Chapter 21
Heart Beat
What the hell is going on? Why this heart beating likes a time bomb?
"Nuna, kau sudah mengecek semua?"
"Semuanya, sudah aku masukkan ke dalam map ini."
Jeon Jungkook mengangguk-anggukan kepalanya, kemudian mobil Jungkook menepi ke sebuah gedung pencakar langit yang tidak asing.Irene mengernyit.Kenapa berhenti di tempat ini?
"Nuna, aku harus segera menjemput Eomma.Hari ini Eomma pulang dari Madrid.Kau bisa mengurus ini sendiri? Bagus.Aku tahu kau bisa Nuna!!" Tanpa menunggu jawaban Irene, Jungkook keluar cepat-cepat, lalu berlari kecil untuk membukakan pintu mobil untuk Irene.
Seakan Jungkook tidak memedulikan ekpresi Nuna-nya tersebut yang belum bereaksi apa-apa, Jungkook berbicara lagi, "Oh ya, Nuna, nanti pulang naik taksi saja.Sepertinya aku tidak bisa menjemput Nuna.Setelah menjemput Eomma, aku perlu pergi ke Gangnam."
Setelah beberapa saat berlalu dan Irene masih belum juga mengeluarkan sepatah kata apapun.Dia masih diam tak bergerak.Jungkook akhirnya mendengus.Dia berkacak pinggang, bersandar pada pintu mobil yang terbuka, "Nuna-ya, ppali!!! Taehyung-ah sudah menunggu.Eomma pasti akan marah-marah kalau aku sampai menjemputnya telat."
Satu detik.Dua detik.Tiga detik....
Irene sedikit mengerjap, mencoba untuk kembali bangun dari lamunannya.Ia lalu menatap Jungkook linglung.Perlahan, Irene melangkah turun, lalu membiarkan Jungkook untuk menutup pintu mobil.Irene lalu segera berjalan sedikit ke pinggir, dia merapikan pakaiannya.Mencoba untuk terlihat rapi dan sopan.
"Oke, Pergilah.." dengus Irene setelah berpikir beberapa saat.Tadinya dia ingin melakukan protes.Kenapa juga dia harus ditinggal sendirian di sini.Tak dijemput pula.Bagaimana ini bisa terjadi? Itulah hal-hal yang berkecamuk di pikiran Irene.Bisa-bisanya Jungkook menelantarkan dirinya di sini sendirian.Tapi kemudian, Irene berpikir ulang, kenapa dia harus protes? Jungkook bisa curiga nanti.Well, dia hanya perlu menemui Kim Taehyung, lalu menyerahkan map biru yang dibawanya, kan? Tidak akan sulit dan tak memerlukan waktu yang lama, mungkin hanya sepuluh sampai lima belas menit.
Lagi pula, Jungkook tidak perlu fakta tentang Irene yang diam-diam setiap malamnnya sering sekali terngiang-ngiang suara dan tatapan Kim Taehyung.Semakin Irene menampik delusinya, semakin sering pula wajah dan suaranya menghantuinya setiap hari.Dia masih binggung dengan perasaaannya sendiri.Tidak.Jungkook tidak perlu tahu.Jungkook mungkin akan membenci Irene nanti.Baiklah, dia hanya perlu mengatur kendali tubuhnya, menetralkan detak jantung dan rasa gugupnya.Lalu bersikap normal, Tidak akan susah.
Semoga saja...
-------
Irene berhenti tepat di depan ruangan dengan pintu bercat coklat kayu.Setelah menaikki lift menuju lantai tujuh belas dengan waktu sekian menit, debaran di jantungnya semakin tidak terkontrol.Keringatpun membasahi dahinya, sudah beberapa kali dia mengelapnya dengan tisu yang dia bawa.Dadanya seperti berdesir-desir aneh.Irene tidak mau memikirkannya.Dia mencoba untuk fokus dengan pekerjaannya sekarang, mencoba untuk bersikap profesional.
Mungkin dia hanya gugup.Dan, kenapa dia gugup jika bertemu seorang laki-laki bernama Kim Taehyung? Ini bukan seperti dirinya sendiri.Sebelumnya, Bae Irene bukanlah tipe yeoja yang mudah canggung atau mudah gugup.Dia sangat percaya diri dimanapun.Di rumah maupun diluar.Dia dulu sangat profesional, dan tidak seperti ini.Percaya diri dan yakin.Tapi kenyataannya yang terjadi sekarang? Huah, Irene ingin sekali mengacak-acak rambutnya jika saja saat ini dia tidak berada di depan pintu yang di dalamnya ada seorang laki-laki bernama Kim Taehyung.
Tangannya terulur hendak untuk mengetuk pintu.
"Masuk saja."
