Chapter 13

45K 2.9K 20
                                    

Seperti biasa kalau abis baca harap untuk memberi Vote sama Comment nya ya😉



☔☔☔

Zulfa Pov.

Aku berjalan setengah berlari mengejar Mas Azzam yang pergi begitu saja dari hadapan aku dan Kak Fathan.

Aku tidak tahu kenapa Mas Azzam begitu marah saat tahu kalau aku tengah mengobrol dengan Kak Fathan. Apa Mas Azzam cemburu padaku, kalau ia dia cemburu berarti Mas Azzam sudah mulai mencintaiku.

Tanpa sadar aku malah tersenyum saat aku tengah berlari mengejar Mas Azzam.

Dan setelah sampai dirumah, aku fikir Mas Azzam akan masuk kedalam kamarnya seperti yang selalu ia lakukan tapi ternyata tidak, dia kini malah sedang duduk dikursi meja makan.

"Cepat masak saya lapar..." ucap Mas Azzam setelah tahu kalau aku sudah sampai didepannya.

Aku tidak langsung pergi kedapur dan malah diam didepan Mas Azzam dengan tanganku yang terus menggulung-gulung ujung hijab syar'iku.

"Mas... Zulfa bi.. bisa jelasin kejadian tadi sama Kak Fathan..." ucapku sedikit takut-takut.

Dan Mas Azzam sama sekali tak menghiraukan ucapanku dia hanya sibuk dengan laptopnya saja.

"Tadi ternyata Kak Fathan ngikutin kita dari belakang Mas... beneran Zulfa gak tahu soal itu, tadi saat Zulfa lagi duduk diatas motor tiba-tiba saja ada yang memanggil nama Zulfa dan ternyata itu Kak Fathan..." ucapku menjelaskan.

Mendengar ucapanku Mas Azzam menghentikan aktivitas jarinya pada laptopnya. Lalu Mas Azzam menatapku dan aku malah menunduk karena takut.

"Saya minta makan... bukan minta penjelasan yang tadi... saya tidak perduli atas apapun yang kamu lakukan diluar sana, mau kamu pacaran sama siapapun juga saya tidak perduli... karena tugas saya hanya menjaga kamu dan membiyayai kuliah kamu meski kamu istri saya, tapi ISTRI yang tidak pernah saya HARAPKAN..." jawabnya tegas dan panjang lebar.

Mendengar ucapannya kembali air mata ini jatuh seakan tak pernah ada habisnya. Aku fikir Mas Azzam cemburu tapi ternyata tidak bahkan dihatinya aku tidak berarti apa-apa.

"Mas bisakah kamu memberi ruang sedikit saja dihati kamu untuk aku istri kamu..." ucapku lirih.

"Atau kalau tidak untuk Zulfa... setidaknya untuk anak yang ada dikandungan Zulfa mas... anak kamu..." ucapku lagi.

Mas Azzam diam dan aku melihat kalau dia menarik nafasnya dengan kuat lalu mengembuskannya secara perlahan dan.

Brak.

Dia menggebrak meja makan dengan keras membuat apa yang ada diatasnya sampai terangkat oleh gebrakkannya tersebut, begitupun dengan aku, aku ketakukan dan sangat takut ketika ia marah padaku.

Mas Azzam menutup laptopnya lalu berdiri dari duduknya dan menatap mataku dengan tatapan mata tajam.

"Sudah saya katakan dari dulu... kamu" ucapnya sambil menunjukan jarinya didepan wajahku. "Tidak akan pernah bisa masuk kedalam hati saya... meski kamu sudah melakukan pengorbanan sebesar apapun untuk saya..." lanjutnya dengan penuh penekanan disetiap kata-katanya.

Tangisan Hujanku Where stories live. Discover now