🧸Diary Nikah Muda. 2o

333K 18.6K 2.5K
                                    

Halo manteman, setelah melewati tujuh bulan purnama akhirnya gue up lagi nih

Duh, maap ya jadi jarang up

Bayangin aja selalu balik malam dan naik kereta jadi nyari mood buat nulis jadi agak susah, udah keburu capek di jalan

Kalian kangen nggak?

Absen dulu lah, setor apapun di sini sebagai bentuk absen kalian 🧸🗑️

Part ini panjang hampir 4000 kata, selamat membaca

Yang nanya gimana caranya Ilham ketemu sama jodohnya bakal dijawab di part ini, kan di cerita Virgo nggak dibahas tuh cuma disinggung sedikit

Yang nanya gimana caranya Ilham ketemu sama jodohnya bakal dijawab di part ini, kan di cerita Virgo nggak dibahas tuh cuma disinggung sedikit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Empuk dan nyaman. Warnanya juga sangat bagus, sepertinya selama ia bersekolah tidak pernah punya sepatu sebagus ini. Saras tak bisa berhenti mengagumi sepatu barunya, bahkan di jam pelajaran ia masih sesekali menunduk ke kolong meja. Berhati-hati jangan sampai Fani menginjak sepatu barunya.

"Udah kali Sar, lo dari tadi terobsesi sama sepatu baru lo. Iya tahu sepatu lo bagus banget nget nget, apalagi dibeliin sama suami lo yang sedingin es serut itu kan," Fani bercicit pelan di sela pelajaran.

"Cantik ya Fan?"

"Iya cantik, udah tiga kali lo ngomong gitu. Sekali lagi beneran gue kasih hadiah piring cantik nih ya. Mana catatan rangkuman lo? Pinjem dulu dong gue mau lihat."

"Ok, sek yoh." Saras berbalik badan untuk mengambil buku di tasnya yang tergantung di bangku, namun tanpa sengaja ketika menoleh ia mendapati Bagas yang juga sedang menengok ke arahnya. Anggap saja matanya siwer, tapi ia mendapati senyum samar di wajah Bagas.

Aku mesti salah lihat. Saras memutar tubuh kaku. Tadi itu Bagas senyumin aku?

"Nih Fan catatannya, kalau ada yang ndak kebaca bilang aku aja ya."

Saras melanjutkan kegiatan belajarnya akan tetapi ia merasa terus diperhatikan. Tak habis akal, ia meminjam cermin bedak Fani kemudian menaruhnya di depan kotak pensil. Saras sengaja mengarahkan cermin itu ke bangku tengah.

Namun sampai pelajaran berakhir orang yang ia curigai mencuri pandang padanya sama sekali tidak terlihat meliriknya di cermin.

Pundaknya melorot turun seraya merapikan buku.

"Lo kenapa sih, Sar?"

"Ndak apa-apa, Fan."

"Yaudah, buruan, nanti kita dapat antrian panjang di kantin."

Satu persatu anak kelas menghambur keluar, biasanya memang jarang yang tetap di kelas. Saras mengeluarkan kotak bekal yang ia bungkus dengan totebag merah muda.

Diary Nikah MudaWhere stories live. Discover now