chapter 6

8.9K 571 7
                                    

"Aku tutup mataku.. dan aku bisa melihat sebuah hari yang lebih baik..aku tutup mataku dan berdoa
Justin bieber-pray".















Namja berbahu lebar itu masih setia menggenggam erat tangan kanan dongsaengnya,menggenggamnya erat berusaha menyalurkan kehangatan pada tangan dongsaengnya yang terasa dingin..

Tiga hari sudah, Namja bergigi kelinci itu terbaring lemah di ranjang pesakitannya.. kondisinya masih sangat kritis membuat Seokjin tak hentinya merapalkan doa dalam hatinya..

Berharap dongsaeng terkecilnya segera membuka matanya..
Hati Seokjin sakit...
sakit melihat wajah pucat dan tubuh dongsaengnya yang terbujur kaku dengan berbagai macam alat rumah sakit..

Jika Seokjin bisa memilih..

Biarkan dia saja yang merasakan sakit yang dongsaengnya rasakan..

biar dia saja yang menderita..
daripada harus melihat dongsaengnya harus menderita, selama ini Jungkook sudah cukup menderita dengan perlakuan kedua hyungnya..
Seokjin menepuk-nepuk dadanya yang terasa sakit..

airmata itu lolos begitu saja untuk yang ke sekian kalinya..
Bahkan mata Seokjin terasa kering karena beberapa hari ini ia terus menangis, kantung mata terlihat jelas di bawah mata namja berwajah tampan itu menandakan ia yang beberapa hari ini tak bisa tidur dan terus menangisi dongsaengnya...

cklek...

Terdengar seseorang yang membuka pintu ruang rawat Jungkook..

Park Jimin...kini namja itu menghampiri Seokjin yang masih setia duduk di samping ranjang Jungkook dan masih setia menggenggam erat tangan dongsaengnya..

"Kau sendirian Jimin-ah..".

Jimin terdiam nampak gelisah seakan mengerti perkataan Seokjin..

" aku sudah memberi tau Taehyung tentang keadaan Jungkook, tapi Taehyung seakan tak peduli...".
ucap Jimin lirih, Jimin menatap namja yang sudah seperti hyungnya sendiri itu, merasa bersalah dengan apa yang baru saja di ucapkannya..

"sampai kapan mereka akan membenci Jungkook...". lirih Seokjin pelan, namun masih bisa di dengar Jimin..

Jimin memegang bahu Seokjin berusaha sedikit menguatkan namja itu...

" aku yakin hyung..suatu saat mereka akan menyayangi Jungkook lagi..".

Seokjin menundukan kepalanya, Jimin yang melihat itu pun kini merengkuh tubuh Seokjin, hanya itulah yang bisa di lakukan Jimin untuk menguatkan Seokjin saat ini..

Seokjin tak menangis.. ia terlalu lelah menangis bahkan mungkin airmatanya telah kering saat ini..
ia hanya menatap Jimin sendu..
raut wajahnya di tambah matanya yang sendu menandakan bahwa ia sangat menderita...

"hyung..kau pulanglah dan beristirahat.. aku tau beberapa hari ini kau pasti sangat lelah...biar aku yang menjaga Jungkook".

" aniya.. biar hyung saja yang menjaganya, hyung tak mau merepotkanmu Jimin-ah...".

Jimin tersenyum hangat membuat matanya terlihat menyipit..

"aku tak pernah merasa di repotkan hyung.. kookie juga dongsaengku, aku menyayanginya... sekarang hyung pulang dan beristirahat, apa hyung mau saat Jungkook sadar nanti hyung malah sakit.. aku tak mau kau jatuh sakit juga hyung...".

"keurae... hyung akan menurut padamu jimin-ah.. hyung titip kookie ne,dan hubungi hyung jika terjadi apa-apa..".

Jimin menganggukan kepalanya sembari tersenyum, Seokjin telah menghilang dari pandangannya, kini Jimin menatap lekat sosok yang tengah terbaring lemah di hadapannya..
setetes airmata lolos begitu saja di sudut matanya, membuat Jimin menghapus kasar airmatanya..

I'm sorry..✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang