21-It's always been him.

592 46 13
                                    

It's been a year omg akhirnya update hehe rajin bgt kan aku~ *ditabok readers*  anw kalo dah lupa jalan ceritanya silakeun baca ulang chap sebelumnya😢🙏


Enjoy!

...

Author POV

Sekembalinya Seokjin dan Jimin ke Helsinki, pria itu dengan sigap mengurus seluruh keperluan Jimin. Mulai dari kepindahan studinya, izin tinggalnya, keperluan hariannya hingga masalah adaptasi Jimin dengan bahasa dan lingkungan barunya—Seokjinlah yg mengatur semua hal itu. Pria itu benar-benar menjalankan perannya sebagai seorang wali dengan sangat baik.

Bahkan mungkin, terlalu baik.

Hingga Jimin seringkali merasa terkagum-kagum karena selain mengurusi dirinya, sebagai orang tua dan suami Seokjin juga mengurusi keperluan Namjoon dan Haru—bayinya yg cantik—serta di beberapa kesempatan juga turut membantu Namjoon di perusahaan keluarganya.

Ya, Kim Seokjin memang sehebat itu.

Sesempurna itu.

Menyaksikan Seokjin membuat Jimin ingin menjadi mandiri dan lebih kuat, lebih tangguh. Seokjin membuat Jimin ingin menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

Maka dari itu, selepas Jimin menamatkan SMA ia menyampaikan keinginannya pada Seokjin dan Namjoon untuk tinggal sendiri dan kuliah di luar kota Helsinki. Selain karena ia ingin menjadi lebih mandiri dan mencoba tinggal seorang diri, Jimin juga mendapatkan tawaran beasiswa di Espoo.

Fully funded, di School of Business dari Aalto University.

Meski sempat ditentang Seokjin, akhirnya Jimin berhasil meyakinkan pria itu bahwa ia mampu hidup mandiri; dengan catatan ia wajib pulang ke Helsinki setiap libur semester maupun hari libur nasional berlangsung.

Maka, seperti itulah kira-kira gambaran kehidupan Jimin selama di Finlandia hingga kini ia menginjak tahun ke-2 perkuliahannya. Kesibukannya sehari-hari berpusat pada kegiatan perkuliahan, magang sekaligus mempelajari bisnis perusahaan Namjoon, bermain dengan Haru, serta tenggelam dalam rasa rindunya untuk Yoongi.

Percaya atau tidak, selama ini pria itu tidak pernah menghubungi Jimin. Satu kali pun. Tak terhitung berapa ratus post card yg Jimin tulis; berapa ribu email dan pesan yg Jimin kirim; serta jutaan kali panggilan-panggilan telpon yg ia tujukan pada nomor pria itu; semuanya tidak pernah berbalas.

Sering kali Jimin begitu merindu hingga terasa menyakitkan, merasa begitu kasihan pada dirinya sendiri dan ingin berhenti saja; tapi ia selalu kembali menguatkan hatinya dan berusaha mempercayai ucapan Yoongi sebelum mereka berpisah. 

Jimin percaya Yoongi akan kembali padanya. Datang padanya, kembali memeluknya.

Ia ingin mempercayai janji mereka.

Karena itu, Jimin tidak punya pilihan lain selain menunggu Yoongi sendiri yg pergi menemuinya (yg entah kapan akan terjadi, ia tidak tahu) seraya mengalihkan pikirannya pada hal-hal yg membuatnya sibuk dan mengaktualiasasi dirinya.

...

Jimin POV

Hari ini adalah Jumat dan merupakan hari terakhir perkuliahanku di minggu ini. Hari pembuka dari akhir pekan; yg membuatku secara spontan menerbitkan senyuman karena akhirnya aku bisa pulang ke Helsinki dan berkumpul dengan Seokjin, Namjoon dan Haru. Namun, sebelum benar-benar bisa menikmati hari liburku di Helsinki, aku masih memiliki satu agenda lain yang harus aku hadiri, yaitu dinner party dengan mahasiswa berkewarganegaraan Korea Selatan lainnya. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 10, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dilemma.Where stories live. Discover now