Chapter 37

34.8K 2.2K 98
                                    

Budayakan Voment ya sebelum baca😊







Flashback On.

"Bisakah aku kini memiliki hatimu? Apakah kini aku sudah bisa menjadi ratu dihatimu?" Tanya Adila pada Fathan.

Fathan diam enggam menjawab setiap pertanyaan yang Adila ajukan padanya. "Bisakah aku menggantikan posisi Zulfa dihatimu? Kenapa hatimu begitu keras enggan melepaskan dia yang tidak mencintaimu sedikitpun. Tidak malu kah dirimu terus-terusan mencintai perempuan yang kini sudah berkeluarga?" Tanya Adila kembali.

Namun bagai batu Fathan tetap dengan pendiriannya diam dan enggan menjawab. "Tidak malukah kamu, kamu sendiri yang menghitbahku memintaku menjadi istrimu tepat satu tahu yang lalu dan kamu pula yang terus-terusan mengundurkan pernikahan kita. Haaah tidak ada rasa kasihankah atau malu kah pada kedua orang tuamu Fathan? Jika kamu enggan untuk menikahiku tolong bicara pada Ummimu kalau kamu ingin melepaskanku jangan seperti ini. Aku seperti terikat dengan hubungan yang menggantung menunggu hati sang pria agar bisa melihatnya" ucap Adila kembali panjang lebar.

Habis sudah kesabaran Adila kali ini, ia sudah tidak sangup lagi menahan malu dan ejekan dari para tetangga sekitar rumahnya yang tahu ia akan segera menikah tepat setahun lalu namun pada kenyataannya sampai saat ini ia belum juga menikah lantara menunggu ke labilan pria calon suaminya memantapkan hatinya untuk memilihnya. Sakit, sudah ia rasakan berkali-kali ketika mendengar ucapan Fathan yang memintanya untuk memundurkan tanggal pernikahan mereka.

Adila selalu sabar dan mengalah tiap mendengar permintaan Fathan yang ingin memundurkan tanggal pernikahan mereka, karena ia pikir mungkin Fathan juga butuh waktu dengan semua ini. Tapi untuk saat ini sudah cukup menurutnya, karena ini sudah hampir satu tahun Fathan menggantungkan status khitbah yang ia sendiri minta.

"Jawab Fathan jangan diam saja aku butuh jawaban darimu bukan kebungkamanmu" hardik Adila merasa tak dihargai oleh Fathan yang masih anteng dengan kebisuannya.

Mendengar ucapan Adila yang sedikit emosi membuat mata sayup Fathan menengok kearah Adila. "Pertanyaan yang sama aku ajukan padamu, sudahkah kamu menghapus nama Azzam dihatimu dan menggantinya dengan namaku" ucap Fathan dan ini mampu mengunci mulut Adila.

Selama ini Adila tidak pernah menceritakan masa lalunya sedikitpun pada Fathan apalagi tentang ia yang mencintai Azzam. "Dari mana aku tahu tidak perlu kau tahu, tapi yang pasti aku tidak ingin memiliki istri yang hatinya masih tertaut pada laki-laki lain. Jujur sebenarnya aku mulai mempunyai rasa padamu tapi ketika aku tahu kau masih sangat mencintai Azzam, rasanya hatiku merasakan sakit"

"Disini aku yang kelihatannya jahat karena aku yang menghitbahmu tapi aku juga yang terus memundurkan pernikahan kita, maafkan aku untuk hal itu tapi aku hanya ingin memberi ruang pada hatimu bisakah kamu menggantikan posisi Azzam dihatimu denganku? Adila, aku memohon padamu jangan terus merasa didalam hubungan kita kamulah yang paling tersakiti. Aku tahu perempuan memang selalu begitu, ia yang berbuat tapi seolah ia yang paling tersakiti tanpa mau melihat kalau yang sebenarnya laki-lakinyalah yang paling tersakiti"

"Aku memang masih mencintai Zulfa tapi itu dulu sebelum aku memutuskan untuk menghitbahmu. Aku sadar bahkan sangat menyadari bahwa kini Zulfa tidak lagi sendiri, kini dia telah berkeluarga dan aku tidak mau menjadi duri dalam keluarga kecilnya cukup aku melihat ia bahagia akupun ikut berbahagia"

"Dan jika kamu mau tahu mengapa aku terus mengundurkan pernikahan kita? Tanyakan saja pada hatimu kau akan tahu sendiri jawabannya"

Tangisan Hujanku Where stories live. Discover now