<KIM NAMJOON> New Life

1K 51 2
                                    

Cast : Kim Na Min





Tak ada yang abadi di dunia ini. Dulu harta selalu mengelilingi ku. Tahu jika dunia berputar sangat cepat tanpa kita tahu.

Semua terasa mimpi sekarang. Aku tidak menggunakannya dengan baik. Belum sempat aku bersedekah tapi sudah diambil kembali oleh tuhan.

Aku meratapi betapa konyolnya aku yang suka membuang uang tanpa berpikir dua kali. Aku menatap kembali rumah sederhana yang ku sewa. Masih ada uang ditabunganku untuk hidup sekitar dua bulan kedepan.

Mereka hanya menyita rumah keluargaku, mobil, kartu kredit, tabungan dan tentu saja tanahnya. Tapi untung saja aku masih memiliki tabungan lain yang bukan hasil korupsi ayahku sendiri.

Ayahku sudah ditangkap. Korupsi. Dia memakan uang perusahaan untuk hidup foya- foya. Aku tahu jika dia bermain perempuan di luar sana dulu. Aku tersenyum garing. Pria itu sudah terkurung dalam jeruji besi. Lebih baik daripada berkeliaran di Seoul.

******

"Apa yang dipikirkan seorang Namjoon di malam tak berbintang seperti ini.." celetuk seorang gadis yang baru saja keluar dari rumah sewaan Namjoon. Sontak membuat Namjoon menoleh kesamping.

"Berhentilah menjadi orang yang tak tahu tata krama!"

"Sudah ku bilang aku bukan lagi tuan putri di sebuah istana. Statusku menjadi gadis miskin yang ayahnya seorang Koruptor."

"Sudahlah, seharusnya kau belajar sekarang. Kau harus masuk sekolah besok."

"Benar.....kau benar. Hanya tuan putri yang tidur jam segini."

"Ckh. Ya...!"

"MWO! Seharusnya kau yang harus tidur sekarang. Kau ada pekerjaan besok kan! Kau menyuruhku tidur tapi kau juga tak tidur."

"Kenapa kau tak bilang kalau kau takut tidur sendirian, Na min." ledek Namjoon sambil mengambil bahu adiknya untuk didorong masuk kedalam rumah.

******

Na min mulai memasuki kelasnya. Seminggu ia lalui dengan sangat berat. Gunjingan akan dirinya seorang anak Koruptor yang masih berani muncul disekolahan.

Namin tetap saja Namin. Sebelumnya ia sudah menjadi anak pembangkang. Tak mendengarkan apa yang orang katakan. Lebih memilih pura- pura tak mendengar daripada membuat masalah jika ia pikirkan untuk membalas ucapan mereka.

Itu akan memperburuk masalah. Dan mereka akan semakin menggunjingnya tanpa ampun untuk semakin menjatuhkannya. Mungkin keadaan Namin yang sedang dibawah menjadi kesempatan mereka untuk membullynya.

"Pagi~ Namin~..." sapa teman yang duduk di bangku sebelah nya.

"YA! Besok aku akan menjemputmu, aku kasihan melihatmu dibully setiap kau masuk sekolah. Mereka tak akan berani membully mu jika ada aku disampingmu, kan!"

"Tak perlu!"

"YA! Kau seharusnya bisa memanfaatkan ku untuk menjadi tamengmu. Kau ini bodoh atau apa heoh?"

"Bodoh sepertinya sesuai dengan keadaanku." sahut Namin enteng.

"Ya! Apa sifat keTuan putrimu sudah benar- benar hilang? Secepat ini? Daebak."

MY BROTHER BTSWo Geschichten leben. Entdecke jetzt