Irene merasakan napasnya sedikit tercekat.Meskipun itu bukan suara Taehyung, tiba-tiba sepasang kakinya mendadak gemetar.Kakinya terasa kehilangan kekuatannya.Dia menggeleng-gelengkan kepala sambil mengerjap beberapa kali.Irene lalu menarik napas dalam-dalam, dan menghembuskan napasnya panjang. "Emhh.." Dia berdehem sedikit untuk menghilangkan kegugupannya dan tengorokannya yang tiba-tiba terasa kering.Irene lalu memutar kenop pintu dengan tangan yang gemetaran.Dia baru tahu kalau membuka sebuah pintu saja bisa setegang dan sesusah ini.Konyol sekali!!.
"Oh, Irene-ssi."
Kim Seok Jin yang ada di dalam ruangan itu menyapa pertama kali.Irene membungkuk sedikit, berusaha tersenyum.Dia berdoa dalam hati semoga senyumannya tidak kelihatan aneh.
Irene tidak menemukan keberadaan Kim Taehyung.Dahinya berkerut dan sebelum dia bertanya, Kim Seok Jin sudah memberi jawaban terlebih dahulu. "Taehyung akan kembali sebentar lagi, silahkan duduk."
Irene mengangguk, kemudian segera duduk.Sendi-sendi geraknya terasa kaku dan kejang seperti sebuah robot tua yang kekurangan pelumas.Kali ini, Irene benar-benar mengumpat Jungkook dalam hati.Kenapa dia tega memperlakukan Nuna-nya seperti ini.Terperangkap di ruangan yang sama dengan orang yang sudah membuat jantungnya berdetak tak normal.
Lalu pintu ruangan terbuka. "Bae Irene-ssi, Anda sudah datang?"
Irene yang sedang sibuk dengan pikirannya terkejut dengan suara yang tiba-tiba saja masuk menembus ke gendang telinganya.Dia buru-buru segera berdiri tapi tiba-tiba, entah bagaimana kakinya terasa gemetar kehilangan kekuatannya.Membuatnya kehilangan keseimbangan dan dia nyaris jatuh tersungkur jika saja lengannya tidak di cengkeram sebuah tangan milik..... Kim Taehyung?
Irene tidak bereaksi beberapa detik, dia seperti patung yan diam tak bergerak.memperhatikan lima jari yang mencengkeram lengannya kuat.Lima jari yang entah kenapa dan bagaimana mengaliri getaran seperti listrik statis yang membuat nyawanya tersentak.Irene buru-buru segera menarik diri, tapi satu detik kemudian karena terlalu cepat, kali ini kaki kirinya terantuk kaki kanannya dan dia lagi-lagi nyaris jatuh jika saja tangan Kim Taehyung tidak menahan pinggang belakangnya dengan sigap.
Irene menemukan sepasang mata coklat ke abu-abuan yang membuat napasnya mendadak tertahan.Mata dengan tatapan teduh dan menusuk yang membuat wajahnya terasa terbakar.Irene menarik diri cepat.Kali ini dia berhasil berdiri dengan dua kaki secara benar.Irene tahu wajahnya memerah, tapi masa bodoh dengan itu!! Siapa yang peduli memangnya.Terkutuklah sepatu berhak tinggi tujuh senti itu!!
"Pelan-pelan, Irene-ssi.Anda bisa terjatuh lagi nanti.Apa sekarang aku sudah bisa kembali duduk di kursiku?"
Irene melongo untuk beberapa saat, kenapa Kim Taehyung harus meminta persetujuannya untuk duduk di kursinya?
"Baiklah.Anda sudah tidak butuh bantuan saya untuk berdiri lagi.Kaki anda sepertinya sudah benar."
Irene mengerjap.Ah, sial!!! Otaknya kenapa jadi bekerja lambat begini?!!! Irene menunduk, lalu mengatur napasnya.Dia segera mendongak lagi, menemukan Kim Seok Jin yang sedang terkikik geli.Oh, sekarang double sialan!! Irene membuang wajahnya cepat-cepat.Seperti apa wajahnya sekarang? Pasti sudah seperti kepiting rebus.Merah padam.Memalukan sekali!! Dia benar-benar berhasil menjadi bahan lelucon untuk dua orang laki-laki itu.Irene mendengus kesal dengan dirinya sendiri.
"Aku perlu keluar sekarang..." cetus Jin membuat Irene dan Taehyung kompak menumpukkan pandangan pada laki-laki itu.Irene sendiri menunggu sampai benar-benar bahu Jin tenggelam di balik pintu, kemudian dia seketika mendesah lega.Lega? Tidak.Tidak.Malahan, Sekarang dia hanya akan berdua dengan Kim Taehyung dalam ruangan ini? Gila! It's so Mad.Dia bisa gila setelah keluar dari ruangan ini.Sekarang, debaran jantungnya meningkat enam kali lipat.Sial!! Kendalikan dirimu, Bae Irene.
To be Continued.......
KAMU SEDANG MEMBACA
Bridge And Destiny (Taehyung X Irene ) Vrene Fanfiction
Fanfiction(SELESAI - END) Aku selalu berandai-andai bisa mendengar suaranya,bisa menyentuhnya, menggengam tanganya, lalu bertanya, apa yang sedang kau tunggu setiap senja disini? - Kim Taehyung --- Taehyung sudah lama memata-matai gadis itu.Gadis yang set...