Chapter 4

562 106 12
                                    

Al masih tidak percaya jika dirinya bisa 'dilecehkan' oleh seorang gadis yang notabene adalah juniornya. Dan itu benar-benar membuatnya kesal.

.

.

.

Malam itu berada di sebuah cafe tempat nongkrong khusus F4, seperti biasa mereka memang suka nongkrong disana. El dan Oka asyik dengan Playstation Virtual , Hiro asyik sedang memutar lagu dengan piringan hitam, sedangkan Al malah fokus dengan permainan memanah pada sasaran, sebagai bentuk ungkapan kekesalan hatinya.

"Ada apa dengan Al ?" Tanya El yang kini sudah asyik bermain gitar bersama teman wanitanya.

"Pasti dia sedang syok dengan apa yang sudah terjadi hari ini di sekolah."

Lalu El pun menghampiri Al dan menepuk bahu Al, "Hei Al, lu sedang apa sih ? Muka lu serius banget."

"Aaaa...jangan sentuh gue ! Apa lu ga bisa dengar kalau kepala otak gue sedang bekerja ? Yuki Kato atau si gadis laundry itu....gue sedang memikirkan bagaimana caranya 'menginjak' dia."

"Ngapain lu harus berpikir keras seperti ini, Al ? Hanya lakukan apa yang biasa lu lakukan !"

Al pun tersenyum lebar mendengar ucapan El, lalu menarik El ke dalam dekapannya, "Hahaha....lu emang pintar, El ."

Kemudian Al maju mengambil kartu nama Laundry's Kato yang ditempelkan Yuki di jidatnya tadi di sekolah, yang sejak tadi dipanahi oleh Al.

"Yuki Kato, mati lu sekarang !" Ucap Al lalu meremas kartu nama itu sambil tersenyum licik.

***

Keesokan harinya, seperti biasa rutinitas di One High School berlangsung. Dan Yuki berjalan menuju lockernya, saat Yuki hendak membuka lockernya, Yuki merasa ada yang aneh, hingga dia berbalik badan dan melihat banyak siswa dan siswi yang sudah berdiri di belakang dan melihatnya. Namun Yuki tidak memperdulikannya, lalu melanjutkan untuk membuka lockernya, dan............ benar terjadi, kartu merah dari F4 sudah tergantung di dalam lockernya. Yuki pun kaget melihat dia mendapat kartu merah dari F4.

"Murid baru, Yuki Kato mendapat kartu merah dari F4." Ucap beberapa siswi yang ada disana.

"Apaan ? Emangnya sepak bola, pake acara dapat kartu merah segala." Ucap Yuki.

Kemudian Yuki mengambil kartu merah itu dan menjatuhkannya ke lantai, lalu menginjak-injak kartu merah dari F4 itu.

Yuki pun masuk ke dalam kelasnya, dan di dalam kelas, seluruh siswa/i sudah memandang dan menertawai Yuki. Yuki pun merasakan hal yang aneh di dalam kelasnya. Hingga sampai Three Beauties of One High School menghampiri Yuki, "Helllllooow.....helllooow..... Lihat ! kursi lu ga ada disini, pastinya kursi lu ga ada disini, ga mungkin ada disini. Bagaimana mungkin, orang biasa seperti lu bisa satu kelas sama kita ?!"

"Kenapa lu bisa ada disini, haaah ?!" Tanya Ginger sambil mendorong Yuki.

"Aaaaaarrrgh.....itu buku gue...itu buku gue !" Ucap Yuki melihat buku tulisnya yang sudah terletak di lantai. Dengan cepat, Yuki berjalan ke depan mengambil bukunya, namun kini, bukunya sudah penuh dengan coretan. Saat Yuki hendak mengambil buku yang ada di lantai, buku itu pun bergeser sendiri, bukan tanpa sebab. Namun, memang murid-murid sekelas mengerjai Yuki.

Dengan perlahan Yuki mencoba mengambil bukunya dengan melompatkan kakinya agar buku itu dia dapat. Namun, buku itu tetap tertarik semakin menjauh dari Yuki. Yuki pun mencoba lagi untuk menghentikan tali yang dipasang oleh siswa/i untuk menarik bukunya. Namun tetap saja tidak berhasil.

"Oooh....OK, mati lu sekarang !" Ucap Yuki kesal lalu mencoba menghentikan buku miliknya yang sedang ditarik oleh tali, tak terasa, Yuki sudah berada diluar kelas untuk menghentikan gerakan bukunya yang ditarik. Dan terlihat kursi milik Yuki sudah berada diluar penuh dengan coretan.

Boys Before FlowersWhere stories live. Discover now