broken heart therapy

1.4K 163 8
                                    

Sehun terbangun dari tidurnya, ia meregangkan tubuhnya yang terasa sedikit pegal. Mungkin efek dari tidur di sofa semalaman. Matanya melirik sekilas arloji yang berada di pergelangan tangannya, ia sedikit terkesiap saat waktu menunjukan pukul sepuluh pagi. Kemudian, matanya menyusuri setiap sudut ruangan, sampai akhirnya tertuju pada pintu kamar Yoona yang terbuka dan menampilkan Yoona dengan pakaian santai yang cukup rapih.

"Mau kemana?" Ucap Sehun dengan suara serak khas bangun tidur.

"Supermarket."

30 menit berlalu, kini Yoona dan Sehun sedang berada di sebuah supermarket. Yoona tidak mengajak Sehun untuk pergi bersamanya, tapi sebaliknya Sehun sendirilah yang menawarkan diri untuk ikut.

"Bagaimana jika ramyeon lagi?" Tanya Sehun sambil menggoyang-goyangkan sebungkus ramyeon di depan Yoona.

Yoona menggeleng, lalu berlalu menuju jajaran sayur segar disebrang sana. Setelah mengambil beberapa macam jenis sayuran, Yoona berjalan menuju tempat daging.

"Aku rasa semuanya sudah." Ucap Yoona bermonolog sambil memeriksa daftar belanjaan yang dibuatnya.

"Ayo." baru saja Yoona ingin mendorong trolley-nya, tetapi dengan sigap Sehun mengambil alih trolley tersebut dan mendorongnya.

Yoona hanya mengendikan bahunya lalu berjalan membuntuti Sehun yang mendorong trolley menuju kasir.

***

Setelah merapikan belanjaan-nya, kini Yoona sedang sibuk di dapur, membuat beberapa macam makanan untuk mengisi perut kosong miliknya dan juga milik Sehun.

Sehun menatap bosan televisi dihadapannya, ia beranjak dari sofa yang didudukinya, lalu memperhatikan Yoona dari tempatnya berdiri. Seulas senyum menghiasi wajah Sehun saat netranya menangkap pemandangan saat seorang Im Yoon ah memasak dengan wajah serius sambil sesekali mendecak kesal saat helaian rambutnya menutupi sebagian wajahnya. Sehun mendekatinya dan berdiri tepat dibelakangnya, menyatukan helaian rambut Yoona lalu mengikatnya. Yoona mendongakan kepalanya, netra mereka saling bertubrukan, bagai dialiri listrik Yoona seakan tersetrum oleh tatapan Sehun yang tajam namun meneduhkan. Perlahan Sehun mempersempit jarak diantara mereka berdua, meletakan kedua tangannya di meja pantry. Mata Yoona membulat saat merasakan punggungnya bersentuhan dengan dada bidang Sehun. Yoona memajukan tubuhnya sampai menyentuh meja pantry, tapi, lagi Sehun juga ikut memajukan tubuhnya. Tangannya semakin terjulur kedepan, membuat Yoona semakin tak karuan, Yoona memejamkan matanya.

"Ini dia," Tukas Sehun, Yoona membuka matanya dan kembali mendongakan kepalanya.

"Aku ingin mengambil ini." Sehun menunjukkan sendok yang dipegangnya kearah Yoona. What the hell?! Yoona hampir kehabisan nafas karena Sehun barusan. Dapur di apartment Yoona memang tidak luas, tetapi masih cukup lega jika hanya digunakan oleh dua orang. Sehun bisa mengambil sendok dari sisi lain. Tapi kenapa dia harus melakukan aksi penuh ketegangan seperti tadi?

Yoona mendengus kesal, mematikan kompor lalu mendorong Sehun untuk kembali ke ruang televisi.

"Jangan ganggu aku!"

"Tapi--" Desis Sehun.

"Tunggu disini sampai aku selesai." Titah Yoona.

Yoona mengatur nafasnya, kakinya masih terasa gemetar akibat tadi. Dasar Sehun gila! Pekiknya dalam hati. Entah mengapa Yoona merasa dirinya kembali lagi menjadi remaja tanggung saat ini. Ia merasakan getaran itu lagi. Getaran yang sudah bertahun-tahun lenyap dari dirinya. Getaran yang menyebabkannya bersemu, getaran yang membuat jantungnya berdebar tak menentu.

Perlahan-lahan Yoona mampu membuka hatinya, mencairkan sedikit demi sedikit hatinya yang beku. Rasa takut untuk membuka hati dan memulai hubungan baru itu masih ada, tetapi sepertinya kini ia sudah menemukan terapi patah hatinya yang perlahan mampu menyembuhkam tuntas semua luka masa lalunya.

***

Setelah beberapa menit berlalu, akhirnya semua masakan yang dibuat oleh Yoona sudah matang. Mereka makan dengan lahap, ditemani suasana yang jauh lebih segar dan penuh dengan obrolan. Tidak seperti sebelumnya yang dipenuhi oleh kekakuan. Setelah makan siang mereka selesai, Sehun memutuskan untuk pulang.

"Terimakasih untuk semuanya, masakan mu enak sekali." Puji Sehun.

Yoona tersenyum, "Lain kali, akan aku masakkan lagi."

Sehun mengangguk "See you,"

"See you, soon." Desis Yoona saat punggung Sehun kian memudar dari indera penglihatannya.

Time Changes Everything ; yoonhunWhere stories live. Discover now