Chapter 16
Apa yang terjadi setelah Makan malam.
=
Follow your heart and search your love
-------
Taehyung merasa seluruh kosentrasinya hilang. Pikirannya terasa kosong secara tiba–tiba, dia masih belum bisa memproses atas apa yang baru saja di lihatnya. Entah, dengan cara bagaimana dan dengan proses apa. Gadis yang mati–matian berusaha di lupakan dan di hindari Taehyung. Dengan tanpa sengaja ada di depannya. Ibarat, takdir yang mencoba memberinya sebuah kejutan.
Mata Taehyung masih mengunci wajah gadis itu. Mengunci, untuk sekedar melihat secara teliti mencoba untuk menyakinkan pemandangan yang ia lihat itu bukan halusinasi semata. Gadis yang sekarang sedang duduk di meja depan, sedari tadi masih menunduk. Kalau di ukur sekitar sepuluh meter dari mejanya-- jarak yang tak begitu jauh— membuat Taehyung bisa dengan mudah melihatnya. Gadis itu sedang memandangi ramennya. Wajahnya terlihat senang dan gembira.
Tak seperti kemarin, saat Taehyung masih menguntit gadis itu di Jembatan Banpo. Kondisi dan ekspresi wajahnya berubah 180 derajat. Kemarin, masih hangat di ingatan Taehyung—bahwa gadis itu selalu menunjukkan ekspresi yang sama saat berada di Jembatan Banpo, ekspresi terkesan sendu dan sedih sambil menatap sungai dengan tatapan kosong.
Pemandangan itu cukup membuat Taehyung seperti mendapatkan tendangan keras di kepalanya. Tiga bulan dia menguntit gadis itu, Taehyung tidak pernah mendapati gadis itu terlihat senang dan gembira seperti saat ini. Jauh berbeda dari ingatannya tentang gadis yang putus asa, tersiksa, tertekan, dan kesepian.
Taehyung bahkan pernah menarik kesimpulan, bahwa gadis itu mungkin tengah depresi maupun mengalami gejala stress.
Secara tiba-tiba, ada banyak pertanyaan yang muncul seketika di dalam kepalanya.
Kenapa gadis itu terlihat sangat sebahagia itu??
Kenapa gadis itu tiba – tiba bisa bersama Jeon Jungkook??
Dan, siapa gadis itu untuk Jeon Jungkook??
"Yaa!! Park Jimin, kau sudah selesai melayani pelanggan yang itu, cepat kemari!!" Seok Jin berseru lumayan keras, membuat beberapa orang pengunjung lainnya tampak memperhatikan acuh tak acuh. Kelakuan yang barusan di lakukan Seok Jin menarik perhatian pengunjung, dan sekarang membuat keduanya jadi pusat perhatian. Taehyung hanya menghela napasnya pelan, sambil melempar sumpit ke arah Seok Jin.
Kemudian, Taehyung yang sudah mendapat kendali mengalihkan pandanganya cepat-cepat. Dia merasa sedikit risih, saat semua pelanggan menengok ke arahnya. Dia menunduk, memijit tengkuknya yang terasa kaku tiba-tiba. Sebuah pertemuan dengan gadis itu, yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
Laki-laki bernama Park Jimin itu mengalihkan pandangannya, menemukan kedua sahabatnya sedang duduk di meja tidak jauh dari dirinya. Seok Jin dan Taehyung duduk di meja 12. Tidak begitu jauh dari meja yang sekarang dia tempati. Mata laki-laki yang lumayan sipit itu tampak membentuk garis lurus saat tersenyum lebar. Park Jimin mengacungkan jempol tangan kanannya, memberi isyarat pada Seok Jin dan Taehyung untuk menunggu sebentar.
"Seok Jin- Hyung," panggil Taehyung lirih setelah dia sempat melemparkan senyum kecil ke arah Park Jimin yang tadi menoleh ke arahnya.
Seok Jin memutar matanya dan menatap Taehyung, "Ne, ada apa Taehyung- ah?"
"Kau lihat gadis itu?? Gadis yang sedang bersama Jeon Jungkook, yang sedang...."
Seok Jin menyela. Dia sudah tahu kelanjutan kalimat yang akan di katakan Taehyung. Dari gestur tubuh dan mimik wajahnya, Seok Jin sudah tahu apa yang dialami Taehyung sekarang. "Yaa, aku melihatnya. Gadis yang bersama Jeon Jungkook itu, kan?? Gadis yang bisa membuatmu setengah gila. Memangnya kenapa??"
"Dia....gadis itu...dia orangnya."
#---0-0---#
"Jadi bagaimana keputusannya? Apa nuna menerima tawaranku??"
Pertanyaan itu terhenti ketika seorang laki-laki datang dengan nampan besar, membawa pesanan mereka. Meletakkan dua mangkuk besar ramen, nasi goreng kimchi pesanan Irene serta Nasi kari pesanan Jungkook ke atas meja. Bae Irene tampak bergeming menatap tangan pelayan laki-laki itu yang dengan cekatan meletakkan mangkuk besar yang sudah pasti terasa panas.
Sementara, topik pembicaraan Jungkook tentang mengajak Bae Irene untuk bekerja di perusahaannya harus tertunda terlebih dahulu, akibat Irene yang antusias dengan hidangan di depan mereka ini. Makan ramen tak boleh menunggu dingin, rasanya tak akan senikmat saat masih hangat.
Jeon Jungkook dan Bae Irene sedang makan malam di sana, sebuah kedai ramen pinggir jalan yang sangat ramai. Mereka berdua sedang dalam perjalanan pulang. Tepatnya Jungkook mengantar Irene pulang. Sore tadi, Jungkook yang saat itu baru saja keluar kantor mendapat telepon dari Irene untuk menjemput gadis itu di Myeondong.
Jungkook cukup kaget dan penasaran, apa yang dilakukan Irene di sana sendirian? Apalagi sore-sore? Saat sampai di tempat yang sesuai dengan yang di katakan Irene di telepon. Jungkook menemukan gadis itu menenteng dua kantong plastik besar yang tampak penuh— yang sepertinya berisikan persediaan bahan makanan.
Jungkook memutuskan untuk segera membantu mengangkat kedua kantong plastik itu dari gengaman Irene. Dia juga tidak memutuskan untuk bertanya-tanya kenapa Irene membawa kantong yang besar, karena laki-laki itu sudah menyimpulkan sendiri bahwa Nuna-nya itu habis berbelanja.
Lalu tiba-tiba, saat Jungkook baru saja mengangkat kepala, mengalihkan pandangannya dari mangkuk ramen yang tampak sangat menggiurkan— untuk sekedar mengucapkan terima kasih kepada pelayan itu, dia mendengar seruan lumayan keras yang membuatnya secara reflek menahan lidahnya untuk merasakan ramen tersebut.
"Yaa! Park Jimin, kau sudah selesai melayani pelangganmu yang itu, cepat kemari!!"
Jungkook menoleh ke arah sumber suara, lalu matanya menemukan presensi dua orang laki-laki yang masih sangat diingatnya. Pandangannya bertumpu pada laki-laki yang mengenakan kemeja putih, dengan bagian tangannya ditarik sebatas siku. Jasnya sudah di tanggalkan karena tadi siang saat Jungkook bertemu dengan laki-laki itu, dia mengenakan setelan lengkap.
Laki-laki itu yang baru saja berseru keras kepada laki-laki yang mengantarkan ramennya. Laki-laki yang di ingatnya bernama Kim Seok Jin. Lalu pandangan Jungkook beralih pada laki-laki yang masih lengkap dengan setelan kantornya seperti tadi siang, tampak sedang menunduk dengan tangannya menopang dahi, kelihatan seperti orang yang sedang migrain, Kim Taehyung.
Jungkook mendadak terdiam. Ia tak percaya atas hal ini. Beberapa menit yang lalu, dia sedang memikirkan laki-laki itu dan sekarang tiba-tiba secara kebetulan, laki-laki itu sekarang ada di tempat yang sama dengannya. Dia masih memikirkan, bagaimana bisa laki-laki yang bernama Kim Taehyung itu mirip dengan kakaknya yang telah tiada. Dia nyaris tidak mempercayai ini. Jungkook merasa sekarang dia seperti sedang bangun tidur . Entah bagaimana sebab dan asal-usulnya, dia dipertemukan dengan orang yang bisa dibilang mirip dengan kakaknya.
"Permisi, Selamat menikmati."
Suara pelayan laki-laki itu membuat Jungkook kembali. Dia kembali tersadar dari lamunannya sejenak. Jungkook sedikit mengerjap, lalu mengalihkan pandangannya cepat-cepat ke arah mangkuk ramen di depannya. Jungkook berusaha mengalihkan fokus perhatiannya. Dia berusaha mengintip dari sudut matanya. Pelayan laki-laki yang diketahui dari seruan Kim Seok Jin tadi bernama Park Jimin, tampak akrab dengan Seok Jin dan Taehyung, membuat Jungkook menyimpulkan bahwa mungkin mereka bertiga berteman, malahan mungkin sahabat.
"Jungkook-ah, ada apa?"
Jungkook yang mendengar Irene berucap, langsung memutar matanya menatap Irene. Laki-laki itu menggeleng tidak fokus. "Nuna lihat laki-laki itu??" tanya Jungkook dengan suara rendah. Dia menggerakkan bola matanya sebagai penunjuk.
Lalu seakan Irene mengerti, dia melanjutkan, "Mereka adalah relasi yang kutangani hari ini."
To be Continued.......
KETERANGAN :
Ne : Iya
KAMU SEDANG MEMBACA
Bridge And Destiny (Taehyung X Irene ) Vrene Fanfiction
Fanfiction(SELESAI - END) Aku selalu berandai-andai bisa mendengar suaranya,bisa menyentuhnya, menggengam tanganya, lalu bertanya, apa yang sedang kau tunggu setiap senja disini? - Kim Taehyung --- Taehyung sudah lama memata-matai gadis itu.Gadis yang set...