27_Pujaanku

5.2K 529 47
                                    

Yerim mematut diri di depan cermin, ada pantulan seorang perempuan bertudung putih mengamati setiap detail yang menempel pada tubuh.

Semua serba putih, sederhana. Gaun dengan juntaian ekor yang tidak terlalu panjang, potongan lehernya berbentuk oval yang berhias liontin serta kalung emas putih menggantung di lehernya yang putih bersih.

Surai hitam kecoklatannya telah bergelung rapi. Ada sematan bunga-bunga pada sisi kiri dan kanan.

"Sudah siap?"

Yerim melihat Seokjin telah berdiri di belakangnya. Membalikkan tubuh, sepasang matanya memanas saat Sang Ayah terlihat kaget sekaligus terharu.

Ah, akhirnya saat itu datang juga.

"Kemarilah, nak."

Ibu Kim merasakan putra sulungnya memeluk hangat. Berdua mereka menatap si anak gadis yang sebentar lagi akan resmi dipinang Keluarga Jeon.

"Jangan menangis, Ibu. Riasanku nanti luntur...," Yerim berusaha kuat. Dia tahu sebentar lagi hidupnya akan berubah.

Dirinya bukan lagi perempuan yang bebas ke mana saja, ada komitmen yang harus ditaati ia dan Jungkook nantinya.

Dan saat itu, dimulai dari sekarang.

"Jadi istri dan ibu yang baik, Rim. Ingat pesan Ayah dan Ibu, jadikan dia pendampingmu selamanya."

Yerim merasakan Ibu mengusap hati-hati ujung matanya yang hampir meloloskan buliran air mata.

Mengangguk, ia merasakan degupan jantungnya berdetak lebih cepat.

"Pengantin laki-laki sudah di tempat!"

Saat pengarah acara mengucapkan kalimat itu, Yerim menarik nafas panjang. Dilihatnya Sang Ayah tersenyum. Lalu tangannya mulai mengapit lengan Lelaki tua itu.

"Kau siap, sayang?"

"Iya, Ayah...."

----

Jeon Jungkook masih berdiri dengan wajah berhias senyum, rasanya terharu melihat calon istrinya berjalan bersama Tuan Kim, perlahan. Ada anak-anak kecil di depan perempuan cantik itu, sibuk menyebarkan bunga yang dibawa pada keranjang.

Kim Yerim.

Siapa sangka perempuan itu akan berakhir dengannya di sini. Di depan altar yang akan disaksikan banyak pasang mata. Mengikat janji di hadapannya Tuhan. Meletakkan dua ego untuk melebur menjadi satu dalam sebuah komitmen yang akan mereka jalani hingga maut memisahkan.

Langkah perempuan itu semakin dekat. Jungkook tidak bisa menahan senyum groginya. Ia menunduk hormat pada Ayah Kim sebelum mengambil alih tangan Yerim.

"Jaga putriku," bisik Ayah Yerim pada Jungkook.

"Pasti." Jungkook menjawab tegas, ia tahu Yerim mendengarnya.

Oke, inilah saatnya. Mereka saling berhadapan sesaat sebelum akhirnya bersama menghadap Pendeta.

"Kita mulai sekarang."







💒



Seokjin biasanya usil ketika berhadapan dengan Yerim dan Jungkook. Hawa-hawanya ingin menjadi kompor karena melihat wajah jutek sang adik serta muka usil gombal Jungkook membuatnya tertawa.

MignonneWhere stories live. Discover now