🧸Diary Nikah Muda. 28

279K 17.6K 1.7K
                                    

Udah lama banget ih gue gak up

Gue soalnya sibuk kerja, dan nyari waktu untuk nulis itu lumayan ya

Pulang kerja udah capek maunya rebahan

Kalian apa kabarnya?

Setor apapun ke dalam keranjang ini ya sebagai absen 👉🗑️🧸

Kalian apa kabar? Semoga nggak lupa alur cerita ini

Selamat membaca 💖🧸

Jika ini adalah mimpi di tidurnya, Saras ikhlas tidak pernah bangun lagi

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Jika ini adalah mimpi di tidurnya, Saras ikhlas tidak pernah bangun lagi. Ia ingin tetap bersama dengan Bagas yang ada di dalam mimpinya saat ini.

"Gue juga suka kayaknya."

Saras bagai berdiri di atas awan, cara Bagas mengatakan hal itu tanpa terang-terangan membuat hatinya melompat girang. Jika saja tidak ada rasa malu di dunia ini, ia ingin sekali berlari ke pelukan Bagas. Mendekap tubuh paling didambanya itu.

"Bagas, aku nggak salah dengar kan? Kamu juga suka?"

"Iya. Lo juga suka kan?"

Saras mengangguk, senyumannya mengembang.

"Bagas, kalau gitu apa kita pacaran sekarang?"

"Hah?" alis Bagas terangkat sebelah. "Pacaran?"

"Iya, kamu suka-"

"Musik angklungnya kan?" Bagas menelengkan wajahnya ke para pemain musik tradisional yang tengah menagih duit dari penonton. Kepalanya kembali terarah ke Saras. "Kenapa lo mendadak bahas soal kita pacaran?"

Ini terlalu memalukan bagi Saras, sulit untuk tetap berdiri tanpa menundukkan kepala. Ia menggigit bibir bawahnya yang berisi. Tangannya mengeratkan pegangan pada tali tas. Ia terlalu transparan di depan Bagas hingga begitu mudah menunjukkan rasa sukanya, padahal secara logika saja peluang untuk Bagas suka padanya sangat kecil.

Logikanya saja apa mungkin cowok yang merasa dijebak olehnya mau menyukai perempuan yang ia pikir picik ini?

"Bagas, itu tadi...," Saras jelas nampak gelagapan. Ia kesusahan mencari pembelaan.

"Sar, mau ke mana lagi nih kita? Lo udah laper?" tepukan lembut Ilham di pundaknya menjadi penyelamat di waktu yang tepat. Tanpa pikir panjang Saras segera memegang tangan Ilham.

"Lapar, anak aku lapar banget dari tadi. Ayo ajak aku makan yang enak-enak."

Sedikit tercengang tangannya digengam Saras, Ilham melirik Bagas singkat, temannya itu tetap tak menunjukan reaksi apapun. Masa sih Bagas nggak cemburu? Selama ini gue salah ngira dong kalau dia suka Saras? Ilham bertanya-tanya di dalam hati.

Diary Nikah Mudaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن