MSIMH: 3

19.1K 571 12
                                    

Happy reading....

"Kamu dengan David" kata Salim tiba tiba.

"Apa....."kagetnya

Yana yang pada saat itu sedang minum, mendengarkan perkataan papanya langsung terasedak. Dia syok atas apa yang telah didengarnya

Sementara David masih dengan Ekspresi yang sama datar terkejut pun tidak. Apa dia sudah tau dengan perjodohan ini sampai sampai dia tidak terkejut sama sekali.

Apa aku sama kak David?

"Papa, aku itu masih sekolah, masih kecil masih banyak cita cita aku yang aku harus gapai"
Pinta yani protes

"Yana, masalah sekolah jangan khawatir kamu masih bisa lanjut sekolah, pernikahan ini dirahasiakan hanya kita sekeluarga yang tau"

"Ta...tapi pa---"perkataan Yana tepotong

"Papa tidak menerima penolakan Yana, mau kamu mau atau tidak, pernikahan ini harus berlangsung" tegas Salim.

Yana hanya bisa diam, dia tidak bisa membantah lagi. Jika papanya sudah tegas seperti ini, ucapannya harus terpenuhi. Meskipun dalam hatinya dia juga merasa senag karna akan menikah dengan David senior yang sangat ia idam idamkan tapi kembali lagi apakah David akan menerimanya.

"Besok, kamu sama Yana pergi membeli cincin pernikahan, mama sudah pesankan kalian kesalah satu toko langganan mama" kata Anita pada David yang hanya ditanggapi dengan deheman.

'Ya ampun, kak David kenapa bisa tenang tenang aja sih . Apa dia tidak cemas ini kita mau dinikahin loh bukan jadi pacar.
Ini juga mama papa mereka pikir pernikahan itu main main apa' batin Yana yang menatap semua orang yang ada diruangan itu dengan pandangan tidak percaya.

*****

Pagi ini aku masuk sekolah dengan sangat sangat tidak bersemangat. Tadi malam aku tidak bisa tidur karna memikirkan seminggu lagi aku sudah akan jadi seorang istri.

"Yana...." teriak Anggi.

"Apaan sih gi teriak teriak aja, jadi budeg ni kuping gue" kesal gue pada anggi.

"Tau tuh, dia pikir ini hutan kali ya" tambah Sindi.

"Hehe.... Yaudah sih kan gue lagi kangen sama Yana"

"Kangen kangen baru juga satu hari ngak ketemu. Plis de Gi jangan lebai gitu" ucap yana ketus.

Mendengar jawaban Yana yang ketus membuat kedua sahabatnya langsung saling memandang. Anggi seperti sedang berbicara tapi hanya lewat balin seakan mengatakan 'ada apa dengan dia' dan Sindi sendiri hanya mejentikkan bahunya sebagai jawaban pertanyaan Anggi.

"Trus loe kenapa? ngak biasanya tidak semangat kaya gitu" melihat keadaan Yana yang sedari tadi tidak semangat seperti biasanya.

"Ngak ada apa apa ko..."jawab Yana dengan dusta.

"Yana, kalu kamu punya masalah cerita aja ke kita, kitakan sahabat. Mungkin aja setelah mendengar curhatan loe kita bisa bantuin" Kata Sindi yang khawatir dengan sahabatnya.

"Bener ngak ada apa apa..."

Yang benar saja jika Yana memberi tahu kedua sahabatnya ini tentng perjodohan ini, Bisa bisa dia tertawakan sekencang kencangnya sampai sampai selurul siswa yang ada di kelas akan tau. Apalagi mulut mereka itu ember bocor yang paling tidak bisa menjaga rahasia.

"Serius nih..."btanya Sindi kembali

"serius lah, tau lah orang lagi PMS "ucap yana untuk meyakinkan kedua sahabatnya.

My Senior Is My HusbandWhere stories live. Discover now