GubrakkSontak saja Candy mendorong Darrel hingga tersungkur. Ia kaget dan reflek melakukannya.
"Aduhh" ringis Darrel kesakitan.
"Duhh, gue gak sengaja, lo sih" Candy malah menyalahkan Darrel tapi ia juga membantu Darrel berdiri.
"Kok gue sih, tuh monyet-monyet lo penyebabnya" tunjuk Darrel kepada Alexa dan Lynxi yang menyengir kikuk sambil menatapnya tajam.
"Enak aja lo, kalau lo tadi gak kayak gitu gue gak bakal teriak, reflek!" kilah Alexa.
Darrel memutar bola mata malas. Tapi tak lama ia tersenyum.
"Yaudah Can, gue gak mau ganggu 'bestie time' lo, gue tunggu lo diparkiran nanti sayang" ucap Darrel selanjutnya dengan jail.
Ia mengacak rambut Candy lembut lalu berbisik padanya.
"Just take care of yourself darl"
Darrel tersenyum lalu pergi dari hadapannya. Sedangkan Candy, tak dapat menyembunyikan senyumnya. Baru kali ini, ia merasa ada orang yang menganggapnya benar-benar ada."Heh, Candy!" sentak Alexa menatapnya tajam.
Candy menoleh dan melihat Alexa yang tengah menatapnya tajam.
"Just tell me later, harus! Gue gak mau ganggu waktu lo sekarang, selesaikan masalah lo sama Lynxi, dan ketika kalian kembali ke kekelas masalah diantara kalian harus udah beres!" ucap Alexa dengan nada mengancam lalu pergi meninggalkan mereka.Candy mengangguk cepat setelahnya.
Kemudian Alexa meninggalkan mereka berdua.
Hening.
Hening dan keadaan kaku.
Tapi beberapa menit setelahnya Lynxi tersenyum.
"Senyuman lo terlihat tulus banget Can, gue ramal Darrel yang akan membuat hari-hari lo jauh lebih berwarna dari sebelumnya." ucap Lynxi membuka pembicaraan.Candy hanya diam.
Keadaan kembali hening.
.
.
.
"Maaf" Lynxi menarik nafas panjang.
Sampai satu kata yang terlontar dari bibir merah alami Lynxi membuat keadaan menjadi canggung.
"Sorry for making your feeling hurts, gue bener-bener gak ada maksud nyakitin perasaan lo" lirih Lynxi. Ia menundukkan wajah seakan merasa bersalah.
Candy menghela nafas panjang.
"I disssapointed with you""Pertama, gue kecewa karena lo gak bagi masalah lo sama gue, kedua, lo menanggung beban masalah sendiri, dan ketiga........,gue baru tahu, kalau lo gak cukup percaya sama gue untuk membagi masalah lo" tambah Candy dan berbicara dengan nada sendu diakhir kalimat.
Lynxi mendongakkan kepalanya dan menatapnya.
"Jadi lo gak marah sama gue?"Candy menggeleng dan menyunggingkan senyum tipis, "marah? Untuk apa? Disini kita sama-sama salah, mungkin emang waktunya yang gak tepat nanyain lo" sendu Candy.
Lynxi menggeleng.
"Maaf Candy, gue yang salah, gue terlalu egois dan mentingin perasaan gue sendiri tanpa mau tau kalau lo peduli"Candy menghela nafas berat.
"Maaf juga Lyn, gue tau gimana rasanya di tinggal orang yang paling lo sayang" lirih Candy.Lynxi menatapnya iba, atau lebih tepatnya, dibuat-buat dan Candy tak akan pernah menyadarinya, ia memeluknya. "Gue beruntung dan akan selalu beruntung punya sahabat kayak lo" bisiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everlasting
Teen FictionAngelica Candy Oliviere. Siapa yang tak mengenal gadis berparas rupawan ini? Langganan ruang bk yang selalu membuat masalah. Ia bagaikan sesosok iblis yang terjebak dalam diri seorang malaikat tanpa sayap. Penghianatan membuat ia tak lagi memiliki...