20-Till we meet again.

1.8K 172 63
                                    

Sefruit drama untuk kalian yg sudah sabar menanti book ini hiatus berbulan" (>-<)

Baca ulang chapt sebelumnya dulu ya, biar emosinya dapet:")

Ini panjang ya, sampe 3k:") Enjoy!

...

Jimin's POV

"Jiminnie? Sayang, ayo keluarlah. Kau belum makan seharian ini..." Rasa khawatir terdengar pekat di setiap kata-katanya, tapi aku mencoba bersikap abai pada Seokjin yg dengan sabar mengetuk pintu kamarku.

Setelah mendengar pernyataan mengejutkan dari Seokjin pagi ini, aku segera melarikan diri menuju kamarku dan mengurung diri.

Kepalaku terasa luar biasa pening akibat menangis seharian dan mataku terasa sangat perih; tapi tetap saja air mata terus jatuh mengaliri kedua pipiku, seraya bergelung memeluk lutut diatas kasur.

Mengapa?

Satu kata yg terus menerus memenuhi benakku saat ini. Hatiku terasa sakit lagi dan lagi ketika mengingat semua masalah yg sebelumnya telah kami lalui dan berhasil kami lewati; dan betapa pria itu selalu bersikap seenaknya terhadapku.

Min Yoongi.

Nyatanya ia memang tidak pernah mempertimbangkan aku.

Perasaanku.

Dan kini aku tidak bisa menghentikan diriku sendiri untuk berfikir bahwa aku dipermainkan.

Karena ia berkata bahwa ia mencintaiku, tapi di waktu yg sama ia juga ingin mengusirku dari hidupnya.

Mengucapkan kata-kata manis terhadapku, tapi pada akhirnya ia melakukan kekejaman yg menyakitiku.

Menjanjikan hal-hal indah yg membuatku terbuai, tapi disaat yg sama ia jugalah yg menghancurkan angan tersebut.

Aku selalu berfikir bahwa aku bisa memahaminya dengan baik, tapi nyatanya tidak.

Tidak sama sekali.

Memahami Yoongi, teramat sulit bagiku.

Karena kini ia menjelma paradoks dimataku.

...

"Minum ini, hyungie." Ucap Jungkook sambil menyodorkan sebuah mug berisi coklat panas dengan lelehan marshmallow di atasnya. Aku meraihnya perlahan, lalu menyesapnya sedikit. Seketika rasa manis yg hangat memenuhi rongga mulutku, dan entah bagaimana berhasil meringankan sedikit beban dihatiku juga.

Seperti biasanya saat menghadapi masalah, aku melarikan diri. Pergi ke rumah Jungkook saat hari sudah menjelang malam dan Seokjin sudah tidak berada didepan kamarku. Mengendap-endap keluar lalu menyetop taksi dengan cepat; aku melakukannya karena aku tahu, jika aku terus memikirkan semua ini seorang diri aku hanya akan merasa semakin tersakiti dan patah hati. Aku membutuhkan seseorang untuk berbagi, dan tentu saja orang itu adalah Jungkook.

"Terima kasih, Jungkookie." Aku memberikan pemuda manis itu sebuah senyum simpul. Jungkook mengangguk senang. Mendudukan dirinya disampingku, Jungkook mengusap bahuku lembut.

Dilemma.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang