". ucap Jimin

"Chim..kalau kau mau mengajaknya..lebih baik aku turun.. aku tak mau satu mobil dengan pembunuh...".

degg...!!

.. Perkataan Taehyung seakan merobek ulu hati Jungkook, rasanya begitu sakit.. bahkan lebih sakit dari penyakit yang di alaminya.

Sebenci itukah Taehyung padanya?

" Tae!! jaga bicaramu.. bagaimana pun Jungkookie. adalah dongsaengmu...". tegas Jimin, Taehyung menatap sinis Jungkook...

"dongsaengku sudah mati tujuh tahun yang lalu Chim...".

Dan akhirnya pertahanan Jungkook runtuh, airmatanya lolos begitu saja tanpa ia minta..

dadanya terasa sangat sesak dan perih seakan di tikam oleh ribuan pedang tajam...

" hyung. aku akan mencari kendaraan lain saja.. sepertinya bus nya tak ada, aku pergi dulu...".lirih Jungkook dengan suara bergetar.

setelah mengatakan itu, Jungkook langsung pergi dengan airmata yang terus berjatuhan di pipi mulusnya

Jimin hanya bisa menghela nafas berat sembari menatap punggung Jungkook yang semakin menjauh..

kemudian Pandangannya ia alihkan pada namja yang duduk di sampingnya..

Kim Taehyung masih sibuk dengan ponselnya, seakan tak pernah terjadi apa-apa membuat Jimin mengerang kesal..

"sampai kapan Tae.. sampai kapan kau akan membencinya? dia dongsaengmu Tae.. darah kalian sama.. tapi bahkan kau menganggapnya sudah mati? ck.. jinjja... hatimu benar-benar di kuasai kebencian Taehyung-ah..".
ucap Jimin tegas

" Kau tak pernah mengerti Chim!! APA KAU PERNAH KEHILANGAN ORANGTUAMU?? APA KAU PERNAH MERASAKAN MELIHAT ORANG YANG KAU SAYANGI BERSIMBAH DARAH DI HADAPANMU LALU KEHILANGAN NYAWANYA!! APA KAU PERNAH MERASAKAN HIDUP SERBA KEKURANGAN HAHH...!!". teriak Taehyung meluapkan segala emosi dan perasaannya membuat Jimin hanya bisa terdiam dan menunduk..

"kau tak pernah merasakan itu semua... aku merasakannya chim.. betapa berat kehidupan yang ku jalani sejak pembawa sial itu mengambil semua kebahagiaanku.. asal kau tau chim..tidak mudah untukku untuk melupakan segalanya dan menerimanya kembali.. keadaan yang sekarang sudah berbeda chim...". lirih Taehyung dengan pandangan kosong serta mata mulai berkaca-kaca, membuat Jimin menyesali perkatannya..

I'm sorry..✓Where stories live. Discover now