Chapter 7

614 101 12
                                    

Malam itu Al bermain baseball dengan teman-teman di lapangan sekolah. Terlihat Al menguasai bola itu dan bermain dengan kasar, jika Al melakukan hal seperti itu, biasanya Al sedang bad mood. Setelah selesai bermain baseball, Al membersihkan diri mandi di bawah air shower dengan kaca besar di depannya. Masih menatap kaca di depannya, Al melihat wajah dan seluruh badannya terngiang oleh kata-kata yang diucapkan oleh Yuki padanya.

Setelah selesai mandi dan ganti baju, Al turun ke bawah dan akan pulang ke rumah. Namun langkah Al terhenti saat melihat sebuah poster bergambar sebuah kapal pesiar di sebuah pulau yang bertuliskan,

TAMASYA SEKOLAH SELAMA SEBULAN KE EROPA UNTUK ANAK KELAS DUA DAN TIGA.

"Tamasya sekolah?" ucap Al dalam hati sambil menyunggingkan senyum di bibirnya.

***

Di toko bubur, Yuki yang sedang sibuk menyiapkan mangkuk bubur sambil ngobrol dengan Marsha.

"Apaaaaa? 100 juta? Gila mahal banget, mereka sih uang segitu nothing buat jalan-jalan, nah kita... ke Eropa menghabiskan uang banyak." ucap Marsha pada Yuki.

"Iya sih, mereka kan memang anak-anak tajir, jadi ngga masalah keluar uang segitu."

"Yuuuk...kita minta ke orangtua kita untuk pergi berlibur, atau...apa kita bisa pergi main sambil menghasilkan uang?"

"Jadi.. Lu gimana, Ki?"

"Mau gimana lagi, aku mana bisa ikut, lebih baik selama liburan gue kerja keras dan cari uang. Aaaaaaaaaah... Papa... Papa gue bikin masalah lagi. Keluarga gue sekarang kehabisan uang.

Tiba-tiba ponsel Marsha berbunyi, "Hallo ma... apaaaaa? Seriuuuuus? Apa Marsha bisa pergi sama Yuki, ma? Benaaaaaar ma????? Mama udah minta tolong ke tante kan, buat bantuin dana liburan? Asyiiiik.... Ok, makasih ya ma... Sayang mama."

Marsha pun mematikan panggilan dari sang mama dan beranjak kegirangan karena mama dan tante Marsha membantu dana agar Marsha bisa berlibur dan Yuki juga bisa ikut.

"Horeeeee....akhirnya kita bisa berlibur juga." Teriak Yuki dan Marsha sambil berpelukan.

***

Di bandara Internasional Soekarno Hatta, terlihat murid-murid One High School yang sudah berada disana menunggu penerbangan menuju Eropa.

Terlihat Al yang gelisah ngga karuan bulak balik, seperti sedang menunggu sesuatu. Tak ketinggalan dengan Hiro yang juga terlihat resah.

"Heeei...kalian berdua kenapa sih? Resah gitu, ada apa?" Tanya El yang bingung melihat Al dan Hiro gelisah.

Al tidak menghiraukan El.

"Duuuh...Al Ghazali ganteng banget ya, apalagi hari ini..duh ngga kuat liatnya." Ucap Ginger terpesona melihat Al hari ini.

"Al...lu sedang menunggu seseorang?" Tembak Oka.

"Menunggu siapa?" Jawab Al mencoba mengelak.

"Nanti kan pasti lama di pesawat, jadi gue lagi pemanasan." lanjut Al mencari alasan.

"Hei Al, kenapa sih lu ngotot pengen pergi bersama semua murid kali ini? Kenapa ngga pakai pesawat pribadi lu aja kan ngga usah repot begini. Tumben-tumbennya Al." Ujar El.

"Hehe..ini kan tamasya sekolah, ini akan jadi kenangan masa SMA gue. Bukan begitu, Hiro?" Jawab Al mencoba mengeles.

"Apa?" Tanya Hiro bingung dengan apa yang diucapkan Al karena dia pikirannya sedang tidak berada disana saat ini.

Boys Before FlowersWhere stories live. Discover now