26_Gemas

3.4K 527 6
                                    

Yerim tidak tahu kenapa akhir-akhir ini mood-nya terlalu baik ketika bersama Jungkook. Padahal dulu biasa saja.

Apa ini karena laki-laki itu sebentar lagi akan menjadi suaminya? Apa karena lamaran dua bulan yang lalu?

Duh ini kurang baik. Masak iya dirinya baru benar-benar sangat jatuh cinta pada Jungkook? Kemarin ke mana saja hatimu, Rim? Kalau Jungkook tidak perlu ditanya bagaimana hatinya untuk Yerim, karena sangat jelas. He adores her so much.

Entahlah. Dia tidak punya jawaban yang masuk akal.

"Rim."

"Iya?"

"Punya obat pusing?"

"Kenapa? Sakit kepala?"

Jungkook mengangguk, memijat sendiri tengkuknya.

Stok obat sakit kepala Yerim habis. Daripada keluar di saat hujan seperti ini, lebih baik menunggu reda dengan memberikan massage ringan pada Jungkook.

"Duduk sini, oppa."

Jungkook menurut, meletakkan pantat di atas karpet. Yerim duduk di belakangnya, pada sofa empuk tempatnya bersandar.

"Mau memijatku?"

"Hem..." Yerim menyentuh tengkuk Jungkook. Melakukan pijatan ringan mulai dari leher hingga pundak belakang berkali-kali.

Jungkook menikmatinya, memejamkan mata dan menunduk saat Yerim menekan leher bagian belakang. Tidak sakit memang, tapi nyaman.

"Aku jadi mengantuk, Rim."

Yerim tersenyum kecil. Jari-jarinya lalu bergerak diantara surai hingga daun telinga Jungkook.

Tiba-tiba Yerim merasakan kesenangan tersendiri saat menyentuh cuping telinga kekasihnya itu. Terasa lembut dan dingin.

"Kau membuatku semakin mengantuk, Rimie..."

Jungkook perlahan merasakan kepalanya ditengadahkan ke atas hingga ia bisa melihat wajah Yerim yang menunduk menatapnya. Ia masih merasakan pinjatan kecil Yerim pada dua cuping telinganya.

"Cantik." Celetukan asal yang membuat Yerim tersenyum malu.

Tuh kan! Yerim jadi merasa aneh sendiri. Mereka sudah pacaran lama loh, tapi kenapa akhir-akhir ini perasaannya seperti orang baru kasmaran? Aneh.

Menurunkan wajah, Yerim membiarkan punggung Jungkook bersandar diantara dua kakinya yang terbuka.

"Hei, aku boleh menciummu?"

Satu detik.

Dua detik.

Tiga detik.

Jungkook sempat tertegun, namun akhirnya tersenyum dalam hati saat Yerim mencium keningnya.

"Kenapa tiba-tiba mencium sih? Pakai ijin pula."

Yerim masih mengelus telinga Jungkook. Kepala laki-laki itu bersandar diantara dua pahanya. "Memang tidak boleh?"

"Boleh sekali, tapi kalau posisinya seperti ini kan leherku capek. Aku juga mau menciummu, Rim."

Bibir Yerim mengerucut spontan. "Ih, byeontae."

Jungkook meringis manis. "Kan jarang-jarang Yerimku menjadi semanis ini," tangan kanannya terulur untuk mencubit ujung hidung Yerim.

Oke, sepertinya Jungkook sudah lupa kalau ia tadi pusing.

"Rim, geli...."

Kim Yerim bukannya melepaskan wajah Jungkook, ia justru memainkan cuping telinga kekasihnya itu, rasanya gemas sekali. "Kenapa bisa selembut ini? So soft..."

Jungkook memejamkan mata sekali lagi saat Yerim menunduk. Seakan mengerti, tangan kanannya naik untuk membawa wajah Yerim lebih mendekat padanya.

Satu kecupan mendarat di bibir Jungkook.

Yerim pelakunya.

MignonneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang