🧸 Diary Nikah Muda. 13

311K 18K 2K
                                    

Sudah up

Ramaikan yaa

Baca di sini gratis tapi harus kudu wajib setor absen dulu, masukin boneka ke dalam keranjang ini 🧸🗑️

ZEFMON aja bela-belain nulis panjang biar bisa update buat kalian, masa kalian cuma absen aja males

Yang sudah rajin komentar dan kasih semangat buat zefmon, semoga kebaikannya balik ke kalian ya 💖🧸

Nggak salah nih Saras menanyakan dirinya sudah makan apa belum? Malah mengajaknya makan malam bersama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nggak salah nih Saras menanyakan dirinya sudah makan apa belum? Malah mengajaknya makan malam bersama. Bagas yang dari kecil kurang perhatian dari orangtua, plus, tidak pernah pacaran terang saja tak terbiasa dengan sikap Saras. Sama seperti saat Saras menaruhkan makanan di piringnya. Aneh banget kan? Merinding sedikit. Mungkin begini rasanya kalau dia punya pacar, ada yang perhatian. Sayangnya dia bukan fakir butuh perhatian.

"Bagas? Halo? Kamu denger ndak sih?" Saras melambaikan tangannya di depan wajah Bagas. Yang punya wajah baru sadar dari lamunannya.

"Gimana? Kamu mau makan ini sama aku nggak? Banyak banget ternyata, aku ndak sanggup makan ini sendirian."

"Kan berdua sama gumpalan darah di perut lo."

"Yaudah sih kalau kamu ndak mau tolak aja kenapa harus ngatain anak di perut aku."

"Apasih? Nggak ngatain, orang gue cuma bilang gumpalan darah kok, faktanya emang gitu kan? Lo pernah lihat umur calon bayi berusia sebulanan nggak?"

"Ya pernah."

"Itu lo tahu. Yaudah sana makan sendiri. Ngapain juga ngajak gue? Kita nggak sedekat itu ya sampai harus makan bareng."

Saras menyerah, dia tidak ingin debat lagi. Lebih baik makan. Ia turun sendirian ke lantai bawah. Bukannya makan di meja makan keluarga Bagas, ia justru duduk di lantai dapur. Bagas yang kebetulan turun mengambil minuman di kulkas memegang dada terkejut, di dekat kulkas ada cewek berdaster putih yang semulut-mulutnya merah karena bumbu makanan. Mana timingnya pas lagi gigit tulang iga.

"Astagfirullah!"

"Kamu bisa ngucap juga ternyata? Aku kira yang keluar dari mulut kamu semuanya kalimat jahat."

Bagas pura-pura nggak nggak dengar. Sudah berupaya abai ujungnya dia tidak tahan untuk tak mengomentari perilaku Saras yang menurutnya menyimpang. Pembantunya saja tidak ada yang makan di lantai begitu.

"Lo tuh emang tabiatnya kayak rakyat jelata ya? Di rumah gue banyak kursi sama meja, tapi dari banyaknya tempat lo lebih milih duduk di lantai dapur. Gue nggak mau ya kalau anak itu lahir ngikutin sikap kampungan lo!"

Diary Nikah MudaWhere stories live. Discover now