Chapter 12

316 68 10
                                    

Pagi itu di sebuah lapangan luas, di sekolah One High School tampak Al, El, dan Oka sedang latihan menembak. Itu merupakan salah satu hobby F4. Dan jelas terlihat Al yang tidak seperti biasa membidik sasaran jauh di depan, kali ini terlihat lebih emosional. El dan Oka merasakan Al sedang badmood, dan mereka sangat memahami karakter Al.

Selesainya mereka bertiga latihan menembak, mereka pun menuju mobil masing-masing yang terparkir khusus diluar. Al mengendarai mobil sport hitamnya dengan sangat kencang, portal parkir sekolah pun ditembus tidak memperdulikan apapun. Sementara El dan Kao masih berdiri melihat kelakuan Al yang berlebihan.

"Ini sudah kelewatan, kalau begini terus, aku ngga kaget kalau akan ada yang mati, dan kurasa tidak pernah ada kejadian separah ini semenjak kak Nabila menikah."

"Ayo cepatan! Kita cari tahu, sebenarnya masalahnya seperti apa."

.

.

.

Siang harinya usai pulang sekolah, Yuki pergi ke hotel tempat dimana dia menginap waktu malam itu. Masih dengan mengenakan seragam sekolah, dan didukung dengan wajahnya yang masih terlihat imut, membuat semua tamu dan petugas hotel memandangi Yuki dengan tanda tanya.

"Permisi, selamat siang...apakah waktu semalam ada pria yang menginap di kamar 208?" Tanya Yuki pada recepsionist.

"Maaf, tidak ada." Jawab recepsionist itu sinis. Dan dengan lunglai, Yuki berjalan keluar dari lobby masih dengan pandangan sinis oleh tamu dan petugas hotel, Yuki pun hanya bisa tertunduk karena malu dilihat oleh orang-orang.

.

.

.

Di toko bubur tempat dimana Yuki bekerja, sekarang sudah ada El dan Oka yang ingin membantu Yuki.

"Pertama, yang paling penting adalah menemukan pria ini." Ucap Oka sambil melihat photo Yuki dan pria itu di atas ranjang.

"Kamu bilang...kamu bertemu dengannya di club itu ya?" Lanjut Oka mencoba menyelidiki lebih lanjut.

Dan Yuki pun hanya menganggukkan kepalanya, "Aku bahkan sudah ke hotel untuk bertanya, apa mereka mengenalnya, tapi tak seorangpun tahu."

"Terus waktu kamu bangun pagi harinya, apa ada yang aneh di dalam kamar hotel? Seperti kartu nama atau barang pribadi?"

"Aaaaaa.....dia menuliskan sebuah pesan di cermin 'TERIMA KASIH UNTUK TADI MALAM', seperti itu dengan lispstik merah."

"Lipstik????"

"Ya"

"Apa itu punyamu?"

"Tidak"

"Berarti itu adalah milik pria itu." Sambung Marsha yang juga ikut membahas masalah Yuki.

"Berarti di hotel itu ada tiga orang, yaitu Yuki, pria itu, dan seorang lagi.... alibiku adalah seorang wanita, karena jelas ada tulisan di cermin dengan mengenakan lipstik."

"Ya benar, lihatlah photo ini.... Photo ini diambil oleh orang lain. Itu artinya ada orang ketiga disana." Ujar El masih melihat photo itu di laptop dengan seksama.

"Jadi... Dia si pemilik lipstik itu?"

Marsha pun mencoba menghapus noda di laptop itu, "Ini kenapa sih kotor begini... tapi kenapa tidak hilang-hilang ya?"

Hingga akhirnya El menzoom gambar pria itu, "Aaahaaaa....ini dia.. Ayo Kao, kita pergi!"

"Tung...tunggu..." Potong Yuki.

Boys Before FlowersWhere stories live. Discover now