Chapter 36

28.8K 2K 34
                                    

Seperti biasa sebelum baca budayakan Voment ya






"Nggak! yang kalian ucapkan tentang Ayah dan Kak Hulya gak benar, kalian bohong karena Ayah nggak mungkin selingkuhin Ibu dan Kak Hulya nggak mungkin sejahat itu, mengandung anak pria lain itu anakmu Mas" ucap Zulfa histeris setelah mendengarkan kebenaran tentang Ayah dan Kakak yang paling disayanginya.

"Sayang percaya sama ucapan Mas?" 

"Nggak, cukup kalian bohong aku nggak percaya dengan hiks.. ucapan" ucapan Zulfa melemah setelah tadi sempat histeris.

Azzam memberikan Maira pada Nadira yang tengah menangis melihat Zulfa yang kini luruh diatas lantai, Nadira ikut menangis seolah ia merasakan betapa sakitnya ia saat tahu kenyataan bahwa ia dulu pernah ditukar oleh Ayah kandungnya sendiri dengan anak selingkuhannya dan betapa tersiksanya ia ketika ia harus dibenci oleh ibu kandungnya sendiri.

Azzam memeluk Zulfa erat ia mencium puncak kepala istrinya dengan lembut. "Kamu mau percaya atau nggak sama Mas, Mas nggak perduli yang pasti Mas sudah lega karena telah memberitahukan rahasia ini padamu sayang"

Azzam merenggangkan pelukannya lalu menatap wajah Zulfa dan kedua tangannya terulur untuk menghapus air mata yang ada dipipi Zulfa. "Tujuan Mas memberitahukan rahasia ini bukan untuk agar kamu membenci mereka, tidak sayang bukan itu. Tujuan Mas hanya agar kamu tahu kebenaran yang sebenarnya tentang kamu dan hubungan Ibumu kenapa sampai dulu ia sempat sangat membenci kehadiranmu juga tentang keadaan sebenarnya pernikahan Mas dan Hulya dulu. Pernikahan yang tidak seperti kamu lihat, pernikahan yang bahagia, tidak sayang bahkan pernikahan Mas dulu dengan Hulya jauh dari kata bahagia"

"Jujur saat itu hati dan pikiran Mas selalu tertuju padamu, dan itu juga penyebab kenapa dulu Mas selalu menghindar darimu, karena dulu Mas selalu berusaha untuk mencintai Hulya dan melupakanmu sampai ketika Mas sudah merasa berhasil mencintai Hulya takdir berkata lain, Tuhan mengambil Hulya dari sisi Mas sekaligus dengan bayi yang ada didalam kandungannya, bayi yang sudah Mas anggap anak Mas sendiri meskipun Mas tahun bayi tersebut bukanlah anakku"

Zulfa menangis tersedu dengan tatapan mata terlukanya menatap Azzam. "Bohong hiks, kam- kam-mu... Bohonggggg Ayah nggak mungkin seperti itu, kamu jahat tega memfitnah dua orang yang sangat aku sayangi Mas hiks jahat, aku benci kamu" ucap Zulfa kembali histeris dengan tangan yang terus memukul-mukul dada bidang Azzam.

Bugh Bugh Bugh.

"Lepas aku tidak sudi disentuh orang yang telah memfitnah Ayah dan Kakakku" ucap Zulfa dengan penuh emosi lalu berdiri bersingut menjauh dari dekat Azzam.

"Sayang tahan emosimu, Mas mohon" ucap Azzam sembari ikut berdiri.

Yah, amnesia Piskogenik atau Disosiatif yang pernah diderita Zulfa sering kali kambuh jika ia tidak bisa mengontrol emosinya. Seperti saat ini ketika pikiran dipenuhi dengan memikirkan apakah benar apa yang dikatakan suaminya ataukah suaminya berbohong tapi jika berbohong, untuk apa ia berbohong tentang ini.

"Kamu!" Umpat Zulfa dengan menunjuk Azzam. "Pembohong, saya tidak percaya dengan kata-katamu" lanjutnya dengan penuh emosi.

"Zul, percaya dengan kami" timpal Nadira.

"Nggak!" Teriak Zulfa histeris.

Tes tes.

Ketika Zulfa berteriak itulah hidungnya kembali mengeluarkan darah segar. Mata Azzam melotot bulat sempurna saat ia melihat ada darah yang keluar dari hidung Zulfa. "Sayang hidung kamu" ucap Azzam sembari mencoba mendekati Zulfa namun dengan segera Zulfa mengangkat satu tangannya tanda ia tidak mau didekati Azzam.

Tangisan Hujanku Where stories live. Discover now