9

2.6K 573 20
                                    

° flashback mode on °

° flashback mode on °

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yeji terbangun. Yeji langsung terjungkal terkejut.

Yang membangunkannya adalah lima orang bertudung hitam, tubuhnya tinggi sekali. Mungkin mencapai 200 centimeter.

Yeji gemetar, lalu memegang kepalanya yang terkena hantaman pemukul kasti.

"Selamat datang, Yeji. Kamu sudah ditunggu."

Yeji tidak menjawab, diam. Takut. Apaan ini? Siapa mereka? Kok mereka tahu namaku?

"Tidak perlu takut. Kamu akan aman bersama kami. Kami akan mendengarkan semua curahan hatimu. Setelah itu, kami akan membuat memorimu hilang. Beberapa yang hilang. Beberapa akan tetap ada. Kalau sudah begitu, kamu bisa membalas dendam, kita akan dengarkan kamu. Apapun itu. Kami akan patuh pada perintahmu. Kamu adalah anak dari bangsawan terkenal didunia roh hitam ini. Ayahmu sudah tidak ada didunia ini lagi, kabur. Entah kemana. Tapi kami menemukanmu nak. Kamu akan aman bersama kami."

"Kami juga mencari dua anak dari roh putih. Kekuatan mereka besar. Tapi kamu tidak kalah. Kamu anak dari roh hitam yang kekuatannya sangat besar."

Yeji membisu. Tidak mau berbicara. Tidak mengerti arah percakapan.

"Ah, lupakan. Kamu belum mengerti. Aku tanya kamu hal simpel saja. Kamu punya keinginan?"

Yeji mengangguk.

"Apa saja?"

"Hanya sa-satu." Jawab Yeji. Mulutnya bergetar. Entah dia berada dimana sekarang.

"Apa itu? Bilang saja pada kami. Kami akan membuat itu terjadi. Tetapi rencana akan tetap sesuai kehendakmu, nak."

"Aku ingin tidak mempunyai teman." Jawab Yeji, kelima orang bertudung hitam itu mengangguk.

"Baiklah. Aku akan mengembalikanmu kedunia aslimu. Kita akan bertemu lagi saat usiamu 16 tahun. Kamu masih terlalu muda untuk ini."

Yeji mengangguk. Selama ada orang yang mampu mendengarkan isi hatinya, ia akan menerima sepenuh hati. Ia sudah tidak kuat lagi.

"Dan ingat. Pelajari bagaimana cara menggunakan benda tajam. Ketika kita bertemu, kamu sudah harus menguasai itu nak."

Yeji mengangguk lagi.

"Bagus. Ah iya, aku hampir lupa. Ini. Kamu bisa bercerita tentang keseharianmu dibuku hitam ini. Semuanya. Tuliskan semuanya. Ketika kamu menulis ini dan menutup bukunya saat sudah selesai, kami akan langsung bisa membaca tulisanmu. Pakai ini untuk selama-lamanya, nak. Ingat, jangan ada yang pernah membaca buku ini. Memegang pun jangan. Ibumu pun jangan."

Yeji menerima buku hitam kosong. Didepannya ditulis, "Yeji." Dengan cat merah, seperti darah.

"Jangan pernah bercerita tentang hidupnu kepada teman atau ibumu. Kamu hanya boleh diam. Diam. Diam. Dan diam. Tidak lebih. Kami hanya mau kamu untuk diam soal ini. Dan jika ayahmu kembali, jangan dengarkan dia. Dia adalah orang jahat, tidak mau mendengarkanmu, menemanimu."

Yeji antara percaya dan tidak percaya. Tidak memberikan anggukan atau gelengan, ia hanya teronggok bisu.

"Baiklah nak. Waktu telah usai untuk bertemu. Waktunya kamu kembali."

Lalu Yeji lenyap.

silence × 00-01✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